Liputan6.com, Jakarta - Jeffrey Dahmer merupakan pembunuh berantai Amerika yang kisah hidup dan kekejiannya menghabiskan korban diangkat menjadi beberapa serial dan film. Terbaru yakni diangkat menjadi serial Netflix yaitu, Dahmer - Monster: The Jeffrey Dahmer Story.
Jeffrey Dahmer, yang juga dikenal sebagai Kanibal Milwaukee atau Monster Milwaukee, diyakinkan telah membunuh setidaknya tujuh belas pria antara tahun 1978 dan 1991.
Julukan itu diambil dari tempat kelahiran Dahmer, yakni Milwaukee. Ia lahir pada 21 Mei 1960 dari pasangan Lionel dan Joyce Dahmer. Lionel merupakan ahli penelitian kimia, sementara Joyce adalah pelatih mesin teletype.
Advertisement
Orang tua Dahmer mengklaim bahwa dia memiliki masa kanak-kanak yang relatif normal, tetapi mulai menunjukkan tanda-tanda awal tekanan mental setelah menjadi terpesona dengan hewan mati. Pada Juli 1978, orang tuanya secara resmi bercerai tak lama setelah Dahmer lulus dari sekolah menengah. Dahmer mulai lebih menyendiri selama akhir masa remajanya, dan dipandang sebagai orang buangan sosial di komunitasnya.
Mengutip Biography, Jumat (14/10/2022), Dahmer mengaku minat atas nekrofilia serta hasrat membunuh muncul saat ia berusia 14 tahun. Nekrofilia merupakan kelainan berupa ketertarikan secara seksual untuk menyetubuhi mayat.
Cara Dahmer merayu para pria muda dengan sikapnya yang lembut, dan melakukan tindakan nekrofilia dan kanibalisme pada para korban yang dia pancing menuju kematian mereka.
Kasus Dahmer terkenal karena pihak berwenang sama sekali mengabaikan bukti; beberapa petugas polisi dipecat setelah terungkap bahwa Dahmer telah diizinkan untuk menahan seorang remaja laki-laki di rumahnya setelah dia mengklaim bahwa mereka sedang menjalin hubungan.
Dahmer dijatuhi hukuman 15 hukuman seumur hidup berturut-turut pada 1992.
Terlepas dari kenyataan bahwa Dahmer didiagnosis dengan gangguan kepribadian borderline, gangguan kepribadian skizotipal, dan gangguan psikotik, pengadilan Milwaukee memutuskan bahwa dia waras secara hukum.
Korban Pertama Jeffrey Dahmer
Pembunuhan pertama Dahmer terjadi pada 1978 di Ohio. Korban pertama Dahmer adalah laki-laki 18 tahun yang ia bawa ke rumah orang tuanya di Ohio.
Laki-laki itu dicekik dan dipukul dengan barbel sebelum dimutilasi dan dimasukkan ke kantong sampah.
"Saya selalu tahu itu salah. Pembunuhan pertama tidak direncanakan," kata Dahmer kepada Inside Edition pada 1993.
"Saat itu saya baru kembali dari pusat perbelanjaan dan berfantasi mengambil penumpang dan membawanya ke rumah untuk mendominasi dan memegang kendali penuh atas dirinya," ungkap Dahmer.
"Tak ada satu pun, tidak ada yang tahu kejadian itu lebih dari satu dekade," kata Dahmer mengenai pembunuhan pertamanya.
Setelah itu, Dahmer tidak membunuh selama bertahun-tahun.
Dalam periode itu, ia keluar dari Ohio State University dan masuk militer pada akhir Desember 1978 atas paksaan sang ayah.
Advertisement
Kembali Tinggal Bersama Keluarga
Dahmer kemudian ditempatkan di Jerman. Ia juga hanya bergabung dalam militer dalam waktu singkat karena diberhentikan karena masalah minum alkohol berlebihan.
Selama sembilan tahun tak membunuh, Dahmer mengaku tak punya kesempatan untuk melakukan kejahatan itu.
Setelah keluar dari militer, Dahmer kembali ke Ohio bersama orang tuanya pada September 1981.
Ia sempat ditangkap karena mabuk-mabukan dan melakukan kekacauan yang membuatnya didenda dan dihukum penjara. Namun hukuman itu ditangguhkan.
Dahmer kemudian dikirim ke rumah neneknya di Milwaukee, Wisconsin.
Orang tua Dahmer berharap sang nenek dapat mengubah kebiasaan minum-minum alkohol anak mereka.
Justru, permasalahan makin menjadi setelah ia di sana. Dahmer pernah ditangkap dan didenda karena pamer aurat di Wisconsin State Fair Park pada 1982.
Ia ditangkap lagi pada Agustus 1986 karena masturbasi di depan umum. Dahmer pun dihukum satu tahun percobaan dan konseling.
Hingga setahun kemudian, sang 'monster' bangkit kembali.
Akhir Jeffrey Dahmer
Aksi pembunuhan oleh Dahmer pun terhenti ketika ia hendak melakukan modus serupa kepada Tracey Edwards. Edwards yang berusia 32 tahun sepakat menemani Dahmer di apartemen.
Namun, ketika masuk apartemen, Edwards mencium bau tak sedap dan tumpukan kotak hydrochloric acid.
Dahmer yang melihat kecurigaan Edwards langsung berusaha memborgol pria itu untuk diambil foto telanjangnya.
Edwards lalu meninju wajah Dahmer dan melarikan diri dan bertemu mobil polisi. Polisi kemudian menyambangi dan memeriksa apartemen Dahmer dan menemukan banyak foto Polaroid bergambar mayat.
Saat penggeledahan, polisi menemukan empat kepala di rak paling bawah, kemudian empat kepala di dapur, dua hati manusia di lemari es, tujuh tengkorak di kamar tidur, dan tubuh manusia di lemari es.
Tak hanya itu, mereka juga menemukan organ seksual yang diawetkan, dua kerangka utuh, potongan tangan, dan tiga batang tubuh lainnya terendam asam.
Dalam pemeriksaan, Dahmer mengaku penjara adalah tempat terbaik untuk dirinya.
Dia mengaku akan kembali ke cara hidup yang sama dan melakukan hal yang sama apabila dibebaskan dari penjara.
Pada Februari 1992, ia dijatuhi 15 hukuman seumur hidup berturut-turut.
Hukuman ke-16 dijatuhkan pada Mei 1992 terkait pembunuhan pada 1978.
Namun, Dahmer hanya berada di penjara dua tahun hingga akhirnya dibunuh oleh sesama narapidana di penjara Wisconsin pada 1994.
Advertisement