RI Diminta Contek Industri Batu Bara China

Menperin MS Hidayat menilai industi batubara di Indonesia perlu mencontoh teknologi gasifikasi batubara di China. Kenapa?

oleh Septian Deny diperbarui 01 Okt 2013, 20:40 WIB
Diterbitkan 01 Okt 2013, 20:40 WIB
ms-hidayat-131001b.jpg
Menteri Perindustrian (Menperin) MS Hidayat menilai industi batubara di Indonesia perlu mencontoh teknologi gasifikasi batubara di China. Hal tersebut dinilai agar industri batu bara dalam negeri tidak kalah bersaing dengan industri batu bara di luar negeri.

"Ada satu teknologi di China yang dibutuhkan oleh Indonesia yaitu gasifikasi batubara menjadi polipropilen dan polietilena, Jadi batu bara low rank yang 4 ribu sampai 4.500 kalori diproses menjadi polipropilen untuk bahan tekstil dan plastik," ujar dia di Kantor Kementerian Perindustian, Jakarta Selatan, Selasa (1/10/2013).

Hidayat mengaku melihat sendiri pabrik yang menggunakan teknologi tersebut dan diharapkan teknologi ini bisa segera diterapkan di Indonesia.

"Saya sudah menyaksikan sendiri pabriknya besar sekali di kota yang namanya Bao Tao. Ini teknologinya modern, saya sedang membujuk supaya teknologi ini masuk Indonesia," lanjutnya.

Hidayat mengatakan, upaya untuk memasukan teknologi ini ke Indonesia akan dilakukan saat penandatanganan perjanjian Indonesia dengan China dalam Indonesia-China Business Luncheon.

Terdapat 21 perjanjian yang akan disepakati termasuk didalamnya seperti dalam bidang loan agreement (pulp dan kertas), pertambangan dan transportasi, pembiayaan investasit, joint invesment, MoA, industri semen, smelter, industri parks, serta monorel di Bandung dan Jakarta.

"Dia (teknologi gasifikasi batu bara) termasuk dalam 21 penjanjian itu, makanya sedang dibujuk supaya masuk kesini segera," tandas dia. (

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya