Liputan6.com, Jakarta - PSSI menunjuk Alex Pastoor menjadi asisten pelatih timnas Indonesia bersama Denny Landzaat. Keduanya bakal mendukung Patrick Kluivert sebagai nakhoda utama.
Sosok Pastoor menarik perhatian publik. Dia dipercaya akan memainkan peran penting dalam mengatur strategi timnas Indonesia dalam usaha mewujudkan mimpi merebut tiket Piala Dunia 2026.
Baca Juga
Absen Ketemu Patrick Kluivert, Bos Persija Jakarta Tetap Yakin Bakal Punya Hubungan Baik dengan Pelatih Timnas Indonesia
Pertahanan Berlubang saat Hadapi Timnas Indonesia, Australia Siapkan Strategi Ini
Indra Sjafri Sarankan Patrick Kluivert untuk Berdiskusi dengan Pelatih Klub dari BRI Liga 1, Pegadaian Liga 2 dan Liga Nusantara
Sebab, rapor kepelatihannya lebih mentereng ketimbang Patrick Kluivert. Pastoor mendapat kesempatan melatih tim utama untuk pertama kali bersama Excelsior. Dia kemudian juga bekerja bagi NEC Nijmegen, Slavia Prague, AZ Alkmaar (caretaker), Sparta Rotterdam, SCR Altach, dan Almere City.
Advertisement
Sosok berusia 58 tahun itu sukses membawa tiga klub yakni Excelsior (2010), Sparta Rotterdam (2016), dan Almere City (2023) promosi ke kasta tertinggi sistem kompetisi sepak bola Belanda yakni Eredivisie.
Kepiawaiannya dalam menganalisa pertandingan juga tidak diragukan. Kemampuan tersebut membuat Alex Pastoor dijuluki profesor saat menjadi pundit di stasiun televisi.
Alex Pastoor Rebut Hati Suporter Timnas Indonesia
Sosok Pastoor makin merebut hati suporter Indonesia setelah mengunggah aktivitas di media sosial. Dia memasang foto bersama buku Atlas van Indonesie plus tulisan 'persiapan penuh'.
Aksinya mempelajari sejarah dan budaya Indonesia membuktikan keseriusannya dalam mempelajari Tanah Air, tidak hanya sekedar sepak bola. Lalu, apa sebenarnya isi buku tersebut?
Atlas van Indonesie merupakan karya Pieter Eckhardt dengan penerbit WBooks, dirilis pada 21 Oktober 2023. Buku ini memiliki 160 halaman dan 214 gambar berwarna dan hitam putih. Termasuk di dlamanya karya seniman Indonesia, termasuk Raden Saleh, Heri Dono, dan Alfiah Rahdini.
Atlas van Indonesie dijual seharga 35 euro (sekitar Rp590 ribu) dan sudah memasuki cetakan ketiga.
Advertisement
Deskripsi Atlas van Indonesie
"Pada tanggal 17 Agustus 1945, Soekarno memproklamirkan Negara Republik Indonesia. Buku ini diterbitkan hampir delapan puluh tahun kemudian, pada kesempatan Pameran Indonesia Hebat. Berkisah tentang sejarah negara kepulauan terbesar di dunia dan penduduknya yang bercerita tentang kekayaan budaya negara yang belum pernah ada sebelumnya," tulis deskripsi WBooks tentang Atlas van Indonesie.
"Mulai dari masa kejayaan kerajaan Majapahit (abad XV dan XVI) hingga Indonesia saat ini. Dari alam yang tak terbayangkan dan luasnya sawah hingga pemerintahan kolonial, Perang Dunia Kedua, dan pendudukan Jepang."
"Mulai dari pemujaan dan ritual nenek moyang kuno, hingga datangnya agama-agama dunia. Ini adalah sebuah pujian terhadap keragaman budaya yang dimiliki negara ini, dengan memperhatikan perspektif dan permasalahan yang berbeda. Dengan banyak ruang untuk cerita baru dan sejarah tersembunyi. Teks dan gambar menceritakan tentang sejarah menarik Indonesia," pungkas deskripsi tersebut.