Liputan6.com, Jakarta - Seorang kepala sekolah di Provinsi Hunan telah dipecat karena korupsi listrik sekolah. Tak main-main, ia melakukan hal tersebut untuk 'menambang' cryptocurrency. Tentu saja hal tersebut membuat tagihan listrik sekolah membengkak.
Baca Juga
Advertisement
Lei Hua, kepala sekolah menengah di Chenzhou awalnya menghabiskan lebih dari Rp 21 juta untuk peralatan yang akan ia gunakan untuk menambang cryptocurrency. Namun, Hua tidak menyadari bahwa biaya utilitas untuk hal tersebut amatlah tinggi.
Melansir dari Xinhua, alih-alih mengakhiri rencananya, ia justru menghubungkan semua peralatannya ke laboratorium elektronik sekolah menengahnya, menggunakan internet, dan listrik sekolah untuk terus menambang uang digital sepanjang waktu.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Selanjutnya
Penambangan mata uang digital tersebut menyebabkan kekurangan tenaga listrik dan masalah internet yang lambat di sekolah. Ini kemudian dikeluhkan oleh siswa dan guru. Seorang guru kemudian memberi tahu tentang naiknya tagihan listrik, tapi sang kepala sekolah malah menyalahkan pemanas yang membuat biaya listrik membengkak.
Ulah buruk Hua terungkap setelah banyak warga sekolah yang curiga dengan bunyi suara bising di ruangan kepala sekolah. Setelah ditemukan, komite disiplin sekolah pun memecat pria itu karena aksi korupsi yang ia lakukan.
Cryptocurrency seperti Bitcoin dan Ethereal menarik perhatian banyak orang di akhir 2017 setelah nilai Bitcoin melambung tinggi. Negara Tiongkok sendiri memang melarang mata uang digital dan telah menetapkan pedoman dan peraturan seputar teknologi keuangan.
Advertisement