Kementerian Perdagangan (Kemendag) menargetkan nilai ekspor kerajinan tangan asal Indonesia bisa menembus US$ 1 miliar pada 2015.
Hal tersebut disampaikan Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag, Gusmardi Bustami di Gedung Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat.
"Industri kerajinan ini terus berkembang dengan melibatkan banyak tenaga kerja. Pada tahun 2012 nilai ekspor kerajinan kita kampir mencapai US$ 700 juta dan pada 2015 kita targetkan bisa meningkat jadi US$ 1 miliar. Kalau sudah mencapai target tersebut, ini kan bisa kita banggakan," ujar dia di Jakarta, Senin (19/8/2013).
Menurut Gusmardi, tiap tahun nilai ekspor kerajinan ini terus tumbuh 6% per tahun dalam 3 tahun terakhir, sehingga bukan tidak mungkin target tersebut bisa tercapai.
"Selain itu, dengan terus meningkatnya permintaan akan properti seperti real estate atau apartemen yang membutuhkan produk-produk kerajinan untuk mengisi properti mereka tersebut. Ini juga meningkatkan permintaan dari dalam negeri," lanjut dia.
Sampai saat ini, permintaan produk-produk kerajinan Indonesia masih didominasi negara seperti Amerika Serikat, Jepang, Jerman, Inggris dan negara-negara Eropa lainnya. Sementara itu, untuk kerajinan yang paling banyak diekspor saat ini yaitu rambut palsu dan bulu mata palsu.
"Produk kerajinan kita sebenarnya banyak sekali seperti pakaian, alas kaki dan lain-lain, namun saat ini rambut palsu dan bulu mata palsu menjadi yang paling banyak permintaannya, mencapai US$ 400 juta atau sekitar 40%-50% dari total permintaan produk," tandas dia. (Dny/Nur)
Hal tersebut disampaikan Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag, Gusmardi Bustami di Gedung Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat.
"Industri kerajinan ini terus berkembang dengan melibatkan banyak tenaga kerja. Pada tahun 2012 nilai ekspor kerajinan kita kampir mencapai US$ 700 juta dan pada 2015 kita targetkan bisa meningkat jadi US$ 1 miliar. Kalau sudah mencapai target tersebut, ini kan bisa kita banggakan," ujar dia di Jakarta, Senin (19/8/2013).
Menurut Gusmardi, tiap tahun nilai ekspor kerajinan ini terus tumbuh 6% per tahun dalam 3 tahun terakhir, sehingga bukan tidak mungkin target tersebut bisa tercapai.
"Selain itu, dengan terus meningkatnya permintaan akan properti seperti real estate atau apartemen yang membutuhkan produk-produk kerajinan untuk mengisi properti mereka tersebut. Ini juga meningkatkan permintaan dari dalam negeri," lanjut dia.
Sampai saat ini, permintaan produk-produk kerajinan Indonesia masih didominasi negara seperti Amerika Serikat, Jepang, Jerman, Inggris dan negara-negara Eropa lainnya. Sementara itu, untuk kerajinan yang paling banyak diekspor saat ini yaitu rambut palsu dan bulu mata palsu.
"Produk kerajinan kita sebenarnya banyak sekali seperti pakaian, alas kaki dan lain-lain, namun saat ini rambut palsu dan bulu mata palsu menjadi yang paling banyak permintaannya, mencapai US$ 400 juta atau sekitar 40%-50% dari total permintaan produk," tandas dia. (Dny/Nur)