Liputan6.com, Jakarta - Kelompok radikal ISIS menentang aturan sepak bola yang diterapkan oleh FIFA. Mereka menganggap regulasi tersebut bertentangan dengan perintah Allah SWT dan sunah.
Baca Juga
ISIS memandang, seharusnya aturan dalam permainan 'si kulit bundar' dibuat sesuai dengan syariah. Salah satu peraturan yang menurut mereka cocok untuk digunakan adalah hukum qisas atau pembalasan langsung setimpal.
Dalam prinsipnya, qisas dijalankan terhadap pemain bila mencederai lawan. Mereka akan langsung diganjar dengan perlakuan yang sama jika membuat musuh menderita.
Contoh konkretnya, jika pemain melakukan tackling hingga lawan mengalami patah kaki, maka dia harus dihukum hingga mengalami patah kaki juga. Bila menolak, maka pemain tersebut bakalan dikenakan hukuman cambuk sebanyak 80 kali.
Peraturan dari ISIS itu rencananya akan diterapkan untuk pertama kali di kawasan Deir ez-Zor yang kompetisinya akan memasuki musim baru. Walau regulasi tersebut tergolong ganjil di dunia sepak bola, namun pemain masih merasa bersyukur karena organisasi yang dicap sebagai teroris itu tidak sepenuhnya melarang mereka bermain.
"Kami masih beruntung karena mereka hanya melarang aturan dari FIFA. Jika tidak, mungkin mereka akan sepenuhnya menghentikan kami bermain," kata seorang pemain kepada SOHR dikutip Daily Mail.
Advertisement