Liputan6.com, Jakarta - Bandara Internasional Yogyakarta atau Yogyakarta International Airport (YIA) akan melayani penerbangan umrah. Penerbangan ini akan dari Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta menuju Bandara Pangeran Mohammad Bin Abdulaziz (MED) dan Bandara Internasional King Abdulaziz (JED).
General Manager Bandara Internasional Yogyakarta Agus Pandu Purnama menjelaskan, penerbangan internasional untuk umrah ini akan menggunakan pesawat jenis Airbus A330-900 Neo dari Lion Air.
"Rencana tersebut muncul saat pertemuan dengan 37 agen travel umrah se-Jawa Tengah dan DIY beberapa waktu lalu," kata Agus Pandu dikutip dari Antara, Rabu (24/5/2023).
Advertisement
Ia mengatakan rencananya penerbangan internasional akan dimulai awal Agustus 2023 satu kali dalam seminggu. Rencana pelayanan penerbangan, yakni Kamis JT118 YIA-MED 15.40-22.30 dan Jumat JT119 JED-YIA 02.10-17.00.
"Armada menggunakan Airbus A330-900 Neo dengan kapasitas 433 tempat duduk," kata Agus Pandu.
Sementara itu, Stakeholder Relation Manager Bandara Internasional Yogyakarta Ike Yutiane mengatakan dari segi fasilitas dan layanan pendukungnya, Bandara Internasional Yogyakarta sudah siap melayani penerbangan internasional, khususnya penerbangan umrah.
"Kami menyampaikan bahwa YIA siap. Namun informasi sampai dengan saat ini, belum ada permohonan resmi dari maskapai mengenai rute penerbangan dimaksud," katanya.
Sebelumnya, Ike mengatakan pada pertengahan triwulan kedua 2023 yaitu Januari sampai dengan 9 Mei 2023, YIA telah melayani 1.387.636 penumpang, dengan 10.389 pergerakan pesawat, dan 3.532.791 kilogram kargo.
"Masing-masing tumbuh sebesar 70,41 persen, 78,17 persen, dan 41,06 persen jika dibandingkan dengan 2022 pada periode yang sama," katanya.
Indonesia Dapat Tambahan Kuota Haji 8.000 Orang, Siapa Diutamakan?
Indonesia mendapat tambahan kuota haji untuk 8.000 orang dari pemerintah Arab Saudi. 640 diantaranya bakal dialokasikan untuk program haji khusus.
Ketua Umum Serikat Pemyelenggara Umrah dan Haji Indonesia (Sapuhi) Syam Resfiadi menerangkan tambahan kuota tadi akan dialokasikan bagi jemaah yang benar-benar sudah siap. Termasuk jemaah yang ikut program Haji Khusus.
"Alhamdulillah dengan berita menggembirakan bahwa Haji Khusus akan menerima tambahan kuota dari Pemerintah Arab Saudi dan pemerintah Republik Indonesia dimana tambahan quota tersebut akan kami gunakan untuk jamaah yang benar-benar siap berangkatan dengan mengutamakan nomer urut yang sudah siap sebagai persyaratan tambahannya," ujar dia kepada Liputan6.com, ditulis Minggu (21/5/2023).
Dengan adanya tambahan ini, Syam juga menyebut akan menyiapkan lokasi maktab. Mengingat, sejumlah maktab di dekat lokasi lempar jumroh sudah penuh. Termasuk adanya tambahan maktab bagi yang mengikuti program khusus.
"Jika dari tambahan kuota haji 8.000 baru, tetap saja 8 persennya adalah 640 jamaah Haji Khusus sesuai UU No.8 tentang Haji dan Umroh tahun 2019, harus disiapkan maktab baru dimana semua maktab dari nomer 111, 112, 113, 114, 115 dan 116 sudah penuh, maka perlu disiapkan nomer maktab barunya," beberanya.
Secara umum, Syam memastikan tetap menampung peserta jemaah haji tambahan tersebut. Terlebih lagi jika diperlukan adanya tambahan pesawat.
"Apapun kondisinya kami Haji Khusus siap melaksanakan pelayanan kepada Calon Jamaah Haji Khusus tambahan ini semaksimal mungkin. Begitu pula dengan pesawat pengangkutannya baik dari Garuda Indonesia maupun kami siap Carter sendiri," terangnya.
Â
Advertisement
Prioritaskan Lansia
Sebelumnya, Pemerintah Indonesia mendapatkan tambahan kuota haji sebanyak 8.000 jemaah reguler untuk ibadah haji tahun 2023 ini. Terkait hal itu, Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Fraksi Partai Golkar Ace Hasan Syadizly meminta Kementerian Agama memanfaatkan secara optimal penambahan kuota haji, sehingga dapat mengurangi daftar antrian haji di Indonesia yang cukup panjang dan lama.
"Komisi VIII DPR telah meminta kepada Kementerian Agama agar penambahan kuota ini diprioritaskan untuk jemaah haji lanjut usia," kata Ace di Jakarta, Jumat.
Dia menilai dengan penambahan kuota haji itu, tentu harus dibarengi dengan layanan bagi jemaah. Menurut dia, jemaah haji lanjut usia (lansia) harus mendapatkan prioritas karena membutuhkan pelayanan khusus.
Anggota DPR asal Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Barat II itu menjelaskan bahwa terkait dengan penggunaan kuota tambahan 8.000 bagi jemaah reguler, tentu memiliki konsekuensi bagi penambahan biaya.
"Jika digunakan bagi Haji reguler, maka sudah pasti memerlukan pembahasan kembali soal anggaran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH), terutama yang berasal dari nilai manfaat yang dikelola BPKH. Karena biaya Haji reguler itu kurang lebih 45 persen biayanya 'disubsidi' dari dana kelolaan haji," ujarnya.
Lunas
Kementerian Agama (Kemenag) telah menutup waktu pelunasan biaya haji khusus 1444 Hijriah pada Jumat 5 Mei 2023 lalu. Sebanyak 16.305 jemaah telah melunasi Biaya Perjalanan Ibadah Haji (Bipih) khusus.
Untuk diketahui, kuota haji khusus 1444 H berjumlah 17.680 orang, terdiri atas 16.305 kuota jemaah dan 1.375 kuota petugas Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK). Jumlah ini merupakan 8 persen dari total kuota haji Indonesia yang mencapai 221.000 orang.
"Alhamdulillah, pengisian kuota jemaah haji khusus tahun 1444 H/2023 M telah selesai 100 persen. 16.305 jemaah haji khusus, semua sudah melunasi biaya hajinya," ujar Direktur Bina Umrah dan Haji Khusus Nur Arifin dikutip dari siaran pers, Minggu (7/5/2023).
Advertisement