Menko Airlangga Hartarto Pede Ekonomi Digital Indonesia Tembus USD 600 Miliar pada 2030

Sejumlah hal perlu dipersiapkan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi digital di pasar domestik dan ASEAN yang dapat mencapai USD 2 triliun pada 2030.

oleh Tira Santia diperbarui 01 Agu 2024, 11:41 WIB
Diterbitkan 01 Agu 2024, 11:41 WIB
Airlangga Hartarto Pede Ekonomi Digital Indonesia Tembus USD 600 Miliar pada 2030
Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam pembukaan Karya Kreatif Indonesia (KKI) dan Festival Ekonomi dan Keuangan Digital (FEKDI) 2024, di Jakarta, Kamis (1/8/2024). (Foto: tangkapan layar/Tira Santia)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto prediksi pertumbuhan ekonomi digital di pasar ASEAN bisa mencapai USD 2 triliun pada 2030.

Prediksi tersebut sejalan dengan adanya Digital Economy Framework Agreement (DEFA) yang telah dilakukan negara-negara di Aseanm termasuk Indonesia. Menurut Airlangga, DEFA bisa turut mendongkrak pertumbuhan ekonomi digital ASEAN hingga dua kali lipat, termasuk untuk Indonesia.  

"Dengan program ini diharapkan ekonomi ASEAN yang business as usual adalah USD2 triliun menjadi USD2 triliun. Jadi ekonomi Indonesia yang 2030 diperkirakan untuk digital USD360 miliar itu akan naik jadi USD 600 miliar," kata Airlangga dalam pembukaan Karya Kreatif Indonesia (KKI) dan Festival Ekonomi dan Keuangan Digital (FEKDI) 2024, di Jakarta, Kamis (1/8/2024).

Oleh karena itu, terdapat beberapa syarat yang perlu disiapkan untuk mencapai hal tersebut, di antaranya melalui digital trade, cross-border e-commerce, digital ID and authentication, dan meningkatkan e-payment, serta diperlukan kemanan digital yang aman (cybersecurity).

"Untuk e-payment, BI sudah jauh lebih depan dari semua region di dunia. Local currency ini sudah menjadi contoh berbagai negara lain," ujarnya.

Di sisi lain, proyeksi ekonomi digital tersebut turut disokong jumlah perusahaan rintisan (startup) di Indonesia yang jumlahnya terbanyak ke-6 di dunia. Sehingga hal itu tentu jadi andalan negara untuk menyambut pertumbuhan ekonomi digital. 

Airlangga menyampaikan, jumlah startup Indonesia juga berada di peringkat ke-6 secara global dengan startup inovatif terbanyak atau peringkat ke-1 di Asean, bahkan Indonesia lebih tinggi daripada Jerman.

"Pak (Jokowi) jadi kita di Asean nomor satu. Singapura di peringkat ke-11," ujarnya. Adapun saat ini jumlah startup unicorn Indonesia berjumlah 15 unicorn, dan terdapat 2 decacorn yang sudah masuk kancah global, di antaranya Goto dan J&TExpress.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Nilai Transaksi Digital Banking Tembus Rp 58 Kudriliun, Apa Dampaknya ke Ekonomi Indonesia?

Ilustrasi pembayaran digital
Ilustrasi pembayaran digital. (Foto: Istimewa)

Sebelumnya, di tengah pesatnya perkembangan teknologi, layanan keuangan digital menjadi tantangan bagi pelaku bisnis untuk dapat bersaing di industri. 

Sejalan dengan hal tersebut, perusahaan Fintech Enabler SPE Solution, memperkuat komitmennya dalam mendukung pemerintah mendorong inklusi keuangan di Indonesia melalui CRING Payment Facilitator, produk perbankan terintegrasi melalui API yang dirancang untuk membantu pelaku bisnis dalam memantau dan mengelola cash-in dan cash-out secara real-time. 

Layanan keuangan digital telah menjadi bagian integral dari transformasi industri keuangan yang dipicu oleh kemajuan teknologi. Membuka pintu bagi individu dan bisnis untuk lebih mudah mengakses layanan keuangan, meningkatkan efisiensi, memperluas kesempatan dalam pengelolaan keuangan, serta dalam lanskap ekonomi nasional meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia. 

Menurut data dari Bank Indonesia (BI) tahun 2023, nilai transaksi digital banking meningkat 13,48% (year-on-year) menjadi Rp 58.478,24 triliun. Begitu pula dengan nilai transaksi Uang Elektronik (UE) yang mengalami peningkatan sebesar 43,45% (year-on-year), mencapai Rp 835,84 triliun, dan diperkirakan akan meningkat sebesar 25,77% (year-on-year) menjadi Rp 1.051,24 triliun pada tahun 2024. 

 

 


Tantangan di Sejumlah Sektor Bisnis

Ilustrasi dompet digital, e-wallet, pembayaran dengan QR Code
Ilustrasi dompet digital, e-wallet, pembayaran dengan QR Code. Kredit: David Dvořáček via Unsplash

Meski demikian, di tengah gempuran transformasi layanan keuangan digital, beberapa sektor bisnis khususnya UMKM masih menghadapi tantangan dalam mengakses digitalisasi layanan keuangan. Kendala seperti modal, waktu, hingga tenaga kerja ahli yang memadai menjadi keterbatasan mereka dalam penerapan teknologi digital untuk bersaing di industri. 

Product Lead SPE Solution, Andy Mahendra Giriseno menyatakan bahwa tingginya nilai transaksi digital dinilai menjadi salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi yang signifikan di era digital saat ini.

Melihat pertumbuhan yang pesat dari nilai transaksi digital di Indonesia, jelas bahwa pembayaran digital telah menjadi solusi utama yang dipilih oleh masyarakat. Ini tidak hanya memberikan kemudahan dalam memenuhi kebutuhan layanan perbankan, tetapi juga menandakan kebutuhan terhadap sistem pembayaran yang lebih cepat, mudah, dan efisien.

"Maka itu, kami berkomitmen untuk terus mendukung transformasi ini dengan solusi-solusi inovatif seperti yang ditawarkan CRING, yang kami percaya akan memberikan dampak positif bagi ekosistem keuangan digital yang lebih merata di Indonesia," ucap Andy. 

 


Layanan Keuangan Digital

Dalam menjawab tantangan tersebut, sebagai entitas perintis, CRING berkomitmen untuk memfasilitasi layanan keuangan digital dengan memberikan peluang dan kesempatan yang lebih besar terhadap pelaku bisnis tak terkecuali pelaku usaha menengah dalam mengakses layanan keuangan digital melalui integrasi yang lebih mudah serta terjangkau. 

Hal ini diyakini penting untuk memperluas pemerataan akses keuangan, meningkatkan kesejahteraan finansial, dan sebagai upaya nyata dalam mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi Indonesia. 

CRING menawarkan berbagai layanan yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan bisnis terkini dalam ranah keuangan digital seperti Virtual Account yang memungkinkan pelanggan untuk melakukan pembayaran secara mudah dan aman, Fund Transfer yang memfasilitasi pengiriman dana antar rekening dengan cepat dan efisien, Bank Validator yang memvalidasi data transaksi keuangan, hingga QRIS yang memungkinkan pelanggan untuk melakukan pembayaran dengan cepat melalui pemindaian kode QR, serta berbagai layanan lainnya. 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya