Putaran Kedua PHK, LinkedIn Pangkas 668 Karyawan

Badai Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kembali terjadi di platform LinkedIn.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 17 Okt 2023, 14:30 WIB
Diterbitkan 17 Okt 2023, 14:30 WIB
LinkedIn
Badai Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kembali terjadi di platform LinkedIn. (AP Photo)

Liputan6.com, Jakarta Badai Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kembali terjadi di platform LinkedIn. Melansir Channel News Asia, Selasa (17/10/2023) LinkedIn mengungkapkan bahwa pihaknya akan memberhentikan 668 karyawan di seluruh tim teknik, talenta, dan keuangannya pada putaran kedua PHK tahun ini.

PHK di LinkedIn terjadi di tengah melambatnya pertumbuhan pendapatan.

Pemangkasan tersebut, yang berdampak pada lebih dari 3 persen dari 20.000 staf LinkedIn, menambah puluhan ribu pekerjaan yang hilang tahun ini di sektor teknologi dalam menghadapi prospek ekonomi yang tidak menentu.

“Sementara kami menyesuaikan struktur organisasi dan menyederhanakan pengambilan keputusan, kami terus berinvestasi dalam prioritas strategis untuk masa depan kami dan memastikan kami terus memberikan nilai bagi anggota dan pelanggan kami,” kata LinkedIn dalam sebuah pernyataan.

Sektor teknologi di Amerika Serikat telah memberhentikan 141,516 karyawan pada paruh pertama tahun ini dibandingkan dengan sekitar 6,000 pada tahun lalu, menurut perusahaan ketenagakerjaan Challenger, Gray & Christmas.

LinkedIn menghasilkan keuntungan melalui penjualan iklan dan dengan membebankan biaya berlangganan kepada profesional perekrutan, juga penjualan yang menggunakan jaringan tersebut untuk menemukan kandidat pekerjaan yang sesuai.

Pada kuartal keempat tahun fiskal 2023, pendapatan LinkedIn meningkat hanya 5 persen year-on-year, dibandingkan 10 persen pada kuartal sebelumnya.

Microsoft menyebut perlambatan dalam perekrutan dan penurunan belanja iklan sebagai hambatan bagi LinkedIn, meskipun mereka terus menambah anggota baru ke komunitasnya yang berjumlah 950 juta orang.

Badai PHK di Sektor Teknologi AS, Flexport Pangkas 20 Persen Karyawan Global

Ilustrasi PHK (Istimewa)
Ilustrasi PHK (Istimewa)

Badai Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kembali melanda sektor teknologi di Amerika Serikat.

Startup perangkat lunak, Flexport berencana memangkas sekitar 20 persen tenaga kerja globalnya sebagai bagian dari gelombang PHK baru yang diperkirakan akan dimulai pada hari Jumat (13/10).

Mengutip CNBC International, Jumat (13/10/2023) CEO Flexport Ryan Petersen mengirim catatan kepada stafnya pada Kamis sore untuk memberi tahu mereka tentang kabar PHK.

"Hari ini saya mempunyai keputusan sulit untuk dibagikan: Kami akan mengurangi jumlah tim global kami sekitar 20 persen dengan prosesnya dimulai besok, Jumat, 13 Oktober," tulis Petersen.

Namun, juru bicara tersebut menolak untuk mengungkap secara spesifik jumlah total karyawan Flexport yang terdampak PHK.

Diketahui, Flexport mempekerjakan sekitar 3,500 orang pada akhir September, menurut data Pitchbook.

Dalam postingan blognya, Petersen mengatakan setelah pemangkasan tersebut, Flexport akan “berada dalam posisi yang baik untuk memanfaatkan peluang yang ada di depan kita untuk kembali ke profitabilitas segera setelah akhir tahun depan.”

"Langkah PHK ini tidak akan berdampak pada pengalaman pelanggan," tambah Petersen.

Dia mengatakan perusahaan fokus pada kualitas layanannya seperti akurasi penawaran hingga faktur dan akurasi pencapaian pengiriman.

"Hari ini adalah hari yang berat, namun kami adalah tim yang tangguh dan berorientasi pada tujuan yang akan mengatasi kemunduran ini dan memenuhi janji misi kami untuk membuat perdagangan global begitu mudah sehingga akan ada lebih banyak lagi perdagangan global," katanya.

 

 

Nasib Karyawan

Ilustrasi Pemutusan Hubungan Kerja alias PHK. Foto: Freepik/drazen zigic
Ilustrasi Pemutusan Hubungan Kerja alias PHK. Foto: Freepik/drazen zigic

Petersen menulis dalam memonya bahwa karyawan di AS dan Kanada diarahkan untuk bekerja dari rumah pada hari Jumat kecuali mereka bekerja di gudang Flexport.

Sementara staf di Asia yang berbasis di Asia akan dihubungi mengenai PHK pada hari Senin, menurut memo itu.

Bagi karyawan AS, perusahaan menawarkan pesangon selama sembilan minggu, jaminan layanan kesehatan hingga akhir tahun, dukungan imigrasi dan bantuan perekrutan kerja, jelas Petersen dalam memonya.

Staf yang berlokasi di luar AS juga akan menerima informasi tentang paket pemisahan mereka di kemudian hari.

 

Infografis Ancaman Gelombang PHK Massal Akibat Corona. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Ancaman Gelombang PHK Massal Akibat Corona. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya