Singapura Sangat Bergantung Pada Gas Indonesia

Indonesia terikat kontrak ekspor gas ke Singapura sampai tahun 2023.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 17 Feb 2014, 17:10 WIB
Diterbitkan 17 Feb 2014, 17:10 WIB
ekspor-gas-121206c.jpg
Indonesia saat ini tercatat sebagai negara yang rajin mengimpor bahan bakar minyak (BBM) dari Singapura. Namun ironisnya, ternyata Indonesa malah mengekspor gas ke negeri singa tersebut.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Johanes Widjonarko mengatakan, dalam kontraknya Indonesia akan terus mengekspor gas ke Singapura sampai tahun 2023.

"Singapura akan berakhir 2023 itu melalui pipa," kata Widjonarko dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR, di Gedung DPR, Jakarta, Senin (17/2/2013).

Bersamaan dengan berakhirnya kontrak ekspor tersebut, terminal penerima dan regasifikasi (FSRU) gas alam cair (Liquefied Natural Gas/LNG) yang dibangun di Indonesia sudah bisa beroperasi sehingga gas yang tadinya diekspor ke negeri Singa tersebut akan dialihkan ke dalam negeri.

"Kalau kontrak berakhir bisa dialihkan ke dalam negeri," ungkapnya.

Direktur Komersial SKK Migas Widyawan Wiratmaja mengatakan, ekspor gas ke Singapura tersebut sebesar 380 juta kaki kubik per hari (mmscfd) dan digunakan untuk industri di sana.

"Harga gasnya di atas US$ 15 per mmscfd," pungkasnya. (Pew/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya