Amazon Beli 3 Roket Milik Perusahaan Elon Musk

Amazon menandatangani kontrak dengan SpaceX, perusahaan luar angkasa milik Elon Musk untuk tiga peluncuran Falcon 9 pada pertengahan 2025.

oleh Agustina Melani diperbarui 03 Des 2023, 16:46 WIB
Diterbitkan 03 Des 2023, 16:46 WIB
Peluncuran satelit internet uji coba Amazon dalam Project Kuiper dengan roket Atlas, Jumat (6/10/2023). (YouTube United Launch Alliance)
Langkah tersebut merupakan kejutan dari Amazon mengingat proyek Kuiper milik perusahaan itu bertujuan bersaing dengan dengan Starlink milik Elon Musk di pasar satelit broadband.(YouTube United Launch Alliance)

Liputan6.com, Jakarta - Amazon beli tiga roket peluncuran dari SpaceX untuk satelit internet Project Kuiper. Hal itu disampaikan perseroan pada Jumat, 1 Desember 2023.

Dikutip dari CNBC, ditulis Minggu (3/12/2023), langkah tersebut merupakan kejutan dari Amazon mengingat proyek Kuiper milik perusahaan itu bertujuan bersaing dengan dengan Starlink milik Elon Musk di pasar satelit broadband.

Pada pengumuman Jumat, 1 Desember 2023, Amazon menandatangani kontrak dengan SpaceX untuk tiga peluncuran Falcon 9 pada pertengahan 2025. Namun, persyaratan keuangan perjanjian tidak diungkapkan.

Starlink dan Kuiper mewakili upaya bernilai miliaran dolar Amerika Serikat untuk menciptakan jaringan dengan ribuan satelit di orbit untuk melayani pelanggan mulai dari konsumen hingga pemerintah.

Amazon sebelumnya membuat pesanan untuk peluncuran dari tiga pesaing roket utama SpaceX, perusahaan milik Elon Musk termasuk Blue Origin milik Jeff Bezos, sebuah keputusan yang mendapat sorotan dalam gugatan pemegang saham terhadap Amazon awal tahun ini. Hal ini seiring tuduhan persaingan Jeff Bezos dengan sesama miliarder Elon Musk.

Jeff Bezos meski mendirikan Amazon dan Blue Origin, kedua perusahaan itu merupakan entitas yang terpisah.

Sementara itu, SpaceX, operator roket paling aktif di dunia bersikukuh akan terus meluncurkan pesaing Starlink pada roketnya. Perusahaan ini sebelumnya meluncurkan sejumlah satelit broadband milik perusahaan lain ke orbit dan juga menandatangani kesepakatan untuk peluncuran ke depan.

Kesepakatan SpaceX menandai perubahan terbaru dalam strategi Amazon ketika perusahaan berupaya membawa Kuiper ke luar angkasa tepat waktu untuk memenuhi peraturan federal. Federal Communications Commission mengharuskan Amazon mengerahkan setengah dari 3.236 satelit yang direncanakan ke orbit pada Juli 2026.

 

 

Investasi Amazon

SpaceX Luncurkan 60 Satelit Starlink ke Orbit
Roket Falcon 9 lepas landas dari Space Launch Complex 40 di Florida's Cape Canaveral Air Force Station, Amerika Serikat, Kamis (23/5/2019). CEO SpaceX, Elon Musk, juga menyebut proyek ini merupakan salah satu yang tersulit. (AP Foto John Raoux)

Amazon mendapat pesanan lebih dari 77 peluncuran dari Blue Origin, United Launch Alliance, Arianespace dan ABL. Namun, penundaan dalam pengembangan roket itu telah menyebabkan Amazon mengubah rencana peluncuran sebelumnya antara lain perusahaan itu dua kali mengganti roket yang akan digunakan oleh prototipe Kuiper pertama dalam upaya mempercepat pengembangan, sebelum misi diluncurkan pada Oktober 2023.

Amazon mengumumkan bulan lalu prototipe Kuiper berhasil menyelesaikan pengujian. Perseroan mendorong untuk mulai produksi satelit komersial untuk diluncurkan pada 2024. Amazon akan investasi hingga USD 10 miliar untuk membangun Kuiper. Awal 2023, perseroan mulai membangun fasilitas pemrosesan pra peluncuran senilai USD 120 juta di Florida.

Amazon Luncurkan Satelit Internet Pertamanya ke Luar Angkasa Buat Saingi Starlink

Peluncuran satelit internet uji coba Amazon dalam Project Kuiper dengan roket Atlas, Jumat (6/10/2023). (YouTube United Launch Alliance)
Peluncuran satelit internet uji coba Amazon dalam Project Kuiper dengan roket Atlas, Jumat (6/10/2023). (YouTube United Launch Alliance)

Sebelumnya dikutip dari Kanal Tekno Liputan6.com, satelit internet uji coba pertama milik Amazon sukses meluncur ke luar angkasa pada hari Jumat waktu setempat.

Dua satelit internet dalam Project Kuiper ini diluncurkan dengan roket Atlas V milik United Launch Alliance ke orbit rendah Bumi, dalam misi bernama Protoflight.

Misi ini lepas landas pada pukul 14.06 ET dari Cape Canaveral Space Force Station di Florida, Amerika Serikat.

Project Kuiper merupakan proyek satelit internet mirip Starlink dari Amazon. Sebelumnya, mereka sempat merencanakan peluncuran prototipe pada akhir tahun lalu.

Vice President of Technology Project Kuiper, Rajeev Badyal, mengatakan mereka optimistis terhadap desain satelitnya, meski tetap harus melakukan pengujian di orbit.

"Kami telah melakukan pengujian ekstensif di laboratorium kami dan memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap desain satelit kami, namun tidak ada yang bisa menggantikan pengujian di orbit," ujarnya.

"Ini adalah pertama kalinya Amazon meluncurkan satelit ke luar angkasa, dan kami akan belajar banyak hal terlepas dari bagaimana misi tersebut dijalankan," kata Badyal, mengutip Engadget, Senin (9/10/2023).

Amazon mengatakan, tujuan dari Project Kuiper adalah untuk menawarkan layanan broadband yang cepat dan terjangkau, bagi komunitas yang belum terlayani dan kurang terlayani di seluruh dunia.

Direncanakan, lebih dari 3.200 satelit akan tersebar selama enam tahun ke depan, setelah memperoleh persetujuan regulator FCC, dan prototipe KuiperSat-1 dan KuiperSat-2 sebagai iterasi pertama.

 

Berencana Tawarkan Layanan Akhir 2024

The Spheres, Kantor Baru Amazon
Alex Crook mengambil gambar kantor Amazon bernuansa hutan hujan yang baru, The Spheres, di Seattle, Senin (29/1). Di dalamnya dibuat seperti taman besar dengan ruang-ruang terbuka, sehingga tidak ada ruang konferensi yang tertutup. (AP/Ted S. Warren)

Diperkirakan, Amazon meluncurkan satelit produksinya pada paruh pertama tahun 2024, dengan pengujian beta dimulai ke beberapa pelanggan pada akhir tahun depan.

Dikutip dari AP News, Amazon berencana untuk menawarkan layanan di akhir tahun 2024 mendatang.

Peluncuran ini tentu jadi langkah besar Amazon, di mana pendirinya Jeff Bezos, juga punya perusahaan antariksa Blue Origin, apabila ingin mengejar ketertinggalan dari pesaingnya SpaceX milik Elon Musk.

SpaceX menerbangkan satelit Starlink uji coba pertamanya pada tahun 2018 dan satelit operasional pertama pada tahun 2019.

Sejak saat itu, SpaceX telah meluncurkan lebih dari 5.000 Starlink dari Florida dan California, menggunakan roket Falcon miliknya sendiri.

Amazon awalnya akan meluncurkan satelit pada peluncuran perdana roket Vulcan ULA. Namun, Vulcan mengalami masalah hingga setidaknya akhir tahun ini, jadi mereka beralih ke Atlas V yang sudah lama ada.

Saat melisensikan program tersebut, Federal Communication Commission (FCC) menetapkan setidaknya setengah dari satelit yang direncanakan akan beroperasi pada tahun 2026, dan seluruhnya pada 2029.

 

infografis miliarder dunia
Pendatang baru miliarder dunia
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya