Masih Dikelola dengan Sistem Kekeluargaan Bikin UMKM Sulit Berkembang

Tentunya bukan tanpa alasan UMKM masih menjadi pusat perhatian oleh pemerinatah. Pasalnya, UMKM masih berhadapan dengan isu-isu yang menghambatnya.

oleh Jessica Sheridan diperbarui 29 Mar 2023, 13:20 WIB
Diterbitkan 29 Mar 2023, 13:20 WIB
UMKM.
Ilustrasi seorang pria sedang melakukan transaksi toko online miliknya. (Foto: Shutterstock)

Liputan6.com, Jakarta Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau yang umum disebut UMKM masih menjadi obyek yang terus diusahakan eksistensi dan perkembangannya oleh pemerintah. UMKM sendiri umumnya bergerak dalam bentuk industri, kebanyakan dari mereka adalah produksi pakaian, kerajinan, hingga makanan.

Tentunya bukan tanpa alasan UMKM masih menjadi pusat perhatian pemerintah. Pasalnya, UMKM masih memiliki banyak tantangan dan hambatan.

Selain karena status usaha UMKM yang informal, kenyataan bahwa UMKM kebanyakan masih dimiliki perorangan atau yang dikelola secara keluarga menjadi satu faktor permasalahan sulitnya mengembangkan UMKM.

Chaikal Nuryakin, Kepala LPEM FEB Universitas Indonesia dalam webinar pada Selasa (28/3/2023), menggarisbawahi isu terkait usaha UMKM ini yang masih tidak terpisahkan dengan perekonomian di dalam keluarga atau pribadi pemiliknya. Ini bisa menyebabkan sumber pembiayaan usaha menjadi rancu dan tidak stabil karena bercampur dengan keuangan keluarga.

“Segala-galanya masih berkaitan dengan ekonomi rumah tangga. Boleh jadi ketika dia meminjam untuk usaha, boleh jadi digunakan untuk kepentingan keluarga atau mungkin nanti ketika punya tabungan atau sebagainya, seharusnya digunakan untuk keperluan keluarga, digunakan buat usaha.” jelasnya.

Chaikal juga menegaskan bahwa hal ini perlu segera disolusikan, terkait mengubah yang sebelumnya internal menjadi eksternal dan informal menjadi pinjaman formal.

Untuk meningkatkan daya saing UMKM, pemerintah dan pihak-pihak lain sudah melakukan berbagai upaya. Salah satunya adalah memberikan onboarding.

Proses ini membuka peluang UMKM untuk menjangkau pasar yang lebih luas, dibantu dengan digitalisasi.

Onboarding Tidak Selalu Menjadi Solusi

Webinar “Digitalisasi Dalam Mendukung Akses Permodalan UMKM”
Chaikal Nuryakin membahas permasalahan dan solusi bagi UMKM dalam Webinar “Digitalisasi Dalam Mendukung Akses Permodalan UMKM”, Selasa (28/3/2023).

Sayangnya, onboarding pun masih terkendala terutama bagi segmen ultra mikro.

Beberapa kendala onboarding pada segmen ultra mikro:

  • Rendahnya kepemilikan dan penggunaan smartphone
  • Rendahnya literasi digital dan keuangan
  • Terbatasnya infrastruktur digital dan keuangan
  • Tingginya biaya internet

Hal tersebut belum termasuk dengan faktor-faktor luar yang menambah kesulitan UMKM untuk berkembang, seperti kepercayaan konsumen, promosi melalui iklan berbayar, dan kredibilitas toko yang dilihat melalui review.

Chaikal menekankan, sangat perlu untuk melihat faktor-faktor ini. UMKM yang baru memulai dan belum memiliki banyak pembeli bisa dianggap memiliki kualitas yang buruk hanya karena review yang sedikit dari pembeli atau tidak ada sama sekali karena belum memiliki pelanggan.

Menurutnya, solusi yang bisa diajukan adalah sertifikasi resmi dari pemerintah atau platform bagi merchant baru supaya ada tanda yang menunjukkan kredibilitas toko. Butuh waktu lama jika hanya menunggu ramai pembeli untuk melihat seberapa baik toko tersebut.

Chaikal juga menyinggung adanya solusi permodalan, seperti Fintech. Di sisi lain, UMKM juga bisa memanfaatkan tren baru, yaitu social commerce atau berjualan di media sosial, seperti melalui platform live Tiktok. Hal ini dapat jadi pendongkrak untuk memicu datangnya pelanggan.

Program Digitalisasi UMK Bank Indonesia

Ketika digitalisasi menjadi salah satu upaya memajukan UMKM, Bank Indonesia memaparkan program digitalisasi yang dapat dijalankan.

1. E-framing

- Digital Framing

Pemanfaatan teknologi digital pada pertanian untuk meningkatkan kapasitas produksi dan efisiensi biaya (hulu) dan perluasan pasar (hilir).

2. E-commerce

- Onboarding UMKM

Perluasan pemasaran UMKM melalui berbagai saluran digital dengan penguatan digital skill & mindset, digital presence, digital marketing, dan digital operation.

- E-commerce ekspor UMKM

Perluasan pemasaran ke pasar global melalui saluran pemasaran digital e-commerce cross border.

3. Pendukung Financing

- SIAPIK

Aplikasi digital bagi UMKM untuk penyusunan laporan keuangan sebagai referensi bank dalam menganalisis kekayaan pembiayaan UMKM.

4. E-payment

Sarana pembayaran digital untuk memudahkan transaksi UMKM sebagai entry point ke dalam ekosistem ekonomi keuangan digital.

Infografis: Daftar Perusahaan yang Terpuruk di Era Digital
Infografis: Daftar Perusahaan yang Terpuruk di Era Digital
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya