BNPB Minta Masyarakat Mamuju Tidak Percaya Hoaks Terkait Gempa Sulbar

Pemerintah tidak pernah meminta masyarakat untuk keluar dari Mamuju setelah adanya gempa bumi.

oleh Cakrayuri Nuralam diperbarui 18 Jan 2021, 07:00 WIB
Diterbitkan 18 Jan 2021, 07:00 WIB
Rumah Warga Rusak Parah Dihantam Gempa Majene Sulbar
Pengemudi melewati bangunan yang diratakan oleh gempa bumi di Mamuju, Sulawesi Barat, Sabtu (16/1/2021). Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) masih mendata jumlah kerusakan dan korban akibat gempa bumi tersebut. (AP Photo/Yusuf Wahil)

Liputan6.com, Jakarta - Gempa magnitudo 6,2 menggoyang wilayah Pasaman, Sulawesi Barat, Jumat (15/1/2021) malam. Sejak saat itu, ada banyak informasi hingga video hoaks soal gempa yang terjadi di Sulbar.

Alhasil, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Doni Monardo meminta masyarakat Mamuju agar tidak terpengaruh dengan hoaks terkait gempa bumi yang mengguncang Sulawesi Barat.

"Jangan mudah percaya dengan informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan," kata Doni dalam pernyataan BNPB yang diterima di Jakarta, seperti dikutip dari Antara.

Pernyataan itu dia sampaikan ketika melakukan peninjauan lokasi terdampak gempa bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono dan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Dwikorita Karnawati di Mamuju, Sulbar, Minggu (17/1/2021.

Pernyataan Doni itu merujuk kepada informasi bohong atau hoaks yang menyebar bahwa pemerintah mengimbau untuk mengosongkan wilayah Mamuju karena akan ada gempa susulan.

Ditegaskan bahwa pemerintah tidak pernah meminta masyarakat untuk keluar dari Mamuju setelah adanya gempa bumi. Informasi yang dikeluarkan oleh BMKG adalah agar warga menjauhi bangunan yang roboh.

 

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Minta Warga Tenang

Karena itu, kata Doni, pemerintah meminta masyarakat menyikapi kabar itu dengan baik dan tetap tenang.

"Tidak pernah BMKG menyatakan hal seperti itu. Yang kami imbau adalah jauhilah bangunan-bangunan yang sudah runtuh," kata Kepala BMKG Dwikorita.

"Jauhilah lereng yang rawan longsor dan cukup jauh dari pantai," katanya, menambahkan.

Sebelumnya, BMKG merilis informasi mengenai potensi gempa susulan, yang dipastikan kekuatannya tidak akan sebesar gempar kedua atau mainshock yang terjadi pada Jumat (15/1) dini hari.

Karena itu Dwikorita meminta agar masyarakat tetap tenang, tapi waspada untuk mengantisipasi potensi gempa susulan itu.

"Perlu mewaspadai adanya gempa susulan, tetapi tidak akan sampai sebesar 8,2 magnitudo. Kurang lebih sebesar kemarin (Magnitudo 6,2), itu yang paling besar. Tetapi akan lebih banyak yang lebih rendah dari kemarin," kata Dwikorita. (Antara)

 

 

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya