Potret Mengerikan Padatnya Penumpang KRL di Bangladesh

Foto-foto berikut menunjukkan betapa sesak dan padatnya penumpang kereta api di Bangladesh

oleh Sulung Lahitani diperbarui 14 Mar 2017, 14:00 WIB
Diterbitkan 14 Mar 2017, 14:00 WIB
Potret Mengerikan Padatnya Penumpang KRL di Bangladesh
Foto-foto berikut menunjukkan betapa sesak dan padatnya penumpang kereta api di Bangladesh

Liputan6.com, Dhaka - Sebelum kereta rel listrik (krl) di Jabodetabek dan kereta jarak jauh senyaman sekarang, kamu pasti masih ingat betapa sumpek dan padatnya kereta-kereta tersebut dulunya. Pada tahun 2000-an, kereta di Indonesia menjadi salah satu sarana transportasi dengan penumpang yang selalu melampaui batas. Penumpang nekat naik ke atas atap gerbong yang tentunya membahayakan nyawa mereka. 

Bagaimanapun, masa-masa tersebut kini telah berlalu. Moda transportasi kereta di Indonesia kini lebih nyaman dan modern. Akan tetapi, di negara berkembang lainnya seperti India dan Bangladesh, pemandangan demikian masih bisa kamu saksikan.

Foto-foto mengejutkan menangkap momen sehari-hari krl di Bangladesh. Setiap harinya, ribuan pekerja memanjat dan bergelantungan di kereta yang telah penuh sesak dari kota Dhaka. Pria, wanita, dan anak-anak menantang maut memanjat ke atap kereta, mencari celah agar kereta bisa membawa mereka pergi dan pulang bekerja.

Pembuat film dokumenter, Yousuf Tushar, turut menghabiskan waktu sepanjang di stasiun kereta api Dhaka untuk merekam adegan mengerikan kereta yang penuh sesak itu. Menurut dia, pemandangan demikian dapat disaksikan di kereta pagi dan malam saat orang datang ke kota untuk bekerja atau saat pulang.

- 

"Mereka yang gagal mendapatkan tempat di dalam kereta, harus memberanikan diri naik ke atap atau bergelantungan di sisi kereta," ujar Yousuf seperti dilansir dari Dailymail, Selasa (13/03/2017).

Yousuf menjelaskan kalau untuk mendapatkan beberapa foto yang bagus, ia mesti ikut memanjat kereta dan bergabung bersama penumpang lainnya di kereta yang melaju. Setidaknya, 2.000 orang naik ke atap kereta setiap harinya. Para penumpang saling membantu untuk menaikkan diri mereka ke atas atap kereta.

- 

"Mereka yang duduk di atap, tidak mempunyai pegangan untuk keseimbangan. Jadi mereka kadang berpegangan satu sama lain agar tidak jatuh dari atas kereta," kata pria berusia 33 tahun itu.

Moda transportasi di Bangladesh memang sangat menyedihkan. Cara berisiko demikian ditempuh penumpang agar mereka bisa naik ke atas kereta. Tak peduli, nyawa taruhannya.

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya