Legenda MotoGP Khawatir Valentino Rossi Trauma Setelah Putuskan Pensiun

Legenda balap motor dunia, Giacomo Agostini, ikut sedih dengan kegagalan Valentino Rossi di sejumlah balapan di MotoGP 2019.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Jul 2019, 08:10 WIB
Diterbitkan 04 Jul 2019, 08:10 WIB
Valentino Rossi
Pembalap Monster Energy Yamaha, Valentino Rossi tiga kali beruntun gagal finis di MotoGP 2019. (LLUIS GENE / AFP)

Liputan6.com, Assen - Peraih 15 kali juara dunia balap motor, Giacomo Agostini, mengaku ikut sedih melihat Valentino Rossi mengalami tiga kali gagal finis beruntun baru-baru ini. Usai terjatuh di Mugello, Italia, The Doctor tertabrak Jorge Lorenzo di Catalunya, Spanyol. Setelahnya, ia terjatuh lagi di Assen, Belanda akhir pekan lalu.

Ditambah masalah grip dan elektronik Yamaha YZR-M1 yang tak kunjung beres sejak 2017, Agostini menyebut bahwa Rossi tengah menjalani masa-masa krisis. Meski dapat memaklumi bahwa Valentino Rossi masih merasa senang menjalani balapan di MotoGP, Ago merasa sudah saatnya Rossi mulai memikirkan masa depan.

Kini berusia 40 tahun, Rossi dipastikan masih akan turun di MotoGP setidaknya sampai akhir 2020 nanti. Meski paceklik kemenangan sejak Belanda 2017, serta belum lagi juara dunia sejak 2009, rider Italia tersebut belum menunjukkan tanda-tanda ingin pensiun.

"Vale telah melakukan apa yang bisa ia lakukan. Tapi saat ini ia tak bisa bertahan di depan, dan ini memunculkan banyak masalah. Waktu akan berlalu bagi semua orang. Sama seperti Maradona, Cassius Clay, dan saya. Jika tidak, saya juga bakal tetap balapan sekarang," ungkap Ago via QS seperti yang dikutip Tutto Motori.

Agostini pun mengakui, bahwa keputusan pensiun pasti akan sangat sulit diambil oleh semua atlet. Meski begitu, ia yakin seorang pebalap sekaliber Rossi harus benar-benar matang memikirkan masa depannya.

Ia yakin, jika 'kesenangan' ini terus-terusan dilanjutkan, maka Valentino Rossi akan mengalami trauma psikis yang cukup parah nantinya. Agostini menyatakan hal ini, karena ia mendapat pengalaman serupa.

"Saat merasa tak bisa menang lagi, saya memutuskan pensiun sepekan setelahnya. Momen itu menciptakan trauma, dan saya yakin trauma Vale nantinya akan lebih besar. Saya menangis selama tiga hari usai balapan terakhir saya. Tahun-tahun berlalu, kemudian Anda akan menyadarinya dan mulai berpikir," ujarnya.

Tak Lagi Muluk

Giacomo Agostini
Giacomo Agostini ikut sedih dengan kegagalan Valentino Rossi di sejumlah balapan di MotoGP 2019. (AFP/Giuseppe Cacace)

Fakta bahwa Rossi tak lagi muluk membidik gelar dunia ke-10, dan justru hanya ingin merasakan sensasi kemenangan semata, membuat Agostini makin cemas.

"Meski tak menang, ia tetap senang finis di posisi 4 atau 5. Vale sangat mencintai balapan, tapi ini justru membuatnya mengalami momen sulit seperti ini. Kami semua ingin selalu jadi nomor satu, tapi para rival sangatlah kuat. Vale mungkin dalam masa krisis, tapi apakah ia masih bisa menang? Siapa tahu?" tuturnya.

Sang Tandem

Menjelang MotoGP Jerman di Sirkuit Sachsenring akhir pekan nanti, Rossi masih berada di peringkat 5 pada klasemen pebalap dengan koleksi 72 poin. Ia hanya unggul 5 poin dari Fabio Quartararo di peringkat 5, dan hanya unggul 7 poin dari sang tandem, Maverick Vinales.

Sumber: Bola.net

Saksikan video pilihan di bawah ini

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya