Sean Gelael Siap Lakoni Debut di Formula Renault 3.5

Sean harus beradaptasi menghadapi hal-hal baru, seperti soal tenaga kendaraan yang lebih menyerupai F1.

oleh Achmad Yani Yustiawan diperbarui 17 Apr 2015, 22:02 WIB
Diterbitkan 17 Apr 2015, 22:02 WIB
Sean Gelael
Debut Sean Gelael di Formula Renault 3.5

Liputan6.com, London - Pebalap Indonesia, Sean Gelael, akan memulai balapannya di Formula Renault 3.5 musim ini di Sirkuit Motorland Aragon, Spanyol, pada 25 dan 26 April 2015 mendatang, Setelah dua tahun berlaga di Kejuaraan FIA Formula 3 Eropa, Sean bersama Tim Jagonya Ayam with Carlin akan naik tingkat ke kejuaraan yang lebih bergengsi.

Untuk itu, Sean harus beradaptasi menghadapi hal-hal baru, seperti soal tenaga kendaraan yang lebih menyerupai  F1 dibandingkan F3, dan juga tingkat persaingan yang lebih ketat. Lainnya adalah DRS (Drag Reduction System), sebuah sistem yang dapat mengubah sudut sayap belakang kendaraan untuk membantu mendahului kendaraan lain. Tapi, mungkin proses baru yang paling dikenal adalah pit stop.

Di Formula 3, pit stop adalah sesuatu yang buruk, karena  artinya si pebalap mengalami kerusakan  atau ada masalah mekanikal yang harus diperbaiki. Di Formula Renault 3.5, setiap pebalap wajib untuk melakukan pit stop di race kedua untuk mengganti sedikitnya dua buah ban.

Pada 2014 lalu, tim Carlin tidak turut berkompetisi di Formula Renault 3.5. Team Manager Ricky Taylor, sesaat setelah melakukan latihan pit stop di markas Carlin di Farnham, Inggris, mengatakan: “Kami terus memperbaiki diri. Kami menggangap pit stop sebagai sesuatu yang sangat penting, karena memungkinkan untuk memperbaiki posisi seorang pebalap," katanya.

"Lima tahun yang lalu kami berhasil menjuarai kejuaraan ini, karena satu pit stop yang sangat cepat. Benar, kami tidak berkompetisi tahun lalu, tetapi melakukan pit stop seperti mengendarai sepeda, sekali melakukan, tidak sulit untuk melakukannya kembali.”

Lebih lanjut  Ricky menjelaskan, tim selalu menganalisa latihan pit stop yang dilakukan untuk memperoleh hasil semaksimal mungkin bagi Sean dan rekan satu timnya Tom Dillmann, yang diberi target 3 detik untuk suatu perhentian yang baik.

“Dalam setiap latihan kami mempergunakan kamera GoPro”, kata Ricky. “Satu menghadap ke depan dan satu menghadap ke belakang. Kami melakukan 25 kali pit stop  dan beristirahat, 20 menit kemudian, kami melakukannya kembali."

"Dari data yang ada kami melakukan analisa keseluruhan stop yang dilakukan, terfokus kepada bagian-bagian penting, dan memutar kembali rekaman GoPro dengan slow motion. Karena suatu pit stop berlangsung sangat cepat, anda tidak bisa melihat dimana anda kehilangan waktu, sehingga dengan memiliki informasi yang fantastis ini, anda dapat mengetahui hal-hal yang perlu diperbaiki,” pungkasnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya