Pakar Sebut Anak Muda Paling Banyak Jadi Korban Penipuan Online

Pakar menyebut bahwa mayoritas anak muda menjadi korban penipuan online.

oleh Alifah Budihasanah diperbarui 23 Mei 2024, 16:00 WIB
Diterbitkan 23 Mei 2024, 16:00 WIB
literasi digital
Ilustrasi literasi digital (ilustrasi: AI)

Liputan6.com, Jakarta - Baru-baru ini, Klinik Digital kembali meluncurkan modul literasi digital yang bertajuk, “Fraud Using Online Marketplace” dan “Waspada Kejahatan Phishing Attack”. 

Buku ini merupakan karya para pegiat literasi digital yang juga menjadi anggota Siberkreasi, Kominfo dan Japelidi, yaitu Devie Rahmawati, Mila Viendyasari, Giri Lumakto, Rienzy Kholifatur, Wiratri Anindhita dan Rizki Ameliah.

Berbagai studi di negara Barat dari periode 2017 hingga 2024 mengungkap bahwa mayoritas anak muda menjadi korban penipuan online, bukan seperti asumsi yang beredar selama ini bahwa generasi senior yang banyak menjadi korban.

"Bujuk rayu berupa kata mudah dan cepat, menjadi kata kunci yang juga membuat banyak anak muda terjebak penipuan keuangan online. Inilah yang mendasari kenapa sepanjang 2023, tema penipuan yang kami pilih, untuk diterbitkan di tahun 2024 ini," tutur Founder Klinik Digital, Devie Rahmawati dikutip dari Antara.

Lebih lanjut, Devie menjelaskan faktor yang menyebabkan anak muda paling banyak menjadi korban penipuan online adalah karena mereka menjadi pengguna terbanyak di ruang digital. Umumnya, iming-iming yang kerap kali menjebak generasi muda berupa tawaran kerja, peluang menjadi influencer, gim daring, hingga terjebak dalam eksploitasi seksualitas. 

Dapat Diakses dalam Beragam Bahasa Daerah

Dalam kesempatan yang sama, Project Manager Klinik Digital, Mila Viendyasari menyampaikan bahwa Klinik Digital telah menerjemahkan modul-modul yang telah diterbitkan ke berbagai bahasa daerah, sedikitnya 10 bahasa, yakni Aceh, Minang, Palembang, Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Barat, Makassar, Papua. 

"Bersama Litnus, modul yang kami alih bahasakan ialah Penipuan Online. Seluruh modul ini dapat diakses gratis oleh masyarakat di website klinikdigital.org juga literasidigital.id," ujarnya.

Melalui upaya ini, Mila menegaskan Klinik Digital memastikan lebih banyak masyarakat yang dapat menjangkau pengetahuan. Selain itu, penerjemahan ke beragam bahasa daerah juga dimaksudkan sebagai bentuk kontribusi Klinik Digital dalam melestarikan bahasa daerah.

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya