Liputan6.com, Jakarta - Superbike bisa sepopuler MotoGP, bahkan lebih kompetitif. Hal itu diungkapkan oleh CEO Ducati, Claudio Domenicali.
Ducati memang memiliki masa-masa indah ketika merajai balapan Superbike. Sepanjang penyelenggaraan Superbike mulai 1988, pabrikan asal Italia itu memenangi 14 gelar.
Advertisement
Baca Juga
Salah satu yang masih terekam dalam memori Claudio Domenicali terjadi pada Superbike 2002. Ketika itu, gelar juara harus ditentukan hingga seri terakhir. Sayang, Ducati gagal meraih gelar juara setelah pembalapnya, Troy Bayliss finis di urutan kedua di belakang Colin Edwards yang menjadi juara musim itu.
"Membuat Superbike kembali menarik adalah hal yang sangat penting. Waktu kini telah berubah, 15 tahun lalu kita masih bisa menyaksikan duel yang sengit antara Troy Bayliss (Ducati) dan Colin Edwards (Honda) di Sikuit Imola untuk memperebutkan gelar," kata Domenicali seperti dikutip Tuttomotoriweb, Sabtu (15/7/2017).
"Sejak tahun 2002, kejuaraan sudah berubah. Namun keduanya masih terlihat sama. Setelah itu, Superbike terlihat mencoba untuk menemukan tempat di dunia balap. Padahal, saya pikir balapan Superbike menarik karena khusus penggemar balapan sejati, ketimbang MotoGP yang merupakan balapan yang digemari orang-orang musiman. Saya ingin lebih lebih banyak produsen fokus di Superbike," tambahnya
Musim ini, Ducati masih menaruh fokus mereka pada ajang Superbike. Berdasarkan klasemen tim pabrikan, Ducati berada di posisi kedua dengan raihan 309 poin atau tertinggal 66 angka dari Kawasaki.
Adapun di MotoGP, Ducati juga sedang menunjukkan tanda-tanda kebangkitan. Salah satu pembalapnya, Andrea Dovizioso, sekarang berada di posisi ketiga klasemen sementara 2017 dengan raihan 123 poin atau tertinggal enam angka dari Marc Marquez di puncak.