7 Momen Paling Emosional di Sepak Bola

David Beckham terlihat amat emosional saat menjalani laga terakhirnya di dunia sepak bola.

oleh Bogi Triyadi diperbarui 06 Jan 2017, 10:00 WIB
Diterbitkan 06 Jan 2017, 10:00 WIB
David Beckham
David Beckham menangis pada laga terakhir bersama Paris Saint-Germain. Laga itu juga sebagai tanda Beckham pensiun dari lapangan hijau. (static.standard.co.uk)

Liputan6.com, Jakarta Para fans akan senang ketika pemain idolanya bisa mencetak gol, memberikan tanda tangan, atau mengangkat trofi yang sudah lama dinantikan. Tapi, apakah pecinta sepak bola menemukan para idolanya menangis karena sesuatu yang terjadi.

Fans Borussia Dortmund, misalnya. Mereka menangis seolah tak percaya Robert Lewandowski akan meninggalkan Signal Iduna Park. Maklum, Lewandowski sudah mereka anggap sebagai pahlawan selama empat musim berkostum Dortmund.

Suasana haru juga terjadi pada perpisahan Xavi Hernandez. Setelah 17 tahun memperkuat Barcelona, dia harus meninggalkan Camp Nou. Xavi menangis saat memberikan kata-kata terakhirnya bersama Barcelona.

Davic Beckham pun demikian. Eks bintang Manchester United itu seolah tak percaya dirinya akan meninggalkan lapangan hijau untuk selamanya.

Lantas, momen paling emoisonal apalagi yang terjadi di sepak bola. Berikut ada tujuh momen yang kutip dari Sokka:

7. Fans Dortmund Tangisi Kepergian Lewandowski

Robert Lewandowski
Kepergian Robert Lewandowski pada musim panas 2014 ditangisi para fans Borussia Dortmund. (youtube.com)

Robert Lewandowski adalah sosok pahlawan di Borussia Dortmund selama empat musim bermain di klub Bundesliga Jerman tersebut, yakni 2010-2014. Striker Timnas Polandia itu mencetak 103 gol dari 187 penampilannya bersama Dortmund.

Lewandowski memutuskan meninggalkan Signal Iduna Park pada musim panas 2014 karena Dortmund tidak bisa memenuhi permintaannya. Ia menandatangani kontrak dengan Bayern Muenchen sebelum musim 2013-14 berakhir.

Hujan air mata mewarnai pertandingan Lewandowski bersama Dortmund. Para fans tidak bisa percaya bintang mereka bakal pergi. Mereka menangis dan terus menangis. Tapi, sudah waktunya Lewandowski pergi.

6. Andre Ayew Histeris Ghana Kalah dari Pantai Gading

Andre Ayew
Striker Ghana Andre Ayew menangi tersedu-sedu usai timnya dikalahkan Pantai Gading lewat drama adu penalti di final Piala Afrika 2015. (sowetanlive.co.z)

Ghana melawan Pantai Gading pada laga final Piala Afrika 2015 di Guinea Khatulistiwa. Laga yang berlangsung di Estadio de Bata, 9 Februari 2015, itu harus diselesaikan lewat drama adu penalti.

Ghana berpeluang memenangkan pertandingan setelah dua eksekutor pertama Pantai Gading: Wilfried Bony dan Gadji Tallo gagal. Sayang, eksekutor ketiga dan keempat Ghana juga gagal. Kegagalan Afriyie Acquah dan Frank Acheampong membuat peluang Pantai Gading kembali terbuka.

Laga semakin menegangkan. Hingga akhirnya, tendangan penendang ke-11 Ghana, Razak Brimah, digagalkan kiper Pantai Gading, Boubacar Barry. Ghana pun kalah 8-9 lewat adu penalti.

Kekalahan ini sangat sulit diterima pemain Ghana, Andre Ayew. Striker West Ham United tersebut terus menangis meratapi kekalahan meski sudah dihibur rekan-rekannya.

5. Perpisahan Xavi Hernandez

Xavi Hernandez
Xavi Hernandez menangis dan sangat sulit mengucapkan selamat tinggal pada Barcelona.

Setelah 17 tahun memperkuat Barcelona, Xavi Hernandez akhirnya harus meninggalkan Camp Nou. Di musim terakhir, yakni 2014-15, Xavi membantu klub Catalan itu memenangkan treble winner: Liga Spanyol, Copa del Rey, dan Liga Champions.

Xavi adalah tipe pesepak bola setia. Hampir seluruh karier sepak bolanya dijalani bersama Barcelona. Dari 1991 hingga 2015, dia tidak pernah bermain untuk klub lain.

Bersama Barcelona, Xavi memenangkan semua trofi juara. Dia memenangkan delapan gelar Liga Spanyol, tiga Copa del Rey, empat trofi Liga Champions, dua Piala Super Eropa, dan dua Piala Dunia Antarklub.

Hal ini menjelaskan mengapa Xavi sangat sulit mengucapkan selamat tinggal pada Barcelona. Dia menangis dan tidak dapat berkata-kata saat diberi kesempatan memberikan kata perpisahan.

4. Konferensi Pers Terakhir Casillas di Santiago Bernabeu

Iker Casillas
Iker Casillas sangat emosional dalam konferensi pers bersama Real Madrid di Santiago Bernabeu pada 2015 lalu.

Ini waktu yang paling sulit dalam karier Iker Casillas. Dari 1990-2015, ia bangga menjadi Madridista. Tapi, Casillas akhirnya harus mengucapkan selamat tinggal.

Casillas selalu memiliki karakter yang kuat. Namun, dia tidak bisa mengendalikan emosinya saat konferensi pers terakhir di Santiago Berbaneu. Publik sepak bola pun mengerti atas sikap kiper Timnas Spanyol itu. Kepergiannya dari Madrid bukan keputusannya, tapi klub.

Berbagai kenangan, dari yang pahit, manis, prestasi, dan momen-momen besar telah begitu banyak Casillas alami di Santiago Bernabeu. Dia memenangkan segalanya, mulai dari trofi Liga Champions, Liga Spanyol, Piala Super Eropa, Copa del Rey, dan lainnya.

Namun, musim panas 2015 Casillas pun pergi dan bergabung dengan klub Portugal, FC Porto.

3. Laga Terakhir David Beckham

David Beckham
David Beckham tak bisa menahan kesedihannya menjalani laga terakhir bersama Paris Saint-Germain (PSG) sebelum gantung sepatu. Pelatih PSG saat itu, Carlo Ancelotti, mencoba menghibur Beckham. (http://s1.ibtimes.com)

David Beckham memulai karier sepak bolanya profesionalnya bersama Manchester United (MU). Bersama MU, Beckham jadi salah satu pesepak bola top dunia. Dia sempat bermain untuk Real Madrid dan klub sepak bola Amerika Serikat bersama LA Galaxy.

Beckham kemudian melanjutkan kariernya bersama klub Italia, AC Milan. Dan kariernya pun ditutup bersama klub Prancis, Paris Saint-Germain.

Pada laga terakhir di Parc de Princes, Beckham tidak percaya dia harus meninggalkan lapangan hijau lapangan. Padahal,dia masih bisa merasakan dukungan publik di Old Trafford, nyanyian di Santiago Bernabeu, karnaval di San Siro, dan akhirnya penghormatan terakhir di Parc de Princes. Beckham pun menangis.

Beckham mungkin telah membuat kesalahan, seperti kartu merah di Piala Dunia 1998 sehingga Timnas Inggris tersingkir. Namun, ia hanya manusia. Beckham memenangkan hampir semua trofi juara di tingkat klub.

2. Hari Terakhir Sir Alex Ferguson Jadi Manajer MU

Sir Alex Ferguson
Setelah 26 tahun menjadi manajer Manchester United (MU), Sir Alex Ferguson akhirnya harus mengucapkan selama tinggal.

Setelah 26 tahun menjadi manajer Manchester United (MU), Sir Alex Ferguson akhirnya harus mengucapkan selama tinggal. Tidak hanya kepada MU, tapi juga Liga Inggris dan sepak bola.

Bersama MU, Ferguson memenangkan 38 trofi juara, termasuk 13 gelar Liga Inggris, lima Piala FA, dan dua Liga Champions.
Di pertandingan pamungkas, dia berbicara untuk terakhir kalinya. Melambaikan tangan untuk terakhirnya. Spanduk-spanduk bertebaran di stadion yang menunjukkan rasa hormat dan cinta para fans pada dirinya.

Para fans pun menangis. Mereka berharap Ferguson bisa mengubah keputusannya. Tapi, dia telah mengambil keputusan itu. Sudah waktunya untuk pergi. Sepak bola tidak akan pernah melupakan Ferguson.

1. Laga Persahabatan Inggris Vs Prancis di Wembley

Timnas Inggris Vs Timnas Prancis
Laga persahabatan Timnas Inggris kontra Timnas Prancis di Stadion Wembley, 18 November 2015, bukan laga biasa. Laga ini juga perang terhadap terorisme. (http://i2.cdn.cnn.com)

Laga persahabatan Inggris kontra Prancis di Stadion Wembley pada 18 November 2015 bukan hanya pertandingan sepak bola. Tapi, sebuah pernyataan kebersamaan, perdamaian, cinda, dan persatuan.

Pertandingan ini sebagai penghargaan kepada 129 orang yang tewas dan lainnya dalam serangan teroris di Paris, Prancis, lima hari sebelumnya. Pangeran William, Perdana Menteri Cameron, dan lebih dari 70.000 orang menghadiri laga ini.

Mereka bernyanyi, menangi bersama, dan berpegangan tangan untuk mengutuk serangan teroris.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya