Wamenkeu Pesimistis Target Produksi Minyak Tercapai

Indonesia dinilai sulit untuk meningkatkan produksi dalam negeri sehingga impor menjadi salah satu jalan untuk memenuhi kebutuhan.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 20 Feb 2014, 12:48 WIB
Diterbitkan 20 Feb 2014, 12:48 WIB
bambang-brodjonegoro-131028b.jpg
Wakil Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro menyatakan, neraca minyak dan gas (migas) Indonesia akan terus mengalami defisit selama produksi minyak Indonesia masih rendah.

"Saya bilang defisit migas akan tetap ada," kata Bambang, dalam Annual Corporate Treasury & CFO Summit-Indonesia, di Hotel Mulia, Jakarta, Kamis (20/2/2014).

Ia menambahkan, produksi minyak rendah membuat Indonesia melakukan impor minyak untuk memenuhi kebutuhan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) Indonesia.

"Migas itu kalau produksinya turun kami harus impor, memang kenyataan Indonesia sudah jadi negara importir," ungkap Bambang.

Menurut Bambang, saat ini sulit bagi Indonesia untuk meningkatkan produksi minyak dalam negeri. Oleh karena itu, pemerintah berencana melakukan perubahan target produksi minyak yang tercantum dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2014 sebesar 870 ribu barel per hari (bph).

"Tahun ini tidak akan berubah selama liftingnya tidak membaik yah susah. Kemungkinan susah dicapai (target 870 ribu bph)," kata Bambang.

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyatakan produksi minyak sampai 12 Februari 2014 hanya mencapai 790.314 barel per hari (bph).

Pelaksana tugas (Plt) Kepala SKK Migas, Johanes Wijonarko mengatakan, produksi minyak tersebut hanya 90%nya dari rencana kerja anggaran (work plan and budget/wpnb) SKK  Migas  803,827 bph. "Pencapaian produksi 790,3 90% WPNB hingga 12 Februari 2014, ," tutur Wijonarko. (Pew/Ahm)


*Bagi Anda yang ingin mengetahui hasil ujian CPNS Honorer K2 2013 silakan klik di cpns.liputan6.com


Baca juga:

Kisah Indonesia yang Tercoret dari Daftar Negara Kaya Minyak

Pertamina Tak Canggung Contek Cara Petronas Eksis di Luar Negeri

RI Diprediksi Jadi Importir Minyak Terbesar Dunia di 2018


POPULER

Berita Terkini Selengkapnya