Pastikan Ketersediaan Benih Unggul, Ditjenbun Intens Monitor Nursery Perkebunan

Kegiatan produksi benih di BSIP NTB dimulai sejak 2022 dengan target 10.000 batang kelapa dalam dan 3.000 batang kelapa genjah.

oleh stella maris diperbarui 23 Jun 2023, 10:32 WIB
Diterbitkan 23 Jun 2023, 10:11 WIB
Ditjenbun
Pastikan Ketersediaan Benih Unggul, Ditjenbun Intens Monitor Nursery Perkebunan/Istimewa.

Liputan6.com, Jakarta Ditjen Perkebunan melalui Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya (BBPPTP) Surabaya intens memonitor perkembangan pembangunan nursery perkebunan. Hal itu dilakukan untuk memastikan ketersediaan benih unggul bermutu sesuai standar, 

Salah satunya, kegiatan produksi benih di BSIP NTB dimulai sejak 2022 dengan target 10.000 batang kelapa dalam dan 3.000 batang kelapa genjah. Menurut Kepala BBPPTP Surabaya, Fausiah, T. Ladja, setelah dilakukan proses produksi benih kelapa dalam, total jumlah benih kelapa dalam yang diajukan sertifikasi sejumlah 9.029 batang dan lulus sertifikasi sejumlah 8.177 batang.

Diketahui bahwa, jumlah benih kelapa dalam yang sudah disalurkan hingga Mei 2023 diantaranya di Kabupaten Lombok Tengah sejumlah 2.121 batang, Kabupaten Lombok Timur sebanyak 3708 batang, Kabupaten Sumbawa sejumlah 456 batang dan Kabupaten Lombok Barat sejumlah 1892 batang. Khusus untuk kabupaten Lombok Barat penyaluran dilakukan beberapa waktu di bulan Mei 2023 terhadap 3 kelompok tani seperti KT. Batu Putih, KT. Taman Sari, dan KT. Beriuk Kemos di Kecamatan Sekotong.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Ditjenbun
Pastikan Ketersediaan Benih Unggul, Ditjenbun Intens Monitor Nursery Perkebunan/Istimewa.

BBPPTP Surabaya rutin melakukan monitoring terhadap pertumbuhan benih kelapa genjah yang akan ditanam pada Desember 2023 sejumlah 3.000 batang. Data BBPPTP Surabaya menunjukkan bahwa, dari hasil monitoring, jumlah benih yang diperkirakan akan lolos sertifikasi sejumlah 1.367 batang, sedangkan ada benih yang tidak lolos sertifikasi dikarenakan mati, kerdil dan terdapat campuran varietas lain seperti genjah merah bali dan genjah salak. 

"Berharap agar benih yang sudah di salurkan segera di tanam oleh kelompok tani, dilakukan pemeliharaan dengan pemupukan dan pengendalian hama dan penyakit sehingga dapat tumbuh dengan baik," ujar Fausiah.

 

 

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya