RI Jangan Takut Kebanjiran Mobil Impor

Pemerintah seharusnya merasa khawatir jika terlalu banyak mengimpor barang pangan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 22 Okt 2013, 20:21 WIB
Diterbitkan 22 Okt 2013, 20:21 WIB
penjualan-mobil-130515b.jpg
Mobil murah dan ramah lingkungan (low cost green car/LCGC) diklaim pemerintah sebagai salah satu sarana untuk menjaga ketahanan negara terhadap produk-produk impor. Hal itu dilakukan pemerintah mengingat akan dilakukannya ASEAN Economic Comunity 2015.

Pengamat Transportasi Darat, Darmaningtyas berpendapat, sebenarnya pemerintah tidak perlu ketakutan dengan masuknya mobil impor ke Indonesia. Menurut dia, ada produk impor lain yang perlu ditakutkan pemerintah. Apa itu?

"Menurut saya total biaya impor untuk mobil itu jauh lebih kecil dibandingkan impor bahan pangan. Jadi kalau kita mau ketahanan kuat bukan punya mobil, tapi ketahanan pangan," ungkap Darmaningtyas di Jakarta, Selasa (22/10/2013).

Untuk itu, pemerintah seharusnya merasa khawatir jika terlalu banyak mengimpor barang pangan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. "Mobil itu difungsikan untuk mereka yang mempunyai uang, kalau pangan kan semua, seluruh warga," jelasnya.

Darmaningtyas juga menyoroti program mobil murah yang dinilai kurang konsisten. Dia mengingatkan mengingat komitmen pemerintah menjaga agar konsumsi bahan bakar minyak (BBM) tidak melebihi kuota dalam APBN, namun ternyata malah merilis mobil murah yang memakai BBM.

"Ini soal inkonsistensi dengan penghematan BBM. Pemerintah kan sekarang konsistensi konsumsi BBM subsidi tidak lebih 48 juta kiloliter. Kalau mobil bertambah bagaimana mungkin tidak melebihi. Pemerintah harusnya konsisten kalau mau penhematan BBM harus produksi angkutan umum," pungkasnya. (Yas/NDw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya