RI Diminta Agresif Ikuti Standar Produk Dunia

Standar akan mampu menjadi garda terdepan untuk menyaring produk-produk yang masuk supaya Indonesia tak hanya menjadi pasar .

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 17 Okt 2013, 13:15 WIB
Diterbitkan 17 Okt 2013, 13:15 WIB
produk-indonesia-131017b.jpg
Hari Standar Dunia (World Standard Day) yang jatuh pada 14 Oktober lalu dan Bulan Mutu Nasional 2013 seakan menjadi cerminan bagi Indonesia untuk meningkatkan daya saing industri dan produk dalam negeri.

Standar akan mampu menjadi garda terdepan untuk menyaring produk-produk yang masuk supaya Indonesia tak hanya menjadi pasar bagi pelaku usaha asing, tapi juga melahirkan produk unggulan dan kompetitif.

Kepala Badan Standarisasi Nasional (BSN) Bambang Prasetya, seluruh negara tengah giat mengkampanyekan arti penting standar dan infrastruktur mutu di pasar global, termasuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

"Indonesia harus lebih agresif pada organisasi standar internasional, seperti China yang lebih maju dalam penyusunan standar internasionl dengan harapan produknya akan masuk pasar lebih dulu," ujar dia dalam pembukaan Indonesia Quality Expo 2013 di JCC, Kamis (17/10/2013).

Negara ini merupakan anggota ISO, IEC, CODEX aktif dalam berbagai penyusunan standar dan harmonisasi standar internasional. Akreditasi mereka juga mendapat pengakuan internasional yang cukup luas, diantaranya dalam forum IAF, ILAC, APLAC, dan PAC.

"Laporan dari Sekjen ISO dalam CEO Forum of National Standardisation Bodies 2013, keberhasilan suatu negara seperti Jerman menembus pasar baru bukan karena penjualan lisensi tapi karena kecepatan mengikuti tren standar," tambah Bambang.

BSN telah menetapkan 9.320 SNI, di mana sebanyak 7.561 SNI masih berlaku dan sisanya harus dilakukan kajian ulang serta abolisi yang disesuaikan dengan perkembangan pasar maupun IPTEK.

Untuk penguatan daya saing produk dalam negeri, sejak tiga tahun lalu, Bambang menyebut pihaknya sudah melakukan 88 notifiksi ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) terkait regulasi teknis Indonesia termasuk rancangan dan addendumnya.

BSN juga mendapatkan 150 permintaan dari negara anggota WTO terkait standar, regulasi teknis dan prosedur penilaian kesesuaian.

Sedangkan Komite Akreditasi Nasional (KAN) telah melakukan akreditas terhadap 1.087 lembaga penilaian kesesuaian yang mencakup 720 laboratorium penguji, 166 laboratorium kalibrasi, 34 lembaga inspeksi, 28 laboratorium medik, dan 36 LSMM.

"Akreditasi juga diberikan kepada 6 lembaga sertifikasi sistem HACCP, 7 SMKP, 12 LSMML, 2 lembaga LSE, 36 LSPro, 5 LSP, 13 lembaga LVLK, 8 LSPO dan 14 LPPHPL," tukasnya.

Acara Bulan Mutu Nasional 2013 yang diselenggarakan dari 17-19 Oktober ini, dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa, Menteri Riset dan Teknologi Gusti Mohammad Hatta, Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif Cicip Sutardjo, Wakil Menteri Perindustrian Alex Traubun, serta Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan. (Fik/Nur)

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya