Kapten Timnas AS Kecam Aturan Trump soal Warga Muslim

Bradley kecewa dan malu dengan kebijakan Trump.

oleh Windi Wicaksono diperbarui 30 Jan 2017, 20:00 WIB
Diterbitkan 30 Jan 2017, 20:00 WIB

Liputan6.com, Toronto - Kapten Timnas Amerika Serikat (AS), Michael Bradley, angkat bicara mengenai kebijakan Presiden anyar, Donald Trump. Bradley merasa kesal dan malu dengan sikap Trump, yang menggantikan Barrack Obama.

Dalam sebuah wawancara dengan Sports Illustrated, Bradley, mempertanyakan aturan baru Trump terkait imigran dari negara muslim. Mantan gelandang AS Roma ini ingin Trump mengubah peraturan tersebut, karena hal tersebut tidak diperlukan dan bisa menyakiti masyarakat muslim dunia.

 

Wawancara tersebut awalnya hanya membicarakan seputar kehidupan Bradley dan hal-hal ringan lainnya. Namun, berubah saat Bradley berbicara mengenai politik terkini di Negeri Paman Sam.

Pemain berusia 29 tahun ini menolak adanya aturan eksekutif dari Trump, yang melarang penduduk dari tujuh negara Islam, Iran, Iraq, Syria, Yemen, Sudan, Somalia, dan Libya masuk ke AS.

Bahkan, para penduduk itu tetap tidak bisa masuk AS kendati memiliki green card alias izin menetap permanen sekalipun. Bradley, yang kini membela Toronto FC tersebut memiliki pendapat sendiri mengenai Trump dan sejak awal bukan presiden pilihannya.

 

 

A photo posted by Michael Bradley (@michaelbr4dley) on

"Saat Trump terpilih, saya hanya berharap Trump tidak akan melakukan apa yang telah dia kampanyekan sebelumnya. Tapi, ternyata saya salah. Saya kecewa dan malu, dia benar-benar melarang warga muslim masuk ke Amerika Serikat," kata Bradley.

Dalam akun Instagram pribadinya, Bradley juga mengunggah pendapatnya mengenai kebijakan Trump. Bukan hanya Trump, sejumlah atlet seperti, pebasket NBA, CJ McCollum, dan pemain LA Galaxy, Robbie Rogers, turut mengecam aturan-aturan baru yang dikeluarkan tersebut.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya