Facebook Cs Dianggap Belum Efektif Lawan Hoaks dan Misinformasi soal Pemilu AS 2020

Jauh sebelum pemilu AS 2020, platform media sosial seperti Twitter, Facebook, hingga Youtube berjanji untuk menekan jumlah informasi yang salah terkait pemilu.

oleh Adyaksa Vidi diperbarui 06 Nov 2020, 20:00 WIB
Diterbitkan 06 Nov 2020, 20:00 WIB
Ilustrasi Facebook
Facebook (LOIC VENANCE / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Pemilu AS 2020 telah berlangsung pada 3 November 2020 lalu. Platform media sosial dianggap kurang efektif mengurangi penyebaran hoaks dan misinformasi terkait pemilu tersebut.

Jauh sebelum pemilu AS 2020, platform media sosial seperti Twitter, Facebook, hingga Youtube berjanji untuk menekan jumlah informasi yang salah terkait pemilu. Termasuk tuduhan yang tidak berdasar hingga klaim kemenangan yang terlalu dini.

Sejauh ini sejumlah platform media sosial menjalankan janjinya dengan baik. Mereka menandai sejumlah akun dan menurunkan video yang dianggap bermasalah termasuk cuitan dari Presiden AS, Donald Trump.

"Saya pikir yang dilakukan platform media sosial belum cukup. Apalagi untuk Facebook," ujar Shannon McGregor, asisten profesor jurnalistik dan media University of North Carolina dilansir AP.

"Mereka hanya memberikan label kecil ke postingan presiden misalnya, tetapi tidak politisi yang lain. Selain itu mereka seperti membiarkan klaim palsu menyebar sehingga banyak orang yang menerimanya begitu saja," ujarnya menambahkan.

 

Masalah Sama di Twitter

Twitter
Ilustrasi Twitter (Foto: Pixabay)

Hal senada juga disampaikan oleh Jennifer Grygiel, profesor di Syracuse University dan pakar media sosial.

"Twitter tidak benar-benar menjalankan kebijakannya. Saat sebuah Tweet sudah diunggah maka itu sudah menjadi milik umum dan dampaknya sangat besar jika didiamkan dalam beberapa waktu," ujar Grygiel.

"Seharusnya Twitter dapat memoderasi tokoh-tokoh terkemuka seperti Donald Trump, sehingga saat dia mengunggah sesuatu bisa diperiksa terlebih dahulu, apakah perlu dilabeli atau tidak tidak. Apalagi di masa genting seperti sekarang."

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya