Dasrath Manjhi, Kisah Pria yang Memindahkan Bukit di Desanya

Dengan kegigihannya, ia berhasil 'memindahkan' bukit di desanya

oleh Sulung Lahitani diperbarui 07 Nov 2015, 10:15 WIB
Diterbitkan 07 Nov 2015, 10:15 WIB
Dasrath Manjhi, Kisah Pria yang Memindahkan Bukit di Desanya
Dengan kegigihannya, ia berhasil 'memindahkan' bukit di desanya

Citizen6, Jakarta Dasrath Manjhi, 53 tahun yang lalu, ia mulai membuat jalan yang membelah bukit berbatu. Ia melakukannya sendirian, agar warga desa memiliki akses yang lebih mudah ke sekolah, pasar, dan desa tetangga.

"Bukit ini telah memberi kesulitan dan menjadi sumber masalah selama berabad-abad. Orang-orang telah berkali-kali meminta pemerintah untuk membuat jalan melewati bukit ini, tapi tak seorang pun yang memerhatikan. Jadi aku memutuskan melakukannya sendiri," ujarnya pada surat kabar India Manjhi Tehelka, delapan tahun lalu, sebelum ia akhirnya menyerah pada kanker yang merenggutnya.

Menurut penduduk setempat, dengan hanya bermodalkan pahat, palu, dan sekop, Manjhi berhasil membuat jalan sepanjang 360 kaki dan lebar 30 kaki. Jalan yang bisa dilalui sepeda dan sepeda motor.

Bukit di kawasan tersebut memang membuat warga desa Manjhi bak terisolasi. Memaksa orang-orang memutar berjam-jam hanya untuk mencapai pasar di balik bukit. Anak-anak harus berjalan 8 km untuk mencapai sekolah. Namun berkat jalan buatan Manjhi, jarak tersebut berkurang menjadi 3 km.

-

Namun bagaimana seorang pria tua seperti Manjhi memiliki kekuatan untuk melakukan pekerjaan yang begitu berat? Ternyata istrinyalah yang membuatnya melakukan hal tersebut.

"Istri saya terluka parah saat melintasi bukit untuk membawa air. Itulah hari saat aku memutuskan untuk membuat jalan ini."

Sayang, istrinya tak bisa melihat hasil kerjanya. Sebab tak lama setelah terjatuh di bukit tersebut, istrinya meninggal karena tak bisa dibawa tepat waktu ke rumah sakit. Kehilangan tragis itulah yang menjadi sumber kekuatan Manjhi.

Seperti kisah orang-orang berjasa lainnya, saat Manjhi memulai usahanya, banyak yang menertawakannya dan menyebutnya gila. Tapi seiring berjalannya waktu, beberapa orang mulai memberikan bantuan pada dirinya. Baik berupa alat-alat, makanan, maupun tenaga.

Hingga kini, jalan yang Manjhi masih bisa dinikmati banyak orang meski ia telah meninggal pada tahun 2007. Meski jasanya begitu besar, ia tak pernah mendapat pengakuan dari pemerintah India. (sul)

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya