Sektor Sawit Jadi Primadona Ekonomi Belitung Timur

Bupati Belitung Timur, Burhanudin menuturkan, kelapa sawit sudah menjadi salah satu sektor yang dimanfaatkan secara masif oleh masyarakatnya dan menjadi pemacu ekonomi masyarakat Belitung Timur.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 28 Agu 2024, 22:20 WIB
Diterbitkan 28 Agu 2024, 22:20 WIB
Sektor Sawit Jadi Primadona Ekonomi Belitung Timur
Bupati Belitung Timur, Burhanudin menyebut kehidupan perekonomian masyarakatnya saat ini tidak hanya bergantung dari sektor tambang saja. (Dok: PT Austindo Nusantara Jaya Tbk)

Liputan6.com, Belitung - Bupati Belitung Timur, Burhanudin menyebut kehidupan perekonomian masyarakatnya saat ini tidak hanya bergantung dari sektor tambang saja. Kini perkebunan sawit sudah menjadi primadona bagi kehidupan ekonomi masyarakat di Kabupaten Belitung Timur.

Ia menuturkan, saat ini kelapa sawit sudah menjadi salah satu sektor yang dimanfaatkan secara masif oleh masyarakatnya dan menjadi pemacu ekonomi masyarakat Belitung Timur.

"Sebagai daerah pemekaran, Belitung Timur itu sebenarnya hidupnya dari tambang. Tapi sawit sekarang ini menjadi primadona. Sawit menjadi pemacu ekonomi masyarakat sekarang," kata Burhanudin dalam acara Press Tour Belitung 2024, Kontribusi Sawit untuk APBN dan Perekonomian, Selasa (27/8/2024).

Burhanudin bahkan sudah mengimbau dan mengajak masyarakat melalui program kemitraan dengan perusahaan sawit untuk memanfaatkan halaman rumah untuk ditanami sawit.

Saat ini tercatat total luas perkebunan sawit di Kabupaten Belitung Timur mencapai 62.064,67 Ha. Jumlah tersebut sudah mencakup perkebunan swasta (49.682,64 Ha), plasma atau kemitraan (6.519,38 Ha), dan rakyat (5.862,65 Ha).

Adapun produksi tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di Kabupaten Belitung Timur mencapai 1.019.051,75 ton. Sementara untuk produksi crude palm oil (CPO) atau minyak kelapa sawit berjumlah 203.810,35 ton.

Dengan catatan tersebut, sawit di Kabupaten Belitung Timur memberi kontribusi yang cukup besar untuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Bahkan menurut Burhanudin kontribusi tersebut bisa menyentuh angka triliun.

"Lalu kontribusi sawit dari Pulau Belitung khususnya Belitung Timur ke pusat atau APBN, kontribusinya cukup besar. Satu perusahaan itu memberi kontribusi dari pajak eskpor, yang dikirim ke APBN cukup besar, triliunan uangnya," ujar dia.

Tercatat ada sembilan perusahaan sawit di Kabupaten Belitung Timur. Salah satunya adalah PT Sahabat Mewah Makmur (SMM) yang merupakan anak perusahaan dari PT Austindo Nusantara Jaya (ANJ) Tbk.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Menperin: Nilai Ekonomi Kelapa Sawit Capai Rp 750 Triliun, Setara 3,5% PDB Indonesia

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita. Ia mengatakan bahwa kontribusi manufaktur ke pertumbuhan ekonomi masih tinggi. (Dok Kemenperin)
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita. Ia mengatakan bahwa kontribusi manufaktur ke pertumbuhan ekonomi masih tinggi. (Dok Kemenperin)

Sebelumnya, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan, kelapa sawit merupakan salah satu program prioritas hilirisasi industri dalam rangka meningkatkan nilai tambah komoditas ekspor. Nilai ekonomi sektor perkelapasawitan hulu hingga hilir nasional mencapai lebih dari Rp 750 Triliun, setara dengan 3,5% dari PDB Nasional pada tahun 2023.

Hal tersebut disampaikan pada peluncuran Pilot Plant Fraksionasi Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) yang merupakan konsorsium hasil kolaborasi antara Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Agro Kementerian Perindustrian, Institut Teknologi Bandung, dan PT Rekayasa Industri. 

"Angka ini berpotensi akan terus bertambah melalui inovasi teknologi, dari yang sebelumnya berpusat pada hilirisasi minyak sawit, menjadi semakin luas, termasuk pengolahan biomassa kelapa sawit," ujar Menperin.

Menurut Agus, Pilot Plant Fraksionasi TKKS ini merupakan bukti kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan pelaku bisnis atau yang disebut triple helix terbukti mampu menghasilkan hal yang sangat bermanfaat bagi pengembangan industri nasional.

“Pilot Plant ini merupakan upaya Kementerian Perindustrian yang konsisten menjalankan amanat Presiden RI untuk Hilirisasi Industri berbasis Sumber Daya Alam dan menumbuhkan Industri Hijau yang berkelanjutan, di antaranya melalui pemanfaatan limbah tandan kosong kelapa sawit (TKKS) menjadi produk-produk yang bernilai tambah tinggi,” lanjut dia.

Konsorsium Pilot Plant Fraksionasi TKKS tersebut dikembangkan sesuai dengan amanat Menperin dan mempunyai nilai teknologi yang sangat strategis untuk pengembangan industri berbasis sumber daya terbarukan di masa mendatang.

Pilot Plant ini mampu menghasilkan Glukosa, Xilosa, Lignin (GXL) secara bersamaan. Glukosa merupakan prekursor pembuatan bio etanol, yaitu bahan bakar nabati pencampur bensin (gasoline), sedangkan Xilosa dan Lignin merupakan prekursor pembuatan Bio Fine Chemicals, yaitu bahan kimia berbasis sumber daya terbarukan yang dapat diolah menjadi berbagai produk, antara lain xylitol, benzene, dan toluene.  

 


Fasilitas Pilot Plant

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang mengatakan standardisasi baterai untuk motor listrik ini akan menjadi terbosan besar bagi industri kendaraan listrik Tanah Air.
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang mengatakan standardisasi baterai untuk motor listrik ini akan menjadi terbosan besar bagi industri kendaraan listrik Tanah Air.

Menperin mengharapkan fasilitas Pilot Plant ini dapat dimanfaatkan oleh seluruh lapisan masyarakat pemangku kepentingan industri, termasuk pengolahan biomassa kelapa sawit, yang selama ini masih terabaikan.

Beroperasinya fasilitas ini diharapkan dapat berkontribusi dalam menyelesaikan permasalahan pengelolaan limbah dan hasil samping kebun kelapa sawit menjadi produk yang mengisi kekosongan struktur industri nasional sesuai program hilirisasi industri kelapa sawit.

Menperin menambahkan, harapan selanjutnya melalui program ini adalah peningkatan nilai tambah dan diversifikasi produk turunan sawit, potensi penciptaan lapangan kerja dan peningkatan investasi nasional, substitusi impor, dan penguasaan teknologi oleh konsorsium dalam negeri.

 

 


Penguasaan Teknologi Fraksionasi TKKS

Dalam kesempatan tersebut, Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri, Andi Rizaldi, menyampaikan bahwa penguasaan teknologi fraksionasi TKKS pada skala pilot dapat digunakan untuk meningkatkan pemanfaatan dan optimalisasi TKKS untuk diproses dan menghasilkan prekursor bernilai tinggi seperti Glukosa, Xilosa, dan Lignin (GXL).

Selain itu, teknologi yang dihasilkan akan menjadi satu lisensi teknologi yang merupakan hasil karya anak bangsa. Keberhasilan pilot plant dalam mengolah TKKS menjadi produk GXL akan menambah daya saing industri kelapa sawit nasional, meningkatkan citra positif terhadap isu lingkungan, dan memperkuat serta memperdalam struktur industri nasional.

"Tugas kami selanjutnya adalah menyelenggarakan jasa optimalisasi pemanfaatan teknologi industri oleh Badan Layanan Umum BBSPJI Agro, Bogor. Jasa layanan ini dapat dimanfaatkan oleh industri yang akan berinvestasi pada upaya hilirisasi dan peningkatan nilai tambah tandan kosong kelapa sawit melalui benchmark dan lisensi teknologi mekanisme Pendapatan Negara Bukan Pajak," ujar Andi.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya