Tak hanya Indonesia, pemerintah India kini juga tengah pusing dengan perlambatan ekonomi global yang memukul keras negaranya. Bahkan kondisi ekonomi makin terpuruk dengan pertumbuhan melamban dalam 10 tahun terakhir.
Jika Indonesia kini tengah sibuk menyusun empat paket kebijakan ekonomi, pemerintah India justru telah mengesahkan penyediaan subsidi pangan bernilai US$ 19,8 miliar atau Rp 216,4 triliun per tahun.
Program tersebut merupakan langkah pengamanan pangan terbesar di dunia dan menjadi bagian penting dari strategi partai Kongres untuk memenangkan pemilihan umum pada Mei 2014 mendatang.
Dikutip dari laman CNBC, Selasa (27/8/2013), sejumlah analis mengkritisi undang-undang (UU) tersebut. Para analis mempertanyakan pengeluaran dalam jumlah besar bertepatan dengan pertumbuhan ekonomi negara yang tengah melambat. Belum lagi, India sedang mengalami defisit transaksi berjalan dan defisit anggaran.
Defisit fiskal India pada 2012-2013 tercatat sebesar 4,9% dari Produk Domestik Bruto (PDB). India bahkan berencana meminjam sekitar US$ 100 miliar tahun ini demi mengatasi kekurangan dana nasional. Negara juga harus membayar 8,3% dari obligasi bertenor 10 tahun miliknya.
Langkah penyediaan subsidi pangan tersebut dilakukan guna mengatasi kelaparan yang menyerang sepertiga penduduk India. Diharapkan subsidi tersebut dapat menutupi kebutuhan pangan 800 juta orang dari jumlah total populasi 1,2 miliar jiwa.
Namun sejumlah program India diketahui sangat berisiko mengingat banyaknya aksi korupsi di negara dengan populasi penduduk terbanyak kedua di dunia itu. (Sis/Shd)
Jika Indonesia kini tengah sibuk menyusun empat paket kebijakan ekonomi, pemerintah India justru telah mengesahkan penyediaan subsidi pangan bernilai US$ 19,8 miliar atau Rp 216,4 triliun per tahun.
Program tersebut merupakan langkah pengamanan pangan terbesar di dunia dan menjadi bagian penting dari strategi partai Kongres untuk memenangkan pemilihan umum pada Mei 2014 mendatang.
Dikutip dari laman CNBC, Selasa (27/8/2013), sejumlah analis mengkritisi undang-undang (UU) tersebut. Para analis mempertanyakan pengeluaran dalam jumlah besar bertepatan dengan pertumbuhan ekonomi negara yang tengah melambat. Belum lagi, India sedang mengalami defisit transaksi berjalan dan defisit anggaran.
Defisit fiskal India pada 2012-2013 tercatat sebesar 4,9% dari Produk Domestik Bruto (PDB). India bahkan berencana meminjam sekitar US$ 100 miliar tahun ini demi mengatasi kekurangan dana nasional. Negara juga harus membayar 8,3% dari obligasi bertenor 10 tahun miliknya.
Langkah penyediaan subsidi pangan tersebut dilakukan guna mengatasi kelaparan yang menyerang sepertiga penduduk India. Diharapkan subsidi tersebut dapat menutupi kebutuhan pangan 800 juta orang dari jumlah total populasi 1,2 miliar jiwa.
Namun sejumlah program India diketahui sangat berisiko mengingat banyaknya aksi korupsi di negara dengan populasi penduduk terbanyak kedua di dunia itu. (Sis/Shd)