Keberanian Conte yang Melambungkan Chelsea

Mencetak 16 gol tanpa kebobolan adalah rapor Chelsea di lima laga terakhir.

oleh Ahmad Fawwaz Usman diperbarui 06 Nov 2016, 12:10 WIB
Diterbitkan 06 Nov 2016, 12:10 WIB
Antonio Conte
Antonio Conte, pelatih kepala Chelsea. (AFP)

Liputan6.com, London - Dalam jagat sepak bola Inggris, 3-4-3 bukan formasi yang familiar dan digemari. Itu adalah formasi yang kerap diterapkan dalam sepak bola Italia. Banyak yang menilai formasi tersebut tak cocok dengan gaya bermain di Inggris.

Hal itu bisa dimaklumi mengingat sepak bola Inggris selalu mengandalkan kecepatan yang berujung pada serangan balik cepat untuk menghabisi pertahanan lawan. Dalam kondisi itu, empat pemain bertahan sangat dibutuhkan untuk menghadapi serangan balik lawan.

Namun, Antonio Conte mencoba untuk menjadi anti mainstream setelah menjadi pelatih Chelsea. Ia mencoba menerapkan apa yang sudah dilakukannya bersama Juventus pada 2011 hingga 2014. Ya, ia mencoba untuk lebih berani dalam hal formasi.

Ya, pelatih asal Italia tersebut akhirnya menggunakan formasi 3-4-3 untuk Chelsea usai menelan kekalahan 0-3 dari Arsenal pada pekan keenam Liga Inggris 2016/2017 di Emirates Stadium, 24 September 2016. Di awal, banyak yang meragukan keberanian Conte tersebut.

Ekspresi pemain Chelsea, Gary Cahill saat gagal mengantisipasi bola yang berbuah gol dari kaki pemain Arsenal, Alexis Sanchez pada lanjutan Premier League di Emirates Stadium, Minggu (25/9/2016) dini hari WIB. (Reuters/Dylan Martinez)

Faktanya, keberanian Conte itu justru membuat permainan The Blues semakin sempurna. Tengok saja apa yang sudah dilakukan Chelsea dalam lima laga terakhir Liga Inggris. Kemenangan beruntun mampu diukir Chelsea di lima laga tersebut.

Bahkan, gawang Thibaut Courtois tak pernah lagi kebobolan di lima laga itu. Total, mereka juga menceploskan 16 gol. Terkini adalah kemenangan 5-0 atas Everton pada pekan ke-11 di Stamford Bridge, Sabtu (5/11/2016).

"Kita tak ingin mengirimkan pesan untuk tim lain. Itu penting untuk mengirimkan pesan kepada diri kita sendiri, untuk berpikir dan mencoba fokus pada pekerjaan kami. Bukan untuk melihat yang lain," jelas Conte seperti dilansir Soccerway.



Kemenangan itu melambungkan Chelsea ke puncak klasemen Liga Inggris dengan raihan 25 poin. Meski bersifat sementara, karena masih mungkin digeser Arsenal dan Liverpool, tetap saja pencapaian Chelsea bersama Conte layak diapresiasi.

Peran Vital Hazard

Dalam formasi tersebut, posisi David Luiz, Cesar Azpilicueta, dan Gary Cahill di lini belakang nyaris tak tergantikan. Untuk lini tengah, kuartet N'Golo Kante, Marcos Alonso, Victor Moses, dan Nemanja Matic juga menjadi andalan.

Di posisi penyerang tengah, Diego Costa terbukti semakin subur. Sudah sembilan gol yang dicetak pemain asal Spanyol itu dari 11 laga Liga Inggris. Namun, dibanding semua pemain, perubahan paling menonjol adalah Eden Hazard.

Para pemain Chelsea merayakan gol yang dicetak Eden Hazard ke gawang Everton pada laga Premier League di Stamford Bridge Stadium, Inggris, Sabtu (11/2016). Chelsea menang 5-0 atas Everton. (Reuters/Hannah McKay)

Di musim 2015/2016, penampilan buruk Hazard disebut-sebut sebagai salah satu penyebab keterpurukan The Blues. Hanya enam gol yang bisa dicetak Hazard dari 43 laga musim lalu. Performanya di musim ini sangat berbeda.

"Saya menikmati [sepak bola saya]. Saya mengatakan pekan lalu setelah pertandingan melawan Southampton bahwa saya menikmati sepak bola saya. Kami bermain dengan baik, kami menciptakan banyak peluang, kami mencetak gol. Saya pikir kita semua benar-benar menikmati sepak bola saat ini," ungkap Hazard.

"Kami berada di tempat yang baik. Kami ingin tinggal di sana sampai akhir. Kami akan berjuang sampai akhir untuk berada di sana."

Total, mantan pemain Lille tersebut sudah mencetak tujuh gol dari 11 laga. Tak hanya itu, kreativitas, kelincahan, dan pergerakannya juga membuat rekan-rekannya lebih mudah mendapatkan ruang tembak. Itu yang membuat Chelsea sudah menceploskan 26 gol dari 11 laga.

Tumbal Formasi

Sayang, keputusan Conte untuk menggunakan formasi 3-4-3 membuat dua pemain hebat Chelsea menjadi korban. Mereka adalah Oscar dos Santos dan Cesc Fabregas. Dianggap tak cocok dengan gaya bermain yang diinginkan Conte, Oscar dan Fabregas pun kini lebih sering menghangatkan bangku cadangan.

Cesc Fabregas dan Oscar dos Santos yang kini lebih sering duduk di bangku cadangan. (AP Photo/Kirsty Wigglesworth)

Padahal, saat Conte menggunakan empat pemain bertahan, Oscar dan Fabregas menjadi pemain yang diandalkan. Namun, hal itu tak berlaku sejak Chelsea kalah dari Arsenal. Kalau pun dimainkan, Oscar dan Fabregas lebih banyak bertugas sebagai pengganti.

Situasi yang berbeda justru didapat Willian. Pemain yang direkrut pada musim panas 2013 itu justru lebih sering mendapatkan kesempatan. Kini, Willian mendapat tugas untuk menemani Hazard dan Costa sebagai penyisir sisi kiri pertahanan lawan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya