Waspada Kejahatan yang Memanfaatkan Deepfake Mulai Incar Sektor Keuangan

Perusahaan yang menggunakan foto atau audio untuk memverifikasi identitas pelanggan, bersiap menghadapi pelaku kejahatan yang mempermainkan sistem AI generatif.

oleh Nabila Lutvia Tanjung diperbarui 08 Apr 2024, 09:04 WIB
Diterbitkan 06 Apr 2024, 09:15 WIB
Deepfake
Ilustrasi deepfake (Foto: Kaspersky)

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan yang menggunakan foto atau audio untuk memverifikasi identitas pelanggan, bersiap menghadapi pelaku kejahatan yang mempermainkan sistem AI generatif.

Kepala Informasi New York Life Bill Cassidy mengatakan, deepfake telah lama menimbulkan kekhawatiran di media sosial, pemilu dan sektor publik. Namun kini dengan kemajuan teknologi yang menjadikan suara dan gambar yang didukung kecerdasan buatan (AI), pelaku kejahatan mulai mengincar ke perusahaan jasa keuangan.

"Selalu ada panggilan palsu yang masuk. Namun kemampuan AI untuk meniru pola suara, sebenarnya dari seseorang yang memberikan instruksi kepada seseorang yang memiliki telepon untuk melakukan sesuatu. Risiko semacam ini adalah hal yang baru," ujarnya.

Bill Cassidy juga mengungkapkan, dalam banyak kasus, pertahanan terbaik terhadap AI generatif adalah dengan menggunakan AI generatif di sisi lainnya. Ia bekerja sama dengan Kelompok Modal Venture New York Life untuk mengidentifikasi perusahaan rintisan dan teknologi baru yang dirancang untuk memerangi deepfake.

Langkah Perusahaan Cegah Deepfake

Salah satu kekhawatiran adalah pelaku kejahatan dapat menggunakan audio yang dihasilkan AI, untuk mempermainkan perangkat lunak autentikasi suara, yang digunakan oleh perusahaan jasa keuangan untuk memverifikasi pelanggan dan memberi mereka akses ke akun mereka.

Chase Bank baru-baru ini tertipu oleh suara yang dihasilkan AI selama percobaan. Pihak bank mengatakan untuk menyelesaikan transaksi dan permintaan keuangan lainnya, nasabah harus memberikan informasi tambahan. Beberapa perusahaan mengatakan, mereka sedang berupaya untuk memasang lebih banyak pengaman, untuk bersiap menghadapi gelombang serangan generatif yang dipicu oleh AI.

Sementara itu Chief Officer Simmons Bank Alex Carriles mengatakan, Ia mengubah beberapa protokol verifikasi identitas, yang sebelumnya salah satu langkah dalam membuat rekening online dengan melihat nasabah menggunakan foto SIM, kini dapat dengan mudah direkayasa menggunakan AI. Ia bekerjasama dengan vendor keamanan IDScan.net untuk meningkatkan proses pengamannya.

 

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya