Survei SNLIK: Tingkat Literasi Keuangan di Kota Malang Lebih Tinggi dari Nasional

Data Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) dari OJK pada tahun 2022 lalu mencatat bahwa angka literasi keuangan di kota Malang mencapai 69,43 persen, lebih tinggi dari angka literasi keuangan nasional yang sebesar 49,68 persen.

oleh Tim Bisnis diperbarui 04 Jun 2024, 20:31 WIB
Diterbitkan 04 Jun 2024, 19:44 WIB
Tiga Taman Peninggalan Kolonial Belanda di Kota Malang
Alun - alun Malang berusia seabad lebih dan kini jadi salah satu taman modern di Kota Malang. Data Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) dari OJK pada tahun 2022 lalu mencatat bahwa angka literasi keuangan di kota Malang mencapai 69,43 persen, lebih tinggi dari angka literasi keuangan nasional yang sebesar 49,68 persen. (Liputan6.com/Zainul Arifin)

Liputan6.com, Jakarta Data Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) dari OJK pada tahun 2022 lalu mencatat bahwa angka literasi keuangan di kota Malang mencapai 69,43 persen, lebih tinggi dari angka literasi keuangan nasional yang sebesar 49,68 persen.

Sementara itu, tingkat inklusi keuangan di wilayah tersebut pun mencapai 90,67 persen, melampaui angka nasional sebesar 85,10 persen.

“Masyarakat kota Malang semakin melek atas informasi dan perkembangan dunia keuangan, sehingga mereka memiliki kebutuhan yang tinggi akan solusi keuangan yang dapat memberikan perlindungan dan stabilitas masa depan. Karenanya, Malang telah menjadi salah satu pasar yang sangat besar bagi kami dan pembukaan KPM baru ini menjadi satu langkah dalam memperkuat posisi Sun Life untuk menjangkau dan memenuhi kebutuhan masyarakat di kota Malang," kata Chief Agency Officer Sun Life Indonesia Medya Agus dikutip Selasa (4/6/2024).

Sun Life Indonesia memperkokoh komitmennya dalam meningkatkan penetrasi pasar asuransi di Jawa Timur dengan meresmikan Kantor Pemasaran Mandiri (KPM) terbarunya, yakni KPM Malang WOW.

Berlokasi di Jalan Raya Sawojajar Ruko WOW Blok AP-2 Nomor 3, Kedung Kandang, Malang, perluasan jangkauan ini menjadi langkah strategis bagi Sun Life untuk memberikan kemudahan akses dan layanan asuransi bagi tenaga pemasar serta nasabah di salah satu kota yang memiliki tingkat literasi keuangan lebih tinggi dibanding rata-rata nasional.

Penambahan KPM Malang WOW diharapkan dapat memperkuat pemahaman dan pemanfaatan jasa keuangan di tengah masyarakat yang berkembang pesat. Medya juga menambahkan, bahwa Sun Life masih terus berkomitmen untuk memperluas jangkauan layanan asuransi ke semua lapisan masyarakat, dengan menawarkan solusi keuangan dan perlindungan yang holistik.

“Kami merancang KPM Malang WOW dengan fasilitas yang memadai, termasuk ruang training, pantry, area meeting, dan diskusi. Dari fasilitas yang telah disediakan, kami berharap KPM baru ini dapat menjadi tempat yang ideal bagi tenaga pemasar dan nasabah untuk merencanakan keuangan mereka dengan lebih nyaman. Kami optimis untuk terus membantu masyarakat mencapai kesejahteraan keuangan yang berkelanjutan, serta semakin mendorong inklusi dan literasi keuangan di kota Malang dan sekitarnya,” ujar Wirasto Koesdiantoro, Pendiri KPM Malang WOW.

“Tenaga pemasar memiliki peran penting dalam strategi bisnis kami yang mengadopsi berbagai saluran distribusi. Melalui inovasi produk, program, dan layanan, Sun Life bertekad untuk menjadi mitra terpercaya bagi jutaan keluarga Indonesia dalam merencanakan masa depan yang lebih cerah,” tutup Agus.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


OJK Sebut Skema Student Loan Perlu Kajian Matang

Ilustrasi OJK
Ilustrasi OJK (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan, produk keuangan belum tentu cocok untuk semua orang termasuk student loan atau skema pinjaman biaya pendidikan bunga rendah untuk mahasiswa atau student loan. Student loan tersebut dinilai menjadi salah salah satu alternatif untuk membayar uang kuliah tunggal (UKT).

Hal itu disampaikan Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi seperti dikutip dari Antara, ditulis Senin (27/5/2024).

"Tiap produk keuangan itu tidak tentu cocok untuk semua orang, termasuk seperti student loan ini menjadi satu alternatif saja yang bisa dipilih oleh mahasiswa khususnya mahasiswa S1,” ujar perempuan yang akrab disapa Kiki itu.

Kiki menilai, skema student loan memerlukan kajian yang matang oleh berbagai pihak, termasuk pihak perbankan, apabila hendak mewujudkan skema tersebut dengan tetap mempertimbangkan tujuan utama yakni membantu mahasiswa hingga lulus kuliah.

"Misalnya, term and condition-nya dipermudah. Misalnya, nanti kalau membayar bisa setelah dia bekerja dan lain-lain. Jadi term and condition-nya bisa dibahas untuk semua pihak bisa dengan win-win solution,” kata Kiki.

Selain itu, apabila pemerintah memiliki skema lain yang memungkinkan biaya UKT sangat terjangkau, langkah ini dinilai Kiki juga lebih baik. Namun, kata Kiki, langkah ini tentu tidak mudah sehingga produk jasa keuangan untuk mahasiswa dapat menjadi jembatan.

 


Skema Student Loan Kembali Mengemuka

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi Pers APBN KiTa Oktober, Rabu (25/10/2023). (Tira/Liputan6.com)
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi Pers APBN KiTa Oktober, Rabu (25/10/2023). (Tira/Liputan6.com)

Rencana skema student loan kembali mengemuka di tengah biaya UKT yang melonjak tinggi hingga memicu demo mahasiswa di berbagai daerah.

Sebelumnya pada awal tahun ini, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, Dewan Pengawas Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) tengah menyiapkan pengembangan student loan, tetapi masih dalam tahap pengkajian.

Hal itu disampaikan Sri Mulyani merespons isu penggunaan fasilitas pinjaman oleh mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) dari perusahaan peer-to-peer lending (P2P Lending) yang digunakan untuk membayar UKT.

Bendahara Negara itu juga telah mewanti-wanti agar student loan tak mengalami gagal bayar seperti yang terjadi di Amerika Serikat (AS) sehingga berujung pada pinjaman yang justru membebani mahasiswa.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya