Sebelum Menyebar di Afrika Selatan, Varian Covid-19 Omicron Ternyata Muncul di Eropa Lebih Dahulu

Bukti menunjukkan varian Covid-19 Omicron muncul terlebih dulu di Eropa sebelum menyebar di Afrika Selatan

oleh Sulung Lahitani diperbarui 01 Des 2021, 13:09 WIB
Diterbitkan 01 Des 2021, 13:09 WIB
Ilustrasi coronavirus, virus corona, koronavirus, Covid-19.
Ilustrasi coronavirus, virus corona, koronavirus, Covid-19. Kredit: Fernando Zhiminaicela via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta Otoritas kesehatan Belanda mengumumkan pada hari Selasa bahwa mereka menemukan varian baru Omicron dari Covid-19 dalam kasus-kasus yang berasal dari 11 hari sebelumnya. Ini menunjukkan bahwa Omicron sebenarnya sudah menyebar di Eropa barat sebelum kasus pertama diidentifikasi di Afrika selatan.

Lembaga kesehatan RIVM mengatakan menemukan Omicron dalam sampel yang berasal dari tanggal 19 dan 23 November. Temuan itu mendahului kasus positif yang ditemukan di antara penumpang yang datang dari Afrika Selatan Jumat lalu dan diuji di bandara Schiphol Amsterdam.

“Belum jelas apakah orang-orang yang bersangkutan [dalam kasus-kasus sebelumnya] juga pernah ke Afrika selatan,” kata RIVM, seraya menambahkan bahwa orang-orang tersebut telah diberitahu tentang infeksi Omicron mereka dan bahwa layanan kesehatan setempat telah memulai pelacakan kontak.

"Dalam periode mendatang, berbagai penelitian akan dilakukan terhadap distribusi varian Omicron di Belanda," kata lembaga itu seperti dilaporkan oleh CBSNews, seraya mencatat bahwa pihaknya juga akan memeriksa kembali lebih banyak sampel dari hasil tes Covid-19 sebelumnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

Hal yang sama terjadi di Belgia dan Jerman

Ilustrasi vaksin COVID-19 (Source: Pexels/Artem Podres)
Ilustrasi vaksin COVID-19 (Source: Pexels/Artem Podres)

Belgia dan Jerman juga mengatakan bahwa tes sampel mengonfirmasi keberadaan varian itu ada di negara-negara tersebut sebelum pejabat kesehatan Afrika Selatan memberi tahu dunia pada 24 November tentang keberadaan Omicron.

Ilmuwan Afrika Selatan telah dipuji karena pertama kali mendeteksi varian baru itu dan memperingatkan otoritas kesehatan global minggu lalu. Tetapi Omicron kini telah menyebar ke sekitar 20 negara lain.

Kekhawatiran pun meningkat akan penyakit ini bisa lebih mudah menular dari orang ke orang, dan bahwa setidaknya ada resistensi terhadap pengobatan dan vaksin saat ini. Hal tersebut berimbas pada banyaknya negara yang memberlakukan pembatasan perjalanan penumpang dari negara-negara Afrika selatan.

 

Larangan perjalanan yang membebani negara-negara Afrika

Strategi Jaga Jarak Aman di Dalam Pesawat ala Lion Air Group untuk Penerbangan Dikecualikan
Ilustrasi kabin pesawat. (dok. Kelly Lacy/Pexels)

Politisi dan ilmuwan Afrika Selatan mengatakan mereka merasa seolah-olah sedang dihukum. Padahal mereka lah yang menemukan varian itu dan memungkinkan negara lain untuk meresponsnya dengan cepat. Tetapi ini justru telah mengakibatkan larangan perjalanan yang sebagian besar menargetkan negara-negara Afrika.

Jepang dan Prancis mengonfirmasi kasus pertama mereka dari varian baru pada hari Selasa ketika negara-negara di seluruh dunia bergegas untuk menutup pintu perbatasan mereka. Di sisi lain, para ilmuwan berlomba untuk menguji obat yang ada untuk melawannya.

 

Masih perlu banyak penelitian

Ilustrasi Covid-19, virus corona
Ilustrasi Covid-19, virus corona. Kredit: Miroslava Chrienova via Pixabay

Masih belum jelas apakah jenis Omicron membuat orang sakit lebih parah daripada varian yang sudah terkenal, tetapi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan bahwa risiko global yang ditimbulkannya "sangat tinggi" berdasarkan bukti awal yang ada.

Kepala WHO Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan hal itu dapat menyebabkan lonjakan kasus di seluruh dunia dengan "konsekuensi yang parah."

 

Tanggapan para produsen vaksin

Gambar Ilustrasi Vaksin Virus Corona
Sumber: Freepik

CEO pembuat vaksin Moderna mengatakan bahwa vaksin yang ada mungkin secara signifikan kurang efektif terhadap Omicron.

"Semua ilmuwan yang saya ajak bicara seperti: Ini tidak terlihat baik." Demikian menurut laporan Financial Times.

Meski demikian, sebagian besar ilmuwan, termasuk yang mengembangkan vaksin Oxford/AstraZeneca, telah membuat penilaian. Namun karena kurangnya informasi yang jelas, butuh waktu setidaknya dua minggu lagi untuk menghasilkan data nyata dari eksperimen varian tersebut.

"Meskipun munculnya varian baru selama setahun terakhir, vaksin terus memberikan tingkat perlindungan yang sangat tinggi terhadap penyakit parah dan sejauh ini tidak ada bukti bahwa Omicron berbeda," kata AstraZeneca dalam sebuah pernyataan.

"Namun, kami memiliki alat dan proses yang diperlukan untuk pengembangan cepat vaksin COVID-19 yang diperbarui jika diperlukan."

Semua pembuat vaksin di negara-negara Barat telah mengatakan bahwa mereka sedang mengerjakan, atau siap mengerjakan, serta menyesuaikan formula mereka secara khusus untuk varian baru, jika memang perlu.

Infografis Omicron

Infografis Omicron Menyebar dari Afrika Selatan. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Omicron Menyebar dari Afrika Selatan. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya