Subvarian Omicron Baru Diperkirakan Tak Akan Menyebabkan Lonjakan Covid-19 Lainnya

Seorang ahli mengatakan tampaknya versi terbaru COVID-19 tidak akan menyebabkan lonjakan lain.

oleh Camelia diperbarui 23 Feb 2022, 17:34 WIB
Diterbitkan 23 Feb 2022, 10:01 WIB
Ilustrasi varian COVID-19, omicron
Ilustrasi varian COVID-19, omicron. (PHoto by brgfx on Freepik)

Liputan6.com, Jakarta - Karena kasus Omicron terus menurun di seluruh wilayah, departemen kesehatan di Distrik Virginia dan Maryland telah melaporkan kasus baru dari jenis penyakit subvarian Omicron. 

Namun, seorang ahli mengatakan tampaknya versi terbaru Covid-19 tidak akan menyebabkan lonjakan lain dalam kasus ini dilansir dari laman wtop news. Varian Omicron asli, yang membuat jumlah kasus melonjak selama musim dingin, dikenal juga sebagai BA.1 sementara subvarian barunya disebut BA.2.

“Saya pikir penting untuk dicatat bahwa sementara jumlah kasus BA.2 meningkat, mereka tidak meningkat mendekati peningkatan kasus BA.1,” kata Dr. Andy Pekosz, profesor dan ahli virus di Johns Hopkins' Sekolah Kesehatan Masyarakat Bloomberg. 

Dia mengatakan bahwa pengamatan awal menunjukkan bahwa edisi terbaru virus mungkin tidak seefisien dalam hal penyebarannya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Booster Memberi Perlindungan

Kabar Baik! Sinopharm Resmi Jadi Vaksin Booster ke-6 Indonesia, Ini Efek Sampingnya
BPOM izinkan Sinopharm sebagai vaksin booster Covid-19. (pexels/maksim goncharenok).

Beberapa penelitian terbaru juga menunjukkan bahwa booster ketiga dapat memberikan perlindungan untuk waktu yang sangat lama yang mencakup beberapa varian, kata Pekosz.

“Saya pikir kekebalan dari suntikan booster, terutama yang berjarak 5 hingga 6 bulan setelah vaksinasi awal Anda, tampaknya menjadi dorongan yang sangat kuat yang memberi Anda tidak hanya perlindungan dalam jumlah tinggi tetapi juga perlindungan yang luas,” kata Pekosz.


Hal yang perlu diwaspadai

Vaksinasi booster di Surabaya mulai sasar warga umum. (Dian Kurniawan/Liputan6.com)
Vaksinasi booster di Surabaya mulai sasar warga umum. (Dian Kurniawan/Liputan6.com)

Pekosz mengatakan yang perlu diwaspadai adalah berapa banyak orang yang divaksinasi atau booster memiliki kasus varian Omicron yang parah dan berakhir di rumah sakit.

“Selama kita terlindungi dari penyakit parah, kita mungkin tidak memerlukan booster keempat setidaknya untuk jangka pendek,” kata Pekosz.


Kekebalan Alami

FOTO: Program Vaksinasi Booster COVID-19 Sasar Kelompok Rentan
Tenaga kesehatan menyiapkan vaksin COVID-19 untuk disuntikkan kepada warga saat pelaksanaan vaksinasi booster COVID-19 di Puskesmas Cilandak, Jakarta, Rabu (12/1/2022). Pemerintah mulai program vaksinasi booster COVID-19 gratis untuk masyarakat umum usia 18 tahun ke atas. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Studi berlanjut tentang berapa banyak kekebalan alami yang mungkin didapat seseorang dari tertular dan pulih dari Covid-19, tetapi dia mengatakan orang yang telah tertular virus Corona dan telah diimunisasi memiliki perlindungan yang kuat.

“Kekebalan terbaik yang kita lihat saat ini adalah individu yang divaksinasi, kemudian terinfeksi,” katanya.


Infografis 6 Cara Efektif Hadapi Potensi Penularan Covid-19 Varian Omicron. (Liputan6.com/Abdillah)

Infografis 6 Cara Efektif Hadapi Potensi Penularan Covid-19 Varian Omicron. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 6 Cara Efektif Hadapi Potensi Penularan Covid-19 Varian Omicron. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya