Strategi Bawaslu Papua Tangkal Hoaks Pemilu 2024, Tingkatkan Literasi dan Gandeng Media Massa

Menurut Bawaslu Papua, hoaks sangat mungkin menyebar pada Pemilu 2024 karena masih rendahnya literasi digital yang membuat masyarakat mudah percaya terhadap informasi yang belum tentu benar.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 27 Apr 2023, 09:00 WIB
Diterbitkan 27 Apr 2023, 09:00 WIB
Ada Layar Hitung Mundur Pemilu di Gedung Bawaslu
Mobil melintasi layar hitung mundur Pemilu 2019 yang terpampang di Gedung Bawaslu, Jakarta, Kamis (21/2). Layar dipasang untuk mengajak masyarakat ikut serta dalam Pemilu 2019. (Merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Papua terus berupaya meningkatkan literasi kepemiluan dan menyiapkan strategi menangkal berita bohong (hoaks) jelang Pemilu 2024.

Anggota Bawaslu Papua, Anugrah Pata mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan langkah-langkah dalam upaya menangkal berita hoaks. Satu di antaranya sosialisasi untuk pencegahan.

"Kami gencar melakukan sosialisasi kepada pihak-pihak yang anggap sangat aktif dalam dunia digital yaitu pemilih pemula, pemuda, dan masyarakat aktif dalam media sosial, termasuk partai politik yang menjadi bagian dari kontestasi itu," kata Anugrah dilansir dari Antara, Rabu (26/4/2023).

Menurut Anugrah, hoaks sangat mungkin menyebar karena masih rendahnya literasi digital yang membuat masyarakat mudah percaya terhadap informasi yang belum tentu benar. 

"Untuk itu, salah satu hal yang menjadi perhatian Bawaslu dalam Pemilu 2024 adalah potensi maraknya berita bohong (hoaks)," ucap Anugrah.

Dia menjelaskan, sosialisasi yang diberikan berupa pemahaman akan aturan main pelaksanaan tahapan Pemilu, baik itu undang-undang, peraturan KPU, khususnya Produk Hukum Bawaslu berupa Perbawaslu, Putusan, dan rekomendasi.

"Hal ini sangat penting untuk memberikan edukasi terkait dasar hukum pelaksanaan tahapan dan edukasi terkait tata cara penanganan pelanggaran, sengketa, dan hasil dari kedua regulasi perbawaslu tersebut," jelas Anugrah.

Dia menambahkan, berita bohong atau hoaks sangat bersinggungan sekali dengan dimensi kontestasi dalam indeks kerawanan Pemilu pada 2024 yang sudah dirilis Bawaslu di Desember 2022, yang erat kaitannya dengan sub dimensi kampanye.

"Selain itu kami sudah menjalin kerjasama dengan platform media untuk menangkal berita bohong (hoaks), sehingga bisa membantu untuk menampilkan berita-berita Pemilu yang menyejukkan bukan buat panas hati," tambah Anugrah.

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya