Liverpool - Perseteruan terjadi antara striker Liverpool asal Mesir, Mohamed Salah, dengan federasi sepak bola negara asalnya karena permasalahan suara untuk Pemain Terbaik Dunia versi FIFA. FIFAÂ pun memberikan klarifikasi mengenai hal ini.
Suara FA Mesir untuk bintang sepak bola mereka, Mohamed Salah, untuk penghargaan pemain terbaik dunia FIFAÂ itu memang ditolak oleh organisasi sepak bola dunia itu karena dianggap tidak valid. FA Mesir pun menuntut penjelasan dari FIFA terkait hasil pemungutan suara tersebut, di mana dukungan mereka untuk Salah diabaikan.
Penghitungan suara pemain terbaik dunia versi FIFA itu memang didasarkan lewat suara yang diberikan oleh pelatih tim nasional, kapten tim, dan seorang jurnalis terpilih dari setiap negara anggota FIFA. Menurut FIFA, terkait tidak validnya suara dari FA Mesir karena tanda tangan yang ada di formulir pemungutan suara menggunakan huruf kapital yang akhirnya tampak tidak valid atau tidak autentik.
Advertisement
"Formulir pemungutan suara juga tidak ditandatangani oleh Sekretaris Jenderal, di mana itu merupakan kewajiban," tambahan pernyataan FIFA terkait suara yang datang dari FA Mesir seperti dilansir The News International.
FIFA juga menambahkan keterangan bahwa mereka sudah mengirimkan pengingat untuk FA Mesir sebanyak dua kali untuk mengirimkan formulir dengan benar. Namun, menurut FIFA pihak otoritas sepak bola Mesir itu gagal melakukannya hingga batas waktu yang ditentukan, yaitu 21 Agustus 2019.
Mohamed Salah Berada di Peringkat Keempat
Mohamed Salah menjadi satu di antara nominator The Best FIFA pada malam penghargaan yang digelar di Teatro all Scala, Milan, Selasa (24/9/2019) dini hari WIB. Namun, penyerang Liverpool itu kalah saing dengan tiga kandidat utama, yakni Lionel Messi, Virgil van Dijk, dan Cristiano Ronaldo.
Mohamed Salah disebut kalah 20 suara dari Lionel Messi yang akhirnya terpilih menjadi pemain terbaik dunia versi FIFAÂ itu. Namun, ketimbang memikirkan kalah saing dari tiga pesepak bola dunia lainnya, Salah cenderung mempertanyakan suara dari negaranya yang tidak masuk dalam penghitungan.
Masalah itu dikabarkan membuat hubungan Salah dan FA Mesir semakin meregang. Sebelumnya, Salah pernah merasa dijadikan alat politik oleh FA Mesir selama Piala Dunia 2018 di Rusia yang melibatkan Kepala Republik Chechnya, Ramzan Kadyrov. Meski begitu, Salah memastikan hatinya tetap untuk Mesir.
Sumber:Â The News International
Disadur dari Bola.com (Benediktus Gerendo Pradigdo / Rizki Hidayat)
Advertisement