Ketika Neymar Harus Pergi dari Barcelona

Bukan hanya uang yang jadi pertimbangan Neymar meninggalkan Barcelona.

oleh Edu Krisnadefa diperbarui 02 Agu 2017, 17:32 WIB
Diterbitkan 02 Agu 2017, 17:32 WIB
Neymar
Neymar (AFP/Getty Images/Mike Ehrmann)

Liputan6.com, Barcelona - Neymar tengah jadi bahan pembicaraan hangat suporter Barcelona. Sayangnya, yang dibicarakan para cules, bukan hal-hal positif dari penyerang asal Brasil.

Alih-alih membicarakan gol Neymar ke gawang Manchester United di ajang International Champions Cup, banyak cules justru mencibirnya. Mereka marah karena Neymar diisukan tengah bersiap hengkang dari Camp Nou, markas Barcelona.

Bahkan, ada sekelompok suporter Barcelona yang khusus membuat pamflet bertuliskan Neymar sebagai tentara bayaran. Mereka memberikan julukan baru untuk Neymar: Pengkhinat!

Kabar bakal hengkangnya Neymar memang terus mengemuka. Klub kaya Prancis, Paris Saint Germain (PSG) disebut-sebut bakal menjadi pelabuhan baru pemain kelahiran 5 Februari 1992 itu.

Le Parisien, julukan PSG, dikabarkan berani membayar klausul pelepasan Neymar di Barcelona, sebesar 222 juta euro atau sekitar Rp 3,5 trilliun. Tak pelak, jika transfer ini terlaksana, Neymar akan menjadi pemain termahal di dunia.

Kubu PSG, lewat presiden klub, Nasser al-Khelaifi, memang belum terang-terangan menyebut niat mereka memboyong Neymar.

"Menurut saya, pertanyaan (Neymar ke PSG) itu terlalu cepat. Hari ini, Neymar merupakan pemain Barcelona. Kita akan lihat apa yang akan terjadi dengannya nanti," ujar Al-Khelaifi kepada Medi1 TV.

Bisa jadi, itu hanya retorika sang presiden. Mungkin pria asal Qatar itu tak ingin menyinggung Barcelona, karena memang kontrak Neymar sendiri masih berlaku hingga 2021.

Neymar mencetak 250 gol dari 299 pertandingan bersama Barcelona (AFP/Josep Lago)Namun, dari berita-berita yang beredar, transfer ini sangat mungkin terjadi. BBC menulis, kubu Barcelona sendiri telah memberi izin kepada Neymar untuk membicarakan transfernya dengan PSG, sehingga dia diperbolehkan absen pada latihan Barcelona, Rabu (2/8/2017).

Bahkan, di Prancis, media-media di sana sudah menulis bahwa pemain yang telah mencetak 250 gol dari 299 pertandingan Barcelona itu bakal jadi milik PSG dalam dua hari terakhir.


Semata soal Uang?
Sekali lagi, jika transfer ini terjadi, Neymar akan menjadi pemain termahal di dunia. Namun, bukan hanya termahal, sebenarnya.

Neymar juga akan jadi pemain dengan gaji tertinggi di dunia. Sebab, kabarnya PSG siap menggajinya tak kurang dari 40 juta euro per tahun!

Jumlah ini melewati gaji yang diterima Carlos Tevez di Shanghai Shenhua (Tiongkok), 35,75 juta euro. Tevez saat ini tercatat sebagai pemain dengan gaji tertinggi di dunia.

Bandingkan juga dengan gaji Neymar di Barcelona yang "hanya" 10 juta euro per tahun. Artinya, gaji Neymar di PSG 300 persen lebih tinggi dari yang diterimanya di Barcelona. Wow!

Tapi, apakah uang semata yang jadi pertimbangan Neymar untuk hengkang ke Paris?


Lepas dari Bayang-Bayang Messi
Di Barcelona, semua orang tahu, Neymar bukanlah nomor satu. Masih ada Lionel Messi yang merupakan primadona utama.

Neymar, bersama dengan Luis Suarez, memang menjadi bagian dari Trio MSN (Messi, Suarez, Neymar) Barcelona yang mematikan itu. Trio yang mampu memproduksi ratusan gol demi gol dan menjadi "nyawa" Barcelona dalam mengejar kemenangan.

Namun, tetap saja, saat orang bicara Barcelona, nama Neymar akan disebut nomor dua, atau bahkan nomor tiga, seteleh Messi dan Luis Suarez. Untuk pemain sekelas Neymar, hal ini lama-lama tentu akan mengganggu.

Trio MSN Barcelona, Lione Messi (tengah), Neymar (kanan), dan Luis Suarez bakal tinggal kenangan? (AFP/Hector Retamal)
Jangan lupakan juga ambisi Neymar untuk menjadi pemain terbaik di dunia. Dia tentu ingin mengikuti jejak legenda-legenda Brasil seperti Romario, Ronaldo, Rivaldo, Ronaldinho, atau Kaka, yang menjadi Pemain Terbaik Dunia saat membela klub Eropa.

Nah, di Barcelona, selama ada Messi, pasti akan sulit bagi Neymar mendapat penilaian khusus dalam daftar pemain terbaik dunia. Logikanya, bagaimana mungkin Neymar jadi nomor satu di dunia, jika di klubnya saja dia bukan si nomor satu.

Jadi, ketika ada kesempatan untuk "mengembangkan" karier lebih tinggi, wajar jika Neymar langsung mencaploknya. Seperti kata pepatah, "sambil menyelam minum air", bagi Neymar bergabung dengan PSG ibarat merangkai dua tujuan: menjadi bertambah tajir dan membuka kesempatannya lebih besar menjadi pemain terbaik dunia. Mungkin itu sebabnya Neymar harus pergi meninggalkan Barcelona.

 

 

 

 

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya