Liputan6.com, Shanghai - Lupakan La Liga Spanyol, Serie A Italia, atau Liga Inggris yang mengklaim sebagai kompetisi sepak bola paling glamor di seluruh dunia. Liga Super Tiongkok mulai menunjukkan tajinya dengan menggelontorkan dana besar pada bursa transfer musim dingin ini.
Sejak beberapa tahun terakhir sebenarnya Liga Super Tiongkok sudah dipenuhi beberapa nama besar. Pelatih kelas dunia seperti Luiz Felipe Scolari, Marcelo Lippi, hingga Sven-Goran Eriksson pun tak ragu menjajal peruntungannya di Negeri Tirai Bambu.
Baca Juga
- Nasib Rio Haryanto Tak Jelas, Pesaingnya di Manor Girang
- Manajer Gagal MU Dirayu Klub Tiongkok?
- Michelin Puas Lihat Hasil Tes Pramusim di Sepang
Tak ketinggalan deretan pemain seperti Didier Drogba, Nicola Anelka, Frederic Kanoute, hingga Yakubu Aiyegbeni turut mencoba kerasnya persaingan di liga ini beberapa tahun lalu.
Advertisement
Pemain Bintang Menyusul
Jika sebelumnya klub-klub hanya mengambil pemain yang sudah melewati masa emasnya, maka tidak demikian dengan tahun ini. Keberanian mereka membayar gaji tinggi dan kuatnya dukungan dari sponsor menjadi daya tarik pemain yang sebelumnya berkompetisi di Eropa.
Tercatat ada tiga transfer besar yang terjadi pada bursa transfer musim dingin ini. Yakni Jiangsu Suning yang membeli Alex Teixeira dengan harga 56 juta dolar AS (Rp 763 miliar), Guangzhou Evergrande yang membeli striker Atletico Madrid dengan harga 47 juta dolar AS dan Ramires yang juga dibeli Jiangsu dengan harga 31 juta dolar AS.
Sebelumnya ada nama-nama lain seperti Gervinho dan Fredy Guarin. Serta Paulinho, Demba Ba, Stephane Mbia, dan Asamoah Gyan yang telah bermain sejak musim lalu.
Tak Sekadar Uang
Bahkan bukan tak mungkin rekor transfer dunia bakal dipecahkan karena bursa transfer baru ditutup 26 Februari mendatang. "Sepertinya gila, namun saya yakin harga 100 juta dolar AS mudah dipecahkan dalam waktu dekat," kata striker Shenhua, Tim Cahill seperti dilansir Four-Four Two.
Eks kapten timnas Australia itu tak memungkiri para pemain datang ke Tiongkok karena faktor materi semata. Namun ia yakin di masa mendatang daya tarik sepak bola Tiongkok lebih dari sekadar uang.
"Tiongkok punya peluang dan mereka ingin meraih segalanya. Saya tahu visi Tiongkok sejak tiba pertama kali disini, dan rasanya sangat gila."
Eropa Waspada
Kebangkitan Liga Super Tiongkok memang patut jadi sorotan. Bahkan manajer Arsenal, Arsene Wenger menyebut kekuatan uang Tiongkok bisa membeli seluruh kompetisi Eropa.
"Kebangkitan mereka merupakan konsekuensi ekonomi Tiongkok yang semakin kuat. Jika nanti ada keputusan politik yang terus mendukung kebijakan sepak bola, maka kita patut khawatir," kata Wenger.
Kembangkan Level Grassroots
Ternyata Tiongkok tidak hanya membangun sepak bola di level atas saja. Mereka juga mulai menerapkan pelajaran sepak bola di sekolah-sekolah.
"Saya pikir tidak ada program serupa yang sama besarnya di negara lain. Pemerintah sangat serius untuk membangun sepak bola tidak hanya untuk glamor saja, tapi juga menyentuh hingga akar. Kami seperti lari maraton, bukan sprint," ujar konsultan yang bekerja di Kementerian Pendidikan Tiongkok, Tom Byer yang berasal dari AS.
Jadi bukan tak mungkin sepak bola Tiongkok bakal menguasai dunia dalam beberapa tahun ke depan. Tak hanya level klub tetapi juara Piala Dunia bukan hanya sekadar angan semata bagi warga Tiongkok.