Tangani Tragedi Kanjuruhan, Pemerintah Bersiap Bentuk Tim Gabungan Independen Pencari Fakta

Pemerintah mulai mengambil langkah-langkah untuk menangani tragedi Kanjuruhan yang terjadi pada Sabtu (1/10/2022) lalu. Salah satunya ialah dengan membentuk tim gabungan independen pencari fakta alias TGIPF.

oleh Theresia Melinda Indrasari diperbarui 03 Okt 2022, 11:45 WIB
Diterbitkan 03 Okt 2022, 11:45 WIB
Suporter rusuh usai Arema kalah dari Persebaya di Stadion Kanjuruhan Malang. (Zainul Arifin/Liputan6.com)
Suporter rusuh usai Arema kalah dari Persebaya di Stadion Kanjuruhan Malang. (Zainul Arifin/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta Jagat sepak bola Indonesia tengah berduka menyusul terjadinya kerusuhan pasca pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya dalam pekan ke-11 Liga 1 2022/2023 di Stadion Kanjuruhan, Malang, pada Sabtu (1/10/2022) WIB.

Menurut data terbaru yang disampaikan oleh Menko Polhukam Mahfud MD per Senin (3/10/2022) pukul 10.30 WIB, terdapat setidaknya 125 orang yang menjadi korban jiwa dalam tragedi nahas tersebut.

Pemerintah pun kini berupaya melakukan langkah penanganan, salah satunya ialah dengan membentuk tim gabungan independen pencari fakta alias TGIPF.

Dalam keterangan persnya, Mahfud MD memaparkan satuan iyu nantinya bertugas untuk mengungkap fakta terkait tragedi Arema di Kanjuruhan. Adapun keanggotaan TGIPF bakal diumumkan dalam 24 jam ke depan.

“Untuk mengungkap kasus atau peristiwa Kanjuruhan yang terjadi pada tanggal 1 Oktober 2022, pemerintah membentuk tim gabungan independen pencari fakta atau TGIPF yang akan dipimpin langsung oleh Menko Polhukam,” ujarnya pada Senin (3/10/2022).

“Keanggotaannya akan ditetapkan paling lambat dalam 24 jam ke depan. Nanti (TGIPF) akan terdiri dari pejabat atau perwakilan, kementerian yang terkait, organisasi profesi olahraga sepak bola, pengamat, akademisi, dan media massa.”

“Nanti, (rincian anggota) akan diumumkan secepatnya. Itu (TGIPF) tugasnya kira-kira bisa diselesaikan, dupayakan selesai dalam dua atau tiga minggu ke depan,” pungkas Mahfud MD.

Sebagai informasi, Persiden Republik Indonesia Joko Widodo sebelumnya telah memberikan instruksi untuk menghentikan sementara pelaksanaan Liga 1 sebagai imbas dari tragedi Arema.

Ia juga memerintahkan Menpora, Kapolri, dan Ketua Umum PSSI untuk melakukan evaluasi menyeluruh terkait pelaksanaan pertandingan, serta prosedur pengamanan di laga sepak bola.

Adapun langkah-langkah penanganan yang dijabarkan Menko Polhukam pagi ini merupakan buah dari uraian instruksi Presiden Jokowi.

Kompetisi Lain

Kondisi Stadion Kanjuruhan Malang Usai Tragedi Kerusuhan
Kondisi Stadion Kanjuruhan pada pagi hari setelah tragedi kerusuhan pada pertandingan sepak bola antara Arema dan Persebaya di Malang, Jawa Timur, Minggu (2/10/2022). Pendukung yang tak terima Arema kalah dari Persebaya langsung menyerbu ke lapangan setelah wasit meniupkan peluit panjang. (PUTRI/AFP)

Meski Liga 1 2022/2023 tengah dihentikan sementara, PSSI memastikan bahwa kompetisi sepak bola lain di Tanah Air tetap bergulir. Ajang Liga 2, Liga 3, serta Kualifikasi Piala Asia U-17 2023 di Stadion Pakansari masih akan dihelat sesuai jadwal.

“(Meski) dihentikannya kompetisi liga 1, kompetisi-kompetisi lainnya tetap dilakukan. Saya dan PT LIB telah memberikan instruksi kepada panpel (di pertandingan terkait), termasuk pihak klub, untuk melakukan langkah-langkah antisipatif,” ujar Sekjen PSSI Yunus Nusi dalam konferensi pers di Stadion Madya Senayan pada Minggu (2/10/2022).

“AFC yang berlangsung dari kemarin, kemudian (laga Timnas Indonesia di) tanggal 3, tanggal 5, tanggal 7, tanggal 9 di Pakansari tetap kita lanjutkan. Dari peserta juga telah menanyakan kepada kami, dan kami sampaikan tetap dilanjutkan,” pungkasnya.

Kualifikasi Piala Asia Tanpa Penonton

AFF U-16 2022: Semifinal: Indonesia vs Myanmar
Timnas Indonesia U-16 akan menghadapi Guam di laga pertama grup B kualifikasi Piala Asia U-17. (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Walau begitu, laga perdana Grup B Kualifikasi Piala Asia U-17 antara Timnas Indonesia U-16 melawan Guam akan digelar tanpa penonton. Keputusan ini dibuat PSSI demi menjaga keamanan pasca tragedi Arema sekaligus sebagai bentuk penghormatan kepada korban.

“Demi keamanan dan kenyamanan bersama, serta menghargai dan mengormati saudara yang sedang berduka akibat kejadian yang menimpa di Stadion Kanjuruhan Malang, dengan ini, kualifikasi Piala Asia U-17 2023 resmi dilaksanakan tanpa penonton,” tulis PSSI di Twitter.

Kronologi Tragedi Kanjuruhan

Potret Tragedi Kerusuhan Stadion Kanjuruhan Malang yang Tewaskan 127 Orang
Suporter memasuki lapangan saat terjadi kerusuhan pada pertandingan sepak bola antara Arema Vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, 1 Oktober 2022. Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta dalam jumpa pers di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Minggu, mengatakan dari 127 orang yang meninggal dunia tersebut, dua di antaranya merupakan anggota Polri. (AP Photo/Yudha Prabowo)

Duel antara Singo Edan melawan Bajul Ijo pada Sabtu (1/10/2022) malam berakhir dengan kemenangan tipis 3–2 untuk keunggulan tim tamu. Pendukung Arema yang tak terima akan kekalahan timnya langsung menyerbu ke lapangan setelah wasit meniupkan peluit panjang.

Kerusuhan pun tak terelakkan. Petugas keamanan sempat mencoba menghalau serbuan suporter dengan menembakkan gas air. Akan tetapi, kondisi justru menjadi makin kacau.  Salah seorang suporter yang selamat dari kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Rezqi Wahyu, menceritakan detik-detik kejadian mencekam tersebut melalui Twitter.

Menurutnya, kerusuhan bermula dari satu orang Aremania di tribun selatan yang nekat masuk ke lapangan dan mendekati pemain Sergio Silva dan Adilson Maringa. Sang suporter mencoba memberikan motivasi dan kritik terhadap penggawa Arema.

Aksi ini lantas diikuti beberapa pendukung Singo Edan lain yang masuk ke lapangan guna meluapkan kekecewaannya. Jumlah suporter di lapangan kian banyak dari berbagai sisi stadion. Mereka pun mulai bertindak agresif dengan melemparkan benda-benda ke lapangan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya