Dua Kesamaan Unik Indonesia & India di Tengah Ancaman Krisis

India dan Indonesia menjadi dua negara yang sama-sama berupaya menghindari ancaman krisis ekonomi.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 27 Agu 2013, 13:55 WIB
Diterbitkan 27 Agu 2013, 13:55 WIB
india-indonesia130827b.jpg
Ancaman krisis ekonomi yang melanda negara-negara berkembang, seolah menempatkan Indonesia dan India sebagai negara kembar di kawasan Asia. Tak hanya dari faktor ekonomi dan data-data makro, sejumlah kesamaan juga muncul dari kedua negara penggagas Gerakan Non Blok tersebut.

Wakil Menteri Keuangan, Mahendra Siregar disela-sela seminar Law & Business di Jakarta, Selasa (27/8/2013), mengatakan kesamaan pertama yang tampak dari Indonesia dan India adalah kedua negara akan menggelar Pemilihan Umum Pada 2014 . " Pemilu India di bulan Mei 2014," jelas Mahendra.

Tak hanya itu, kesamaan unik dari Indonesia dan India adalah pemerintah dari kedua negara ini baru saja menunjuk Menteri Keuangan (Menkeu) yang baru. Bedanya, Menkeu baru India dianggap kurang berhasil meyakinkan koleganya untuk merealisasikan program reformasi.

"Dari Menkeu baru memang sama, tapi mudah-mudahan untuk kebijakan reformasi yang gagal itu tidak sama dengan Indonesia," ucap Mahendra.

Dia menjelaskan, kondisi ketidakpastian ekonomi dunia mendorong perekonomian India mengalami tekanan parah terlihat dari kinerja keuangan yang memburuk. Mengutip laporan The Economist, inflasi India dilaporkan mencapai 10%, defisit anggaran 7%, dan pertumbuhan ekonomi anjlok dari 7.5% menjadi 4,3%.

"Masalah reformasi, infrastruktur, pembebasan lahan, tenaga kerja, birokrasi dan korupsi sangat berat," tutur dia.

Meski tak separah Negeri Bollywood, Mahendra mengakui, sinar Indonesia mulai meredup akibat perlambatan pertumbuhan ekonomi mulai terpapar pengetatan likuiditas The Federal Reserves.

"Kalau tidak hati-hati, Indonesia tingga menunggu waktu saja. Makanya pemerintah merilis paket kebijakan ekonomi makro sebagai upaya antisipasi," ujarnya seraya menegaskan taruhan Indonesia akan menjadi lebih besar jika tak segera mendongkrak pertumbuhan dan perbaikan ekonom.

Pertaruhan yang dimaksud tak hanya pelemahan ekonomi setahun, melainkan pertumbuhan ekonomi yang turun, profit marjin melemah serta berkurangnya lapangan kerja. "Keseluruhan momentum reformasi bisa terganggu karena di tengah-tengah situasi transisi politik kita harus berhadapan dengan itu," tandas Mahendra. (Fik/Shd)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya