Dekat dengan Tuhan, Ali Merasa Tidak Butuh Pengawal

Muhammad Ali masuk Islam setelah bertemu Kapten Sam.

oleh Cakrayuri Nuralam diperbarui 06 Jun 2016, 18:50 WIB
Diterbitkan 06 Jun 2016, 18:50 WIB
Muhammad Ali
Muhammad Ali masuk Islam setelah bertemu Kapten Sam. (Zenon Texeira)

Liputan6.com, Kentucky - Muhammad Ali meninggalkan banyak kenangan dan kontroversi selama hidupnya. Salah satunya tentu saja terkait keputusan "Si Mulut Besar" memeluk agama Islam dan mengganti namanya.

Ali meninggal dunia, Sabtu (4/6/2016) di usia 74 tahun. Petinju yang awalnya bernama Cassius Clay itu tutup setelah menderita parkinson selama puluhan tahun. Rencananya, Ali akan dimakamkan di tanah kelahirannya, Louisville, Kentucky, Amerika Serikat pada Jumat (10/6/2016).

Sebagai warga kulit hitam, Ali pernah merasakan diskriminasi warga kulit putih Amerika Serikat. Salah satunya, saat Ali memasuki sebuah restoran di Louisville tidak lama setelah sukses meraih medali emas di Olimpiade Roma, Italia, 1960. Saat itu, Ali tidak dilayani karena berkulit hitam.  

Baca Juga

  • Momen Piala Eropa: Selebrasi Dokter Gigi Si Pemabuk
  • Mengenal Bintang Muda Piala Eropa: Alvaro Morata
  • Jersey Timnas Inggris di Piala Eropa 2016 Buatan Indonesia

 

Muhammad Ali saat menjawab pertanyaan mengenai bodyguard. (Foto: Youtube)

Ali marah. Dia merasa tidak dihargai meski telah mempersembahkan medali bagi negaranya. "Saya tetap diperlakukan sebagai negro," kata Ali usai kejadian tersebut.

Setahun setelah itu, Ali lalu bertemu Kapten Sam, pengikut Elijah Muhammad saat tengah berlatih di sasana milik polisi, Opsir Joe Martin yang juga mantan petinju. Kapten Sam lalu mengundang Ali ke pertemuan Nation of Islam. Sejak saa itu, Ali rutin ikut pertemuan meski lewat pintu belakang.

Ali takut, langkahnya akan mempengaruhi rencana duel melawan Sonny Liston. "Saya takut bila mereka tahu (masuk Nation of Islam). Bisa-bisa saya tidak diizinkan bertarung untuk merebut gelar juara Sonny Liston. Belakangan saya belajar berani berdiri di atas keyakinan saya sendiri," kata Ali. 

Lewat Nation of Islam, Ali bertemu Malcom X yang belakangan menjadi guru spiritualnya. Dia juga berkenalan dengan pimpinan Nation of Islam, Elijah Muhammad.

Pengumuman Nation of Islam

Pada 7 Februari 1964, atau tiga minggu sebelum pertarungan Ali melawan juara dunia kelas berat Sonny Liston, kedekatan Ali dengan Nation of Islam akhirnya terkuak. Ayahnya, Clay Sr membenarkan putranya telah bergabung dengan Black Muslims (orang kulit hitam beragama Islam).

Ikon tinju yang menjadi legenda sepanjang masa, Muhammad Ali meninggal dunia pada hari Jum’at tanggal 3 Juni 2016.

Fakta yang yang beredar menyebutkan bahwa Ali sebenarnya menolak bergabung dengan organisasi ini. Namun tak lama setelah kemenangan melawan Liston, Nation of Islams mengumumkan Ali sebagai anggota baru yang diikuti pergantian nama Clay menjadi Muhammad Ali.

Sejak mendalami Islam, Ali banyak berubah. Dia tidak lagi menyentuh minuman keras. Selain itu, Ali tidak lagi membutuhkan pengawal. Dalam sebuah acara talk show di Amerika Serikat. Ali menjawab  dirinya hanya punya satu pengawal.  "Apa Anda punya bodyguard?" tanya sang pembawa acara.

Ali menjawab, "(Sambil menghitung) Saya hanya punya satu bodyguard. Dia maha melihat, maha mendengar, dan maha tahu. Kalau Dia mau sesuatu tinggal menciptakannya dan langsung jadi."

"Pengikutnya patuh dan Dia tahu apa yang orang bicarakan. Dia tahu semua rahasia, bahkan yang ada dalam benak. Dia adalah Tuhan, Allah. Dia adalah bodyguard saya. Dia juga bodyguard Anda."


Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya