Liputan6.com, Jakarta Kerusuhan melanda dua kota utama Kazakhstan, Nur-Sultan dan Almaty, Kamis (6/1/2022). Situasi di Kazakhstan sedang kacau akibat demonstrasi memprotes kenaikan harga gas.
Pemerintah Kazakhstan menjelaskan demonstrasi awalnya terjadi di Mangystau karena menuntut agar harga gas turun. Namun, demo meluas ke kota-kota lain sehingga menjadi kekacauan.
Advertisement
Baca Juga
Sementara itu, aparat keamanan di Kazakhstan menerangkan puluhan demonstran anti-pemerintah yang membuat kekacauan di Kota Almaty tewas. Juru bicara kepolisian mengatakan aparat terpaksa bertindak tegas menghadapi pendemo yang berusaha mengambil alih kantor polisi.
"Tadi malam, kekuatan ekstremis mencoba menyerang gedung pemerintah, kantor kepolisian Almaty, dan kantor komisariat kepolisian. Puluhan musuh kemudian disingkirkan," kata juru bicara polisi Saltanat Azirbek seperti dikutip kantor berita Interfax-Kazakstan, TASS, dan Ria Novosti dan dilansir laman Arab News.
Sebelumnya delapan petugas keamanan tewas dalam bentrokan yang dipicu kenaikan harga gas LPG ini.
Serang Gedung Pemerintahan
Demonstran turun ke jalanan di seantero negeri berpenduduk 19 juta jiwa itu dalam sepekan terakhir setelah pemerintah menaikkan harga gas LPG setelah Tahun Baru. Gas LPG banyak digunakan sebagai bahan bakar mobil di wilayah barat Kazakhstan.
Demonstran dilaporkan menyerang sejumlah gedung pemerintah kemarin, termasuk gedung Balai Kota dan istana kepresidenan. Kedua bangunan itu juga dibakar.
Advertisement
Pihak Asing
Kementerian Dalam Negeri Kazakhstan tadi malam mengumumkan sedikitnya delapan petugas keamanan tewas dan 317 lainnya terluka dalam bentrokan dengan demonstran.
Sedangkan, Kementerian Luar Negeri Kazakhstan secara resmi menuduh ada pihak asing yang melakukan intervensi di tengah kekacauan.
Curiga
Pemerintah Kazakhstan curiga karena para pelaku di Almaty, seperti serangan terhadap kantor-kantor administratif hingga kekacauan di bandara, terlibat bagai adanya kesiapan level tinggi dan koordinasi dari pelaku.
"Analisis menunjukkan bahwa Kazakhstan menghadapi agresi bersenjata dari kelompok-kelompok teroris yang dilatih dari luar negeri," tulis pernyataan Kemlu Kazakhstan, dikutip Kamis (6/1/2022).
Pihak pemerintah juga mengakui bahwa ada permintaan bantuan dari Collective Security Treaty Organization (CSTO) untuk memimpin upaya melawan teroris.
Advertisement