Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) Janet Yellen memastikan dirinya tidak akan mengubah kebijakan moneter AS. Dia dengan mantap mengatakan The Fed akan berada di jalurnya untuk tetap mengurangi dana stimulus (tapering) meskipun pasar tenaga kerja AS masih belum pulih.
Seperti dikutip dari Reuters, Rabu (12/2/2014), Dalam pernyataan pertamanya di depan publik, Yellen mengatakan The Fed perlu mengawasi jumlah penduduk AS yang telah menganggur dalam jangka waktu panjang. Selain itu The Fed juga diminta menaruh perhatian pada para penduduk yang bekerja paruh waktu dan berharap diangkat menjadi pegawai tetap.
Di hadapan para pembuat kebijakan House Financial Services Committee, Yellen menegaskan keberlanjutan strategi kebijakan The Fed. Dia dengan tegas mendukung pendekatan ekonomi yang dilakukan pimpinan sebelumnya, Ben Bernanke.
Di bawah kepemimpinan, Bernanke, The Fed telah membeli triliunan dolar obligasi untuk menekan suku bunga pinjaman seiring bangkitnya ekonomi AS dari keterpurukan masa resesi 2007-2009.
Tingkat pengangguran di AS tercatat merosot 1,5% sejak program pembelian obligasi The Fed dimulai pada September 2012. Meski jauh dari pemulihan yang diharapkan, tapi Yellen menganggap level 6,6% masih merupakan hasil pergerakan yang konsisten.
"Pemulihan pasar tenaga kerja masih jauh dari target," ujarnya.
The Fed tercatat telah mengurangi pembelian obliasinya dalam dua bulan terakhir. Saat ini, The Fed hanya membeli obligasi senilai US$ 65 miliar per bulan. Langkah ini diambil guna mempertahankan suku bunga pinjaman tetap rendah dan mendorong investasi serta perekrutan tenaga kerja baru.
Yellen juga memberikan sinyal bahwa The Fed akan kembali mengurangi laju pembelian obligasinya pada rapat direksi mendatang. Keputusan itu akan diambil jika data ekonomi AS memenuhi ekspektasi para pembuat kebijakan akan adanya peningkatan pasar tenaga kerja.
"Sudah jelas, cara kerja Yellen sama seperti Bernanke. The Fed akan terus mengurangi pembelian obligasinya sebesar US$ 10 miliar setiap rapat direksi digelar," ungkap kepala ekonom RBC Capital Markets Tom Porcelli di New York. (Sis/Ndw)
Seperti dikutip dari Reuters, Rabu (12/2/2014), Dalam pernyataan pertamanya di depan publik, Yellen mengatakan The Fed perlu mengawasi jumlah penduduk AS yang telah menganggur dalam jangka waktu panjang. Selain itu The Fed juga diminta menaruh perhatian pada para penduduk yang bekerja paruh waktu dan berharap diangkat menjadi pegawai tetap.
Di hadapan para pembuat kebijakan House Financial Services Committee, Yellen menegaskan keberlanjutan strategi kebijakan The Fed. Dia dengan tegas mendukung pendekatan ekonomi yang dilakukan pimpinan sebelumnya, Ben Bernanke.
Di bawah kepemimpinan, Bernanke, The Fed telah membeli triliunan dolar obligasi untuk menekan suku bunga pinjaman seiring bangkitnya ekonomi AS dari keterpurukan masa resesi 2007-2009.
Tingkat pengangguran di AS tercatat merosot 1,5% sejak program pembelian obligasi The Fed dimulai pada September 2012. Meski jauh dari pemulihan yang diharapkan, tapi Yellen menganggap level 6,6% masih merupakan hasil pergerakan yang konsisten.
"Pemulihan pasar tenaga kerja masih jauh dari target," ujarnya.
The Fed tercatat telah mengurangi pembelian obliasinya dalam dua bulan terakhir. Saat ini, The Fed hanya membeli obligasi senilai US$ 65 miliar per bulan. Langkah ini diambil guna mempertahankan suku bunga pinjaman tetap rendah dan mendorong investasi serta perekrutan tenaga kerja baru.
Yellen juga memberikan sinyal bahwa The Fed akan kembali mengurangi laju pembelian obligasinya pada rapat direksi mendatang. Keputusan itu akan diambil jika data ekonomi AS memenuhi ekspektasi para pembuat kebijakan akan adanya peningkatan pasar tenaga kerja.
"Sudah jelas, cara kerja Yellen sama seperti Bernanke. The Fed akan terus mengurangi pembelian obligasinya sebesar US$ 10 miliar setiap rapat direksi digelar," ungkap kepala ekonom RBC Capital Markets Tom Porcelli di New York. (Sis/Ndw)