Chelsea Asuhan Conte Terbaik Sepanjang Masa, Ini Buktinya

Chelsea asuhan Antonio Conte berpeluang meraih rata-rata poin tertinggi.

oleh Liputan6 diperbarui 04 Jan 2017, 17:00 WIB
Diterbitkan 04 Jan 2017, 17:00 WIB
Antonio Conte
Antonio Conte membawa Chelsea meraih 13 kemenangan beruntun. (AFP/Adrian Dennis)

Liputan6.com, London - Memimpin lima angka atas pesaing terdekat, yang akan melebar menjadi delapan jika menaklukkan Tottenham Hotspur di White Hart Lane, Rabu (4/1/2017), Chelsea berjalan mantap menuju takhta musim ini.

Kesempatan itu sangat besar. Apalagi The Blues tengah meraih 13 kemenangan beruntun.

Klub London Barat itu pun berkesempatan mengulang torehan 2004-2005, 2005-2006, 2009-2010, dan 2014-2015 ketika mereka memakai mahkota Liga Inggris.

Prospek tersebut pun memunculkan pertanyaan tentang posisi Chelsea musim ini ketimbang kampanye sebelumnya. Apakah serangan anak asuh Antonio Conte lebih hebat berbanding tim yang dinakhodai Jose Mourinho dan Carlo Ancelotti?

Seperti apa pula komparasi kekuatan pertahanan tim Chelsea tersebut?

Pertahanan

Chelsea 2004-2005 arahan Jose Mourinho sangat kuat dalam bertahan. (Daily Mail)
Tim 2016-2017 hanya mencatat satu clean sheet di enam laga awal. Namun semua berubah ketika Conte menggunakan formasi 3-4-3. Sejak itu, Thibaut Courtois dkk membukukan 10 clean sheet di 13 pertandingan.

Dengan rasio ini, Chelsea asuhan Conte hanya kalah ketimbang tim 2004-2005. Pada musim pertama Mourinho di Stamford Bridge, The Blues meraih 25 clean sheet.

Bicara jumlah gol, tim 2016-2017 tertinggal jauh di belakang tim 2004-2005. Periode buruk September, dengan kemasukan tujuh gol pada tiga partai, membuat Chelsea musim ini sudah kebobolan 13 kali. Sedangkan tim 2004-2005 cuma menderita 15 gol sepanjang musim.

Gaya Bermain

Victor Moses membuat jumlah dribel Chelsea musim ini sangat tinggi. (AFP/Glyn Kirk) 
Permainan tim 2016-2017 mirip dengan tim 2014-2015. Keduanya memiliki keunggulan dalam jumlah umpan dan penguasaan bola. Yang sedikit membedakan, tim Conte memimpin pada kategori dribel berkat penetrasi duo bek sayap Victor Moses dan Marcos Alonso.

Tiga tim lain punya perangai berbeda dalam bermain. Tim 2004-2005, 2005-2006, 2009-2010 lebih cenderung memaksimalkan sisi lapangan dan sering mengirim umpan silang.

Serangan

Chelsea 2009-2010 arahan Carlo Ancelotti memiliki produktivitas tertinggi. (Metro)
Minimnya umpan silang membuat tim 2016-2017 jarang menciptakan gol sundulan. Tapi, ketajaman Diego Costa dan Eden Hazard membuat produktivitas Chelsea musim ini (2,2 gol per laga) hanya kalah dari tim arahan Ancelotti pada 2009-2010 (2,7 gol per laga).

Tim 2009-2010 memang dominan berbagai kategori serangan. Mereka memimpin dalam jumlah gol, total tembakan, total tembakan tepat sasaran, dan gol sundulan.

Musim itu Chelsea menghasilkan 103 gol, dengan sumbangan terbanyak datang dari Didier Drogba (29 gol), Frank Lampard (22), Florent Malouda (12), dan Nicolas Anelka (11).

Kesimpulan

Chelsea 2016-2017 memiliki keseimbangan permainan ketimbang tim-tim sebelumnya. (AFP/Ben Stansall)
Namun, pasukan Ancelotti kemasukan 32 gol, sama seperti tim arahan Mourinho 2014-2015. Angka itu tertinggi di antara tim juara The Blues. Sebagai tambahan, Chelsea 2009-2010 menderita kekalahan terbanyak (6) dan mengoleksi poin paling sedikit (86).

Di sinilah Conte bisa mengklaim memiliki tim terbaik. Tim 2016-2017 memetik raihan poin rata-rata (2,6) dan persentase kemenangan (84 persen) tertinggi. Jika mampu mempertahankan performa, mereka akan melampaui catatan 95 angka Chelsea 2004-2005.

Maka, bicara keseimbangan, Chelsea arahan Conte mengantongi nilai tertinggi diikuti berturut-turut tim 2004-2005, 2005-2006, dan 2009-2010. Sedangkan tim 2014-2015 mendapat rapor terendah. (Harley Ikhsan)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya