Jaga Arus Investasi, Menteri Bahlil Harap Suhu Politik Tak Semakin Panas

Menteri Bahlil memandang, dengan kenaikan tensi politik, itu akan berpengaruh pada pergerakan arus investasi ke Tanah Air.

oleh Arief Rahman H diperbarui 21 Jul 2023, 19:00 WIB
Diterbitkan 21 Jul 2023, 19:00 WIB
Ilustrasi KPU, Pemilu, Pilpres, Pileg
Ilustrasi Komisi Pemilihan Umum atau KPU. Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia meminta tensi atau suhu politik kali ini tidak terlalu panas demi menjaga arus investasi di Indonesia.(Liputan6.com/Muhammad Radityo Priyasmoro)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia meminta tensi atau suhu politik kali ini tidak terlalu panas demi menjaga arus investasi di Indonesia. Pasalnya, 2023 hingga 2024 ini menjadi tahun politik yang kerap menaikkan tensi.

Bahlil memandang, dengan kenaikan tensi politik, itu akan berpengaruh pada pergerakan arus investasi ke Tanah Air. Jika suhu politik ini bisa dijaga, dia meyakini tak akan mengganggu perilaku investor dan calon investor.

"Sekalipun ini masuk tahun politik, tapi kalau boleh politik itu gak boleh panas, supaya kita menjaga stabilitas dan kita memperkecil wait and see dari pada investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia," ujar dia dalam Konferensi Pers Realisasi Investasi Kuartal II-2023, di Kantor Kementerian Investasi/BKPM, Jakarta, Jumat (21/7/2023).

"Alhamdulillah sampai sekarang walaupun sudah masuk tahun politik, suhunya tidak terlalu panas, hangat-hangat saja," sambung Bahlil.

Dia menyebut, meski sudah masuk tahun politik, realisasi investasi Indonesia di paruh pertama, Januari-Juni 2023 mencatatkan angka yang cukup baik. Terlihat, ada penanaman modal sebesar Rp 678,7 triliun. Angka ini merupakan 48,5 persen dari target investasi 2023 sebesar Rp 1.400 triliun.

Dia optimistis target yang diberikan Presiden Joko Widodo itu bisa tercapai tahun ini. Syaratnya, kembali pada upaya untuk menjaga gejolak politik tetap stabil. "Insya Allah yang penting gejolak politiknya nggak terlalu kencang," kata dia.

"Ya kalau ada dinamika di partai, ada proses munas, ya harus baik-baik. Pilpres ya jangan juga terlalu banyak tegang-tegang. Kita santai saja, nikmati saja, politik itu kan seni. Nikmati saja," pungkas Bahlil Lahadalia.

 

Investasi Tembus Rp 678,7 Triliun

Ilustrasi Investasi. Foto: Freepik/Funtap
Ilustrasi Investasi. Foto: Freepik/Funtap

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mencatat realisasi investasi di Indonesia mencapai Rp 678,7 triliun di semester I-2023. Investasi ini masih lebih besar penanaman modal di kawasan luar Pulau Jawa.

"Teman-teman, kalau 1 semester Januari sampai Juni kita sudah mencapai Rp 678,7 triliun, tumbuh 16,1 persen, sudah mencapai 48,5 persen dari Rp 1.400 triliun," kata dia dalam Konferensi Pers Realisasi Investasi Triwulan II 2023, di Kantor BKPM, Jakarta, Jumat (21/7/2023).

Atas capaian ini, Bahlil optimistis target investasi Rp 1.400 triliun tahun ini bisa dicapai. "Jadi alhamdulillah badan saya tak jadi pendek lagi, InsyaaAllah saya kok optimis ya kita sudha lewat 1 semester, ini bisa mencapai Rp 1.400 triliun, insyaaAllah mohon doa lah," tuturnya.

Bahlil menerangkan, dengan capaian investasi itu, ada penyerapan tenaga kerja sebanyak 849.181 orang.

Dilihat dari sisi sebaran lokasinya pun, investasi di Luar Jawa masih mendominasi dengah Rp 354,9 triliun atau 52,3 persen. Realisasi ini tumbuh 16,1 persen. Selanjutnya, investasi ke Pulau Jawa tercatat sebesar Rp 323,8 triliun atau 47,7 persen Angka ini tumbuh 16,1 persen.

Kemudian, tingkat penaman modal asing (PMA) sebesar Rp 363,3 triliun atau 53,5 persen. Angka ini tumbuh 17,1 persen. Lalu, tingkat penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp 315,4 triliun atau 46,5 persen. Angka ini tumbuh 15 persen.

Dilihat dari sebaran daerah, Jawa Barat memimpin realisasi investasi dengan Rp 103,7 triliun, diikuti DKI Jakarta dengan Rp 79,5 triliun, Jawa Timur Rp 61,2 triliun, Sulawesi Tengah Rp 56,4 triliun, dan Banten Rp 50,6 triliun.

 

Kuartal II-2023

Ilustrasi Investasi. Freepik
Ilustrasi Investasi. Freepik

Diberitakan sebelumnya, Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi di Indonesia mencapai Rp 349,8 triliun di kuartal II-2023. Secara sebaran, ternyata penanaman modal masih didominasi oleh wilayah di luar Pulau Jawa.

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mencatat dengan realisasi tersebut, ada peningkatan 6,3 persen dari kuartal sebelumnya. Angka ini juga lebih tinggi 15,7 persen dari kuartal II-2022 lalu.

"Berkat kerja keras kita semua target investasi kita di kuartal II itu Rp 349,8 triliun tumbuh QoQ kalau dibandingkan tumbuh 6,3 p kakau ktia bandingkan dengan tahun lalu tumbuh 15,7 persen,"ujar Bahlil dalam Konferensi Pers Realisasi Investasi Triwulan II dan Januari-Juni 2023, di Kantor Kementerian Investasi/BKPM, Jakarta, Jumat (21/7/2023).

Mengacu angka ini, jumlah penanaman modal asing (PMA) masih lebih tinggi dengan Rp 186,3 triliun atau 53,3 persen dari total modal yang masuk. Kemudian, rasio penanaman modal dana negeri (PMDN) tercatat sebesar Rp 163,5 triliun atau 46 persen dari total.

 

Ciamik Ditengah Gejolak Global

Menurutnya realisasi investasi ini cukup ciamik ditengah kondisi ekonomi global yang masih bergejolak. Dengan mencatatkan angka tadi, Bahlil percaya kalau pengusaha global dan dalam negeri masih tertarik berinvestasi di Indonesia.

"Ini cerminan dari meskipun ekonomi global skealipun kita tahu semua belum dalam keadaan normal tetapi kepercayaan global kepada pemerintahan Indonesia ini luar biasa," katanya.

Jika dilihat dari sebaran investasinya, jumlah investasi ke Luar Pulau Jawa masih dominan dengan 52 persen. Rinciannya, ada masuk dana investasi senilai Rp 182 triliun dengan peningkatan 5,2 persen dari kuartal sebelumnya dan meningkat 15,9 persen dari periode yang sama tahun lalu.

Selanjutnya, untuk investasi di Jawa, tercatat sebesar Rp 167,8 triliun atau setara 48 persen dari total investasi. Angkanini tumbuh 7,5 persen dari kuartal I-2023 dan tumbuh 15,6 persen dari periode yang sama tahun lalu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya