Liputan6.com, Jakarta Siapa yang tidak mengenal Albert Einstein. Tokoh fenomenal ini berhasil memajukan pemikiran otak manusia. Melalui pemikirannya yang cerdas lah, dunia ilmu pengetahuan alam bisa berkembang pesat hingga seperti sekarang ini. Namun karena Einstein juga terlahir sebagai manusia, sosok Einstein tidak bisa terus ada untuk memajukan teknologi.
Baca Juga
Advertisement
Untungnya setelah Einstein wafat, muncul beberapa orang cerdas yang giat dan ingin terus memajukan perkembangan teknologi. Bahkan diantaranya digadang-gadang memiliki pemikiran yang setara dengan Albert Einstein. Salah satunya perempuan asal Amerika, Sabrina Gonzalez Pasterski (23).
Sabrina disebut-sebut memiliki kecerdasan yang setara dengan Albert Einstein dan Stephen Hawking. Dicap memiliki otak yang cerdas karena Sabrina berhasil membuat beberapa gebrakan di usia mudanya.
Menjadi Orang Termuda yang Menerbangkan Pesawat Buatan Sendiri
Pada usia 14 tahun, perempuan kelahiran Chicago itu telah membangun pesawat bermesin tunggal seorang diri. Namun, hal tersebut hanya merupakan pencapaian pertamanya. Ia pun menerbangkan pesawat buatannya melintasi Danau Michigan seluas 190 kilometer. Kala itu, Sabrina menjadi orang termuda yang menerbangkan pesawat buatannya sendiri.
Seluruh perjuangannya itu hanya membutuhkan dua tahun. Sabrina pun mendokumentasikan proses dan pengalamannya dan mengunggahnya ke situs berbagi video.
Pada 2010, ia lulus dari Illinois Mathematics and Science Academy dan melanjutkan pendidikannya ke salah satu univeristas paling bergengsi di dunia, Massachusetts Institute of Techonolgy (MIT).
Awalnya, Sabrina harus menunggu untuk diterima di MIT. Tapi begitu Profesor Allen Haggerty dann Earll Murman melihat videonya, mereka tak meragukan kemampuan lagi perempuan kelahiran 1993 itu.
"Kami kaget saat melihatnya. Potensinya di atas rata-rata," ujar Haggerty dilansir dari Femalista.
Tiga tahun waktu yang dibutuhkan Sabrina untuk menyelesaikan pendidikan di MIT. Sabrina pun mendapatkan nilai tertinggi di perguruan tinggi bergengsi tersebut.
Saat ini, di usianya yang berumur 23 tahun, ia sedang mengejar studi doktoratnya di Harvard University. Di sana, ia mendapat kebebasan ilmiah secara penuh dan sama sekali tak mendapatkan campur tangan dari tenaga pengajar.
Tak lagi fokus dalam membangun pesawat, saat ini Sabrina mengalihkan perhatiannya dalam fisika, sama dengan bidang yang ditekuni Albert Einstein dan Stephen Hawking.
Advertisement
Diakui Ilmuwan Besar Di Dunia
Sabrina mengaku bahwa ia ingin mempelajari quantum gravity atau gravitasi kuantum. Dengan mendalami bidang itu, ia berusaha untuk memahami hubungan antara gravitasi dengan konteks fisika kuantum.
Jika penelitannya sukses, penemuannya dalam bidang tersebut dapat mengubah secara luas bagaimana umat manusia memahami alam semesta.
Dalam wawancaranya dengan Marie Claire, ia berpesan untuk tetap optimistis.
"Optimis lah atas hal-hal yang kamu yakini kamu dapat melakukannya," ujar Sabrina.
"Ketika kamu masih kecil, kamu berkata banyak hal tentang apa cita-cita atau hal yang ingin kamu lakukan ketika beranjak dewasa. Aku rasa itu adalah hal penting untuk tak kehilangan mimpi semacam itu," lanjut dia.
Berkat kecerdasannya, Sabrina berhasil mendapatkan berbagai penghargaan akademis. Dia juga mendapat pengakuan dari kalangan ilmuwan besar di seluruh dunia.
Bahkan perusahaan seperti Blue Origin dan SpaceX sangat membutuhkan pemikiran Sabrina untuk membentuk masa depan dan melampaui ke perbatasan berikutnya. Tidak ketinggalan, Jeff Bezos selaku CEO Amazon bahkan ingin merekrutnya untuk bekerja dengannya.