Final Piala AFF: Timnas Indonesia Underdog, Thailand Favorit

Kedua tim akan bentrok di Stadion Pakansari, Cibinong, Rabu (14/12/2016).

oleh Windi Wicaksono diperbarui 14 Des 2016, 08:00 WIB
Diterbitkan 14 Des 2016, 08:00 WIB
20161213-Jelang Final Piala AFF 2016, Pelatih Timnas Indonesia dan Thailand Beri Keterangan Resmi-Jakarta
Pelatih Thailand, Kiatisuk Senamuang (kiri) bersama Alfred Riedl saat memberi keterangan jelang laga final di Hotel Aston, Bogor, Selasa (13/12). Indonesia akan melakoni laga melawan Thailand di Stadion Pakansari (14/12). (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Bogor - Pelatih timnas Indonesia, Alfred Riedl, menempatkan posisi timnya sebagai underdog saat laga final Piala AFF 2016 kontra Thailand. Menurut Riedl, Thailand lebih favorit sebagai juara turnamen sepak bola antarnegara di Asia Tenggara ini.

Thailand bertandang lebih dulu ke Indonesia di laga final leg pertama Piala AFF 2016 di Stadion Pakansari, Cibinong, Rabu (14/12/2016). Baru di leg kedua, Thailand menjamu pasukan Alfred Riedl di Stadion Rajamangala, Bangkok, pada Sabtu (17/12/2016).

Riedl membahas produktivitas gol tim berjuluk The War Elephant selama Piala AFF 2016. Total, Thailand menjaringkan 12 gol dari babak penyisihan grup hingga semifinal, dan hanya kebobolan dua gol.

"Pada laga nanti kami akan melawan tim paling kuat di Asia Tenggara. Kami underdog, dan Thailand jelas merupakan favorit," ujar Riedl kepada wartawan di Hotel Aston Lake, Sentul, Bogor.

"Mereka baru kebobolan dua gol di sepanjang turnamen, dan itu melawan Indonesia. Mereka juga mempunyai rekor memasukkan gol yang bagus," ia menerangkan.

Habis-habisan

Kendati bukan unggulan, Riedl menginstruksikan anak-anak asuhannya untuk tampil maksimal. Pelatih berusia 67 tahun ini ingin untuk pertama kalinya merasakan mengangkat trofi Piala AFF sepanjang karier kepelatihannya.  

"Kami akan melakukan apa pun untuk memenangkan kejuaraan ini. Saya percaya dengan talenta yang kami miliki," jelas mantan pelatih Vietnam ini.

"Ini final ketiga saya di final Piala AFF. Yang pertama saya begitu tak beruntung di edisi 1998. Yang kedua, pada 2010. Saat itu, menurut saya, saya mempunyai tim terbaik di turnamen," tutur Riedl.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya