Gurun Sahara yang Terik, Ternyata Dulunya Lautan yang Luas

Saat menggambarkan lahan kering, Gurun Sahara seringkali menjadi contoh pertama yang muncul dalam pikiran. Keberadaannya yang terkenal membawa sejumlah misteri yang akan dijelaskan lebih lanjut dalam artikel ini.

oleh Azzahra Ilka Aulia diperbarui 13 Mar 2024, 23:28 WIB
Diterbitkan 13 Mar 2024, 23:06 WIB
Gurun Sahara yang Terik, Ternyata Dulunya Lautan yang Luas
Ilustrasi Gurun Sahara (Sumber: Jakub David/Unsplash.com)

Liputan6.com, Jakarta Gurun Sahara merupakan salah satu dari gurun terpanas dan terluas kedua di dunia yang terletak di wilayah sepuluh negara di benua Afrika. Wilayah Gurun Sahara memiliki luas yang mencapai lebih dari 3.600.000 mil persegi.

Namun, sedikit yang menyadari bahwa di masa lalu, Sahara tidak selalu berupa gurun pasir seperti yang kita kenal sekarang, tetapi dahulu merupakan sebuah lautan yang luas.

Informasi mengenai masa lalu Gurun Sahara sebagai lautan akan dijelaskan pada artikel mendatang yang dikutip dari A-Z Animals pada Rabu (13/03).

Apakah Sahara Dulunya adalah Lautan?

Ilustrasi gurun Dubai (pixabay)
Ilustrasi gurun (pixabay)

Dari sudut pandang teknis, Sahara tidak tergolong sebagai bagian dari samudra. Namun, wilayah tersebut dapat dianggap sebagai lautan.

Para pakar memperkirakan bahwa kedalaman lautan itu mencapai 164 kaki. Daerah ini juga mencakup sekitar 1.158 mil persegi dari padang pasir yang ada saat ini.

Laut yang dulu menutupi Sahara dikenal sebagai Laut Trans-Sahara. Laut ini telah ada sejak 50 hingga 100 juta tahun yang lalu ketika permukaan air laut masih tinggi.

Bagian gurun yang masih ada, terutama di sekitar Mali, memiliki kemiripan dengan padang rumput, terutama sabana. Meskipun bukanlah oasis tropis, daerah gurun ini memiliki akses air yang lebih melimpah dibandingkan dengan kondisi saat ini di sana.   

Mengapa Sekarang Sahara Sangat Kering?

Ilustrasi gurun pasir
Ilustrasi gurun pasir. (Gambar oleh Jörg Peter dari Pixabay)

Bagaimana bisa terjadi transformasi dari padang rumput atau sabana menjadi gurun di Sahara? Meskipun terdengar tidak biasa, peristiwa ini adalah siklus alami yang terjadi secara berkala.

Sekitar setiap 20.000 tahun sekali, Sahara mengalami perubahan dari gurun menjadi sabana yang hijau dan berumput. Perubahan ini terjadi secara alami sebagai akibat dari perubahan orientasi bumi dalam mengorbit matahari.

Namun, mengapa perubahan ini terjadi begitu tiba-tiba? Tidak ada jawaban pasti untuk pertanyaan ini.

Para ilmuwan menyadari bahwa antara 4.500 hingga 8.000 tahun yang lalu, Sahara mengalami transformasi yang cepat dari wilayah yang subur dan berair menjadi padang pasir yang kering dan panas.

Dapat disimpulkan bahwa baik manusia maupun hewan ternak yang mereka pelihara memiliki dampak yang signifikan. Data dari lapisan sedimen dan serbuk sari menunjukkan bahwa setiap kali manusia membawa ternaknya untuk merumput di Sahara, terjadi perubahan signifikan pada tanah.

Meskipun transformasi dari wilayah berumput menjadi gurun terjadi dengan cepat, peristiwa ini masih merupakan bagian dari siklus alami. Semakin banyaknya debu yang terakumulasi, semakin cepat pula prosesnya hingga akhirnya semua berubah dengan cepat.   

Bagaimana Para Ilmuwan Bisa Tahu?

Salah satu alasan mendasar yang membuat para pakar menyimpulkan bahwa Sahara pernah terendam air adalah karena adanya bukti fosil.

Sebagai contoh, dalam sebuah ekspedisi ke wilayah Sahara, jejak-jejak fosil dari beberapa spesies ikan lele serta ular laut terbesar yang pernah ada ditemukan.

Penemuan ini menimbulkan dugaan bahwa Sahara mengalami perubahan geografis yang mengubahnya menjadi sebuah lautan, yang pada gilirannya memungkinan perkembangan spesies-spesies raksasa.

Tidak hanya ikan lele dan ular laut, keberadaan makhluk-makhluk lain juga tercatat ditemukan di daerah tersebut, termasuk buaya moncong panjang, bakau, dan bahkan beberapa mamalia.   

Apakah Gurun Sahara Pernah Hijau?

Di masa lalu, Gurun Sahara memiliki keadaan yang basah dan subur, fakta ini dapat menjadi kunci untuk memahami bagaimana manusia menyebar ke berbagai penjuru dunia.

 

 

Apakah Gurun Sahara Pernah Hujan?

Belum ada catatan tertulis yang menunjukkan bahwa Gurun Sahara pernah mengalami salju sebelum tahun 1979. Ini menunjukkan bahwa perubahan iklim dapat menghasilkan fenomena cuaca yang tidak pernah diperkirakan sebelumnya di suatu daerah.

 

Gurun Sahara Apakah ada Kehidupan?

Meskipun cuacanya cenderung kering dan tidak bersahabat, wilayah Sahara memiliki keberagaman kehidupan yang cukup signifikan. Ini mencakup berbagai spesies mamalia dan flora. Di samping itu, Sahara sering menjadi destinasi wisata yang diminati oleh banyak orang.

 

Kenapa Gurun Sahara Terbentuk?

Gurun Sahara terbentuk akibat pola cuaca, bukan akibat topografi pegunungan. Daerah Sahara didominasi oleh iklim semi permanen sub-tropis dengan tekanan udara yang tinggi. Kondisi tekanan udara yang tinggi umumnya mencirikan cuaca yang kering dan stabil.

 

Mengapa Gurun Sahara Sangat Dingin di Malam Hari?

Temperatur di padang pasir akan merosot secara signifikan ketika matahari terbenam karena tidak ada gumpalan awan yang dapat menahan panasnya, membuat suhu padang pasir menjadi dingin saat malam hari. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya