Menteri Perindustrian (Menperin) MS Hidayat menyatakan saat ini pemerintah tengah fokus melakukan program hilirisasi industri di beberapa pada sektor seperti yang berbasis agro, migas, dan bahan tambang mineral. Hal ini guna menghadapi persaingan dalam perdagangan bebas MEA 2015 mendatang.
"Pemerintah terus melakukan upaya untuk menarik investasi baik PMA maupun PMDN yang diarahkan untuk meningkatkan nilai tambah industri dalam negeri," ujar dia saat memberikan sambutan pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Kadin Bidang Perindustrian di Jakarta, Jumat (25/10/2013).
Dia menyebutkan, beberapa investasi skala besar telah teralisasi pada tahun 2012-2013. Investasi tersebut antara lain hilirisasi industri berbasis bahan mineral dengan total investasi US$ 17,5 miliar dari industri pengolahan besi baja PT Krakatau Posco, PT Batulicin Steel dan pengolahan aluminium PT Aneka Tambang.
Pada program hilirisasi berbasi migas, memiliki total investasi sebesar US$ 8 miliar yang dilakukan pada industri petrokimia PT Chandra Asri dan PT Nippon Shokubai Indonesia.
Serta hilirisasi pada industri berbasis agro dengan total investasi senilai US$ 6,3 miliar yang dilakukan pada industri pengolahan CPO oleh PT Unilever Indonesia, industri pengolahan karet ban oleh PT Hankook Tire Indonesia dan industri pengolahan kakao oleh PT Asia Cocoa Indonesia.
Selain itu, lanjut Hidayat, pemerintah juga tengah melakukan revitalisasi 5 pabrik pupuk seperti pabrik Pupuk Kaltim 5, pabrik Pupuk Kujang, pabrik Pupuk Petrokimia Gresik II, pabrik Pusri II-B dan Pusri III-B.
Kemudian juga melakukan pengembangan Kawasan Industri Petrokimia Teluk Bintuni yang akan memproduksi amoniak, urea, metanol, polipropilena dengan nilai investasi mencapai US$ 2 miliar.
"Untuk Teluk Bintuni ini memang alokasi gasnya masih terhambat, namun saya sudah koordinasi dengan Kementerian ESDM dan mudah-mudahn bisa segera terselesaikan," tandasnya. (Dny/Nur)
"Pemerintah terus melakukan upaya untuk menarik investasi baik PMA maupun PMDN yang diarahkan untuk meningkatkan nilai tambah industri dalam negeri," ujar dia saat memberikan sambutan pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Kadin Bidang Perindustrian di Jakarta, Jumat (25/10/2013).
Dia menyebutkan, beberapa investasi skala besar telah teralisasi pada tahun 2012-2013. Investasi tersebut antara lain hilirisasi industri berbasis bahan mineral dengan total investasi US$ 17,5 miliar dari industri pengolahan besi baja PT Krakatau Posco, PT Batulicin Steel dan pengolahan aluminium PT Aneka Tambang.
Pada program hilirisasi berbasi migas, memiliki total investasi sebesar US$ 8 miliar yang dilakukan pada industri petrokimia PT Chandra Asri dan PT Nippon Shokubai Indonesia.
Serta hilirisasi pada industri berbasis agro dengan total investasi senilai US$ 6,3 miliar yang dilakukan pada industri pengolahan CPO oleh PT Unilever Indonesia, industri pengolahan karet ban oleh PT Hankook Tire Indonesia dan industri pengolahan kakao oleh PT Asia Cocoa Indonesia.
Selain itu, lanjut Hidayat, pemerintah juga tengah melakukan revitalisasi 5 pabrik pupuk seperti pabrik Pupuk Kaltim 5, pabrik Pupuk Kujang, pabrik Pupuk Petrokimia Gresik II, pabrik Pusri II-B dan Pusri III-B.
Kemudian juga melakukan pengembangan Kawasan Industri Petrokimia Teluk Bintuni yang akan memproduksi amoniak, urea, metanol, polipropilena dengan nilai investasi mencapai US$ 2 miliar.
"Untuk Teluk Bintuni ini memang alokasi gasnya masih terhambat, namun saya sudah koordinasi dengan Kementerian ESDM dan mudah-mudahn bisa segera terselesaikan," tandasnya. (Dny/Nur)