Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah harga pangan masih mengalami kenaikan menjelang bulan suci ramadhan tahun ini. Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PHPS), Selasa (27/2/2024), harga beras masih diatas Harga Eceran Tertinggi (HET).
Harga beras medium secara rata-rata nasional berada dikisaran Rp 15.250 per kg, dan beras premium diharga Rp 16.600 per kg. Padahal HET beras medium adalah dikisaran Rp 10.900 per kg, dan HET beras Premium Rp 14.800 per kg.
Baca Juga
Komoditas pangan lainnya yang harganya masih melonjak adalah cabai. Untuk cabai merah besar rata-rata nasional berada dikisaran Rp 77.500 per kg atau naik 5,8 persen atau Rp 4.250.
Advertisement
Kemudian, cabai merah keriting dikisaran Rp 67.550 per kg atau mengalami penurunan sebesar Rp 1.150, namun meskipun turun harganya masih mahal. Selanjutnya, cabai rawit hijau masih Rp 51.600 per kg, cabai rawit merah Rp 66.650 per kg.
Selain itu, daging ayam ras masih mahal bahkan hampir menyentuh Rp 40.000 per kg, tepatnya adalah Rp 37.400 per kg. Sementara, untuk daging sapi dikisaran Rp 135.150 per kg.
Untuk komoditas bawang justru mengalami penurunan yang tipis. Misalnya, bawang merah turun Rp 950 saja menjadi Rp 36.400 per kg, dan bawang putih turun Rp 350 menjadi Rp 40.700 per kg.
Berikut daftar harga pangan berdasarkan data PHPS:
- Bawang merah Rp 36.400 per kg
- Bawang Putih Rp 40.700 per
- Beras medium Rp 15.250 per kg
- Beras Premium Rp 16.600 per
- Cabai merah besar Rp 77.500 per kg
- Cabai merah keriting Rp 67.550 per kg
- Cabai rawit hijau Rp 51.600 per kg
- Cabai rawit merah Rp 66.650 per kg
- Daging ayam ras Rp 37.400 per kg
- Daging Sapi Rp 135.150 per kg
- Gula Pasir Rp 17.950 per kg
- Minyak goreng curah Rp 16.550 per kg
- Minyak goreng kemasan Rp 20.500 per kg
- Telur ayam ras Rp 30.950 per kg.
Antisipasi Harga Melonjak, Airlangga Hartarto: Impor Beras Jadi Solusi
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, mengatakan percepatan impor beras menjadi salah satu solusi untuk mengantisipasi harga beras yang semakin naik.
"Tentu percepatan impor salah satunya menjadi solusi," kata Airlangga saat ditemui di kantornya Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Selasa (27/2/2024).
Airlangga menyebut, harga beras mengalami kenaikan lantaran dipengaruhi oleh faktor El Nino yakni gelombang panas yang menyebabkan masa tanam padi di Indonesia menjadi mundur.
"Kita lihat juga musim tanam dan kemarin kita lihat akibat El Nino, El Nino itu kan riil, kita sudah ingatkan dari tahun kemarin dan terlihat dari produksi di Januari, Februari, Maret dibanding tahun lalu lebih rendah dan demand juga berkurang 1 juta," ujarnya.
Â
Advertisement
Kuota Impor
Kata Airlangga, sebenarnya Pemerintah sudah punya kuota impor 2 juta ton beras untuk stok CBP. Dari kuota 2 juta ton tersebut, realisasi impor beras yang sudah masuk baru mencapai 500 ribu ton.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta ada stok minimal di Bulog sebesar 1,2 juta ton, bahkan 3 juta ton sebagai stok beras cadangan ketika produksi beras nasional masih menunggu musim panen raya.
"Kan yang sudah diputuskan 2 juta (ton beras impor), yang sudah komit mau masuk 15 ribu ton,' kata Airlangga.
Sebelumnya, Bapanas mengakui bahwa harga beras masih di atas Rp 16 ribu per kg. Hal itu karena harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani juga masih berada di kisaran Rp 8.000-Rp 8.600 per kg di sejumlah daerah.Â