Liputan6.com, Arouca - Mantan Presiden FIFA, Jack Warner yang diduga terlibat dalam aksi pencucian uang hingga pemerasan baru saja meninggalkan kantor polisi di negaranya, Trinidad dan Tobago.
Seperti dikutip dari Sky Sports, Selasa (9/6/2015) waktu setempat, Warner terekam kamera video baru saja meninggalkan kantor polisi di Kota Arouca sebelum menaiki mobil kesayangannya.
Menteri Kehakiman Trinidad dan Tobago, Prakash Ramadhar mendesak Warner untuk menyerahkan diri ke Kejaksaan Agung Amerika Serikat (AS). Dia menyarankan Warner untuk memberikan contoh yang baik kepada generasi baru di Trinidad dan Tobago.
"Itu adalah hal yang kami minta kepadanya. Jika dia mencintai negara ini, peduli dengan masa depan, khususnya anak-anak, maka dia harus memberikan contoh yang tepat," imbuh Parkash.
Bersambung ke halaman selanjutnya --->
2
Warner adalah salah satu dari 14 petinggi FIFA yang dicurigai Kejaksaan Agung AS dan Anggota FBI terlibat dalam aksi pemerasan dan pencucian uang di dunia sepak bola.
Kejaksaan Agung AS menuduh 14 orang yang diringkusnya, dua minggu lalu telah menerima suap lebih dari US$ 150 juta, atau setara dengan Rp 2 triliun dalam waktu 24 tahun.
"Dia bisa melakukan hal yang benar dan memperbaiki masalah ini dengan bertanggungjawab penuh serta bersedia diadili," papar Parkash.
"Jika Warner peduli dengan negara ini, maka dia harus terbang ke Amerika Serikat. Kami semua ingin kebenaran darinya. Saya meminta dia melakukannya," dia mengakhiri. (Cak/Ary)
Baca juga:
Lebih Jago Depay, Neymar atau Robben? Intip Data di Sini!
5 Manajer yang Bisa Bawa Liverpool Kembali ke Liga Champions
Bukti Nyata Laga Korea Selatan di Piala Dunia 2002 Diatur FIFA
Advertisement